33. - Meminta Damai

12.9K 693 82
                                    

Flashback on

"Everest bikin club motor," Zaki saat ini sedang menelphone Abas.

"Club motor? Ya tuhan, anak itu," Abas tampak frustasi dari suaranya.

"Gak maksud apa-apa. Cuma takut Everest akan terjebak ke pergaulan yang lebih salah," Zaki bukan ingin mengompori, cowok itu justru peduli.

"Everest mendirikan sebuah geng motor jalanan, 'kan? Seperti itu?"

"Ya. Dia ketuanya,"

"Oh Lord," Abas sangat pusing, ia baru beberapa hari kembali ke Aussie dan mendengar kabar meresahkan ini.

"Polisi? Skandal? Bagaimana kalo sampai Everest tersandung masalah?" Abas rungsing.

"Aku cuma mau kabarin itu. Papa tau yang terbaik untuk Everest, 'kan? Terserah,"

Flashback off

🦋🦋

Sehabis dari mengantar Embun pulang, Everest langsung mendatangi rumah Zaki dan Sarah dengan tergesa dan frustasi karena marah.

"BUKA GERBANGNYA!!!" teriak Everest kepada satpam rumah.

Tidak ada sahutan dan itu membuat Everest sangat geram. "TULI LO SEMUA?! GUE BILANG BUKA GERBANGNYA!!!" cowok itu mulai kehilangan kendali.

Salah satu satpam keluar dari Pos. Dia membuka pagar untuk menemui Everest. "Maaf, Den. Tidak ada orang di rumah,"

Everest langsung turun dari motor dan mendekati sang satpam. Cowok itu membenarkan jaketnya lalu menarik kerah seragam satpam itu. "Jangan bohongi gue!" desis Everest mendelik tajam.

"Sumpah Den. Cuma ada pembantu. Jika mau memeriksa silahkan,"

"Anjing!" umpat Everest. "Kemana mereka?"

"Saya tidak tau, Den," jawab satpam itu jujur.

"Jangan bohong!" bentak Everest.

"Sumpah, Den,"

Everest menendang pot bunga di sampingnya. "Damn!! Bangsat!! Bajingan!!"

🦋🦋

Morning At Langit International High School ( SMA Langit Bertaraf International )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Morning At Langit International High School ( SMA Langit Bertaraf International )

Embun turun dari motor Everest. "Thank you, ya," ucap cewek itu pada kekasihnya.

"Lo pikir gue ojek?" Everest justru kesal menerima ucapan terima kasih itu.

"Gue bilang makasih apa salahnya?" heran Embun.

"Lo kalo ngasih makasih sama ojek. Gue yang nganter ya karena lo pacar gue. Ngapain bilang makasih?"

"Yaudah, gue batal kasih makasihnya," balas Embun mengalah.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang