09. - Tersentuh dan New Facts

17.5K 808 30
                                    

Everest hendak pergi namun Embun mengejar Everest sambil berlari, ia memeluk Everest dari belakang. "Rest, jangan. Gue minta maaf. Gue cuma kasian sama Zaki. Please Rest, maaf," pinta Embun sambil terisak.

Everest melepaskan pelukan Embun, rasa tidak tega hinggap di hatinya. Cowok itu membalikkan badannya menatap Embun yang sudah banjir air mata. "Tapi lo udah buat dia bahagia dan gue gak suka itu!" ujar Everest penuh penekanan.

"Gue berani sumpah! Dia gak tau gue nganter dan nungguin dia dirumah sakit," ujar Embun masih berusaha membujuk cowok itu.

"Jawab gue jujur." ujar Everest yang langsung dijawab anggukan oleh Embun. "Dia tau kalo lo nonton dia balap?"

Embun terdiam beberapa saat, gadis itu tidak bisa langsung menjawab. "Dia... liat gue, tapi cuma sekilas," jawab Embun pelan.

Everest tertawa marah. "Itu sama aja! SAMA AJA!" bentaknya.

Embun memejamkan mata kala suara Everest kembali meninggi. Gadis itu kembali terisak. "Gue bis— bisa, bisa ... bilang— "

"Bilang apa? Hah?!" potong Everest langsung, menyegak Embun. "Ah, udahlah!" ujar Everest kesal hendak pergi.

Embun mencegah Everest lagi. Gadis itu melakukan hal yang sama seperti tadi, menahan lengan cowok itu. "Gue... gue bakal bilang kalo gue cuma ikut Pelangi. Gue juga bakal bilang sama Zaki kalo gue gak peduli saat dia kecelakaan,"

"Temennya pasti bakal ngomong sama Zaki kalo lo yang nemenin dia Embun! Lo tuh juara kelas tapi bodoh! Temen balap Zaki itu banyak! Lo pikir bisa bodoh-bodihin gue?!" ujar Everest jengah.

"Gue janji bakal bilang hal yang nyakitin hati Zaki, Rest. Gue janji. Please!"

Everest hanya diam.

"Semuanya bakal gue lakuin, supaya dia sakit hati." janji Embun lagi semata-mata hanya agar Everest tenang.

"Serius?" Everest mulai tertarik.

interesting offers and ideas.

"Iya. Serius." ujar Embun sambil mengangguk semangat.

"Awas kalo lo bohong!" peringat cowok itu dan Embun langsung mengagguk lega.

"Sekarang lo pulang sama gue! Gak ada Zaki-Zaki lagi." suruh Everest sambil menarik lengan Embun.

"Gue tadi bilang mau nginep Rest, nginep dirumah temen. Anter gue ke rumah Cahaya ya?" ujar Embun sangat hati-hati.

"Bahkan lo mau nginep?" sindir Everest dengan senyum miringnya. "Satu kesalahan lagi. Bokap lo pengangguran dan kakak lo jadi narapidana!" peringat cowok itu.

🦋🦋

"Gue pulang," ujar Everest lalu langsung menghidupkan mesin motornya.

"Rest, tunggu," panggil Embun gelisah.

"Kenapa lo?" jawab Everest.

"Gue mau pinjem handphone lo, boleh gak? Soalnya gue gak enak ket—"

"Ini. Gue gak pulang bisa-bisa denger alasan lo," potong Everest ketus sambil memberikan handphone-nya.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang