Kali ini Everest, Zidan, Leon, Diaz, dan Ghifar serta beberapa Anggota Sachveer yang bersekolah di SMA Langit memasuki gerbang dengan sangat berbeda.
Mereka berkonvoi dengan motor sport Masing-masing. Deru motor mereka seolah menjadi pemanggil perhatian banyak orang. Dengan memakai jaket berlogo Sachveer mereka masuk SMA Langit menunjukkan bahwa mereka adalah sama, Veers.
Jaket merekalah yang menjadi pusat perhatian— mereka seolah membawa nama Sachveer ke rana sekolah. Bukan hanya membawa Sachveer, mereka juga tentu membawa konsekuensi besar yang harus dihadapi entah itu akan terjadi atau tidak.
"Gue takut di DO kalo tau ada bentuk club motor di sekolah," ujar Diaz kala mereka sudah memarkirkan motor mereka di tempat yang berdekatan.
"Tenang, Sachveer gak akan buat rusuh," ujar Everest saat turun dari motor.
"Kalo gak bikin masalah, kenapa harus takut?" ujar Leon sambil membanggakan jaketnya.
"Kalo kita ada masalah biasanya bokap lo yang turun tangan, Rest. Tapi apa kali ini dia di pihak kita?" Diaz tidak yakin.
Everest tersenyum. "Mereka gak akan berani untuk nyentuh kita, ada gue,"
"Kalo ada yang sengaja mancing buat ribut? Kita pasti yang salah. Dan ujungnya Sachveer yang akan kena,"
"Emang ada yang berani?" Ghifar menanggapi Diaz.
"Kalo bokap lo tau?" Zidan kali ini yang bersuara.
"Dan, itu urusan gue," Everest menjelaskan Zidan entah sudah yang keberapa kalinya.
🦋🦋
Anggota Sachveer melewati kelas Zaki dan menemukan Zaki yang sudah sekolah seperti biasa.
Mereka berjalan tentu dengan banyak pasang mata yang mencuri pandang.
"Zaki masuk sekolah?" Leon bertanya pada Everest dengan heran.
"Enggak ngurus," Everest mengacuhkannya.
"Kalo dia ngadu, abis dia sama gue," ujar Leon menggertak.
"Dia harus tau. Supaya dia paham bahwa kehadirannya di hidup gue, enggak berdampak apa-apa," Everest menatap semua teman-temannya tanpa raut takut sedikitpun. "Biarin dia mau lakuin apapun,"
🦋🦋
Zaki melihat Everest dan banyak rombongan cowok itu melewati kelasnya. Mereka tampak berbeda dari yang sering Zaki lihat— jaket hitam bertuliskan Sachveer menjadi jawaban atas keheranan Zaki.
Zaki bukan orang bodoh yang tidak mengerti arti jaket itu— club motor.
Zaki tersenyum miring, itu artinya Everest meminta Zaki untuk membisukan Everest atas semua keberontakan yang dilakukannya selama ini.
Everestlah yang memberi Zaki peluang besar.
🦋🦋
Embun berjalan sendirian ingin menuju kelasnya, namun kedatangan Zaki merusak pagi Embun hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEREST
Teen Fiction"Kalo lo gak mau nurutin apa yang gue mau, Bokap lo pengangguran selamanya dan Kakak lo jadi narapidana!" Embun Anahita tidak menyangka jika Everest akan memanfaatkannya demi menyakiti hati Zaki, pacar Embun yang juga adik tiri Everest. Hidupnya yan...