27. - Pengakuan

15K 829 74
                                    

"Rest, gue mau jajan Rest," ujar Embun merengek.

Sekarang mereka sudah di luar taman dan berada di parkiran.

"Jajan apa?" tanya Everest heran.

"Ituuuu," tunjuk Embun pada gerobak mini cilok.

Di pinggiran luar taman ini banyak terdapat penjual kaki lima. Berjualan untuk berjuang hidup di hari selanjutnya.

"Ih!" Everest langsung kejijikan melihat apa yang ditunjuk Embun.

"Loh, kenapa?" Embun terkejut.

"Liat muka yang jual aja gue mual," jijiknya. "Dideket sini ada restoran, disitu aja!"

"Ah gak mau. Gue minta uang, ceban aja, Rest. Gue gak bawa uang," rengek Embun lagi.

"Lo—— ngidam ya?" tanya Everest mendelisik.

Embun memelototi Everest, ia langsung memukul cowok itu. "Kurang ajar! Asal aja kalo ngomong! Amit-amit!"

Everest tertawa kencang melihat mimik muka gadis itu, dari rengekan manja berubah seketika menjadi kekesalan murka. "Kali aja kan kita gak sadar?" bualnya lagi.

"Ih! Mulut lo, Rest!" kesal Embun.

"Bercanda. Sakit! Lo mukul gue mulu. Ketawa mukul, marah mukul, kesel lo juga mukul!" oceh Everest.

"Lo sih! Ceban doang, pelit!"

"Jangankan sepuluh ribu seratus juta pun gue kasih." Everest menarik nafasnya. "Tapi lo liat yang jual, Bun, itu gak higienis,"

"Gue sering beli yang kayak gitu. Gue tetep hidup!" kekeuh Embun.

"Gak, makan di restoran aja!" paksa Everest.

Embun menarik nafasnya. "Yaudah gue mau seratus juta aja." ujarnya marah.

Everest tertawa. "Yaudah gue kasih," ujarnya hendak mengeluarkan handphone.

Embun menahan tangan Everest. "Reeeesttt," rengek gadis itu lagi.

"Satu aja." ujar Everest lalu mengeluarkan debit card miliknya. "Ini,"

Embun menghela nafasnya lagi-lagi. "Mana bisa bayar pakek itu!" kesal Embun. Marah dan lelah.

"Lah gue punyanya ini," jawab Everest bingung.

"Bohong!" ujar Embun marah lalu langsung duduk jongkok.

"Bun jangan gitu, bangsat!" ujar Everest malu. "Gue kayak bawa anak TK lima tahun," omelnya.

"Lo mau apa? Jangan begitu, berdiri gak lo?! Malu gue, sialan!" oceh Everest.

"Gue mau duit sepuluh ribu, gue mu cilok Rest, entar keburu habis," jawab Embun cemberut.

"Gue gak ada, gak bawa cash gue!" balas Everest dengan kesal.

Embun malah duduk di atas tanah kotor sekarang.

"Shit! Ngelunjak parah lo, Bun!" marah Everest. "Orang yang jual-jual itu ngeliatin lo. Lo gak malu apa?"

"Gak!" jawabnya merajuk.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang