mulmed is Everest pov: you bother me? I killed you.
~•~
Seusai upacara Embun hanya diam duduk di bangkunya, memikirkan masalahnya dengan Everest.
"Kenapa lo?" tanya Pelangi heran melihat Embun terus diam disebelahnya.
"Gak papa, kurang tidur gue, ngantuk," bohong Embun.
"Tidur aja, entar gue bangunin kalo gurunya masuk,"
"Enggak deh, bikin tambah pusing entar, entar lagi bu Widya pasti masuk," bohongnya lagi.
🦋🦋
Embun tipe murid rajin yang tidak mau mengedipkan mata sekalipun saat guru sedang mengajar pelajaran Matematika, sama seperti sekarang.
Namun fokus Embun harus terpecah saat handphone-nya bergetar terus-menerus. Embun hendak tidak menghiraukannya, namun hal itu terus memecah konsentrasi Embun.
"Bun, ada yang spam lo anjir," ujar Pelangi terganggu, karena getaran handphone Embun.
"Iya bentar gue liat dulu," ujar pelangi cemberut.
Gadis itu langsung mengambil handphonenya di laci meja.
Everest
• Woi
• Kesini
• Taman
• Mumpung sepi
• Gue mau ngomong
• Lo ngacangin gue
• Woi
• Woi
• Woi
• Buruan
• Sini
• Ah, lama!
• !!!
• Kesini
• Buruan
• Woi
• !!
• !!
• !!Embun menggelengkan kepalanya, cowok ini benar-benar pengganggu. Embun hanya membaca pesan itu, membiarkannya.
Everest melihat pesannya hanya diabaikan oleh Embun, membuat cowok disebrang sana menggeram marah. Everest lalu berjalan mencari kelas Embun.
Everest mencegat dua siswi yang nampaknya habis dari toilet. "Lo tau kelas Embun? Si juara 1 itu, mantan Zaki." tanya Everest langsung pada keduanya.
"Oh, tau. Kelasnya sebelahan sama kita, Embun XII IPA 2 kalo kita XII IPA 3—" jawab salah satu siswi tampak mencari perhatian.
"Gue nanya kelas Embun doang by the way, gak ada nanya kelas lo!" ujar Everest menohok lalu langsung pergi menuju Kelas Embun.
"Jadi jika berbentuk konstanta maka—" kalimat guru itu terhenti kala ketukan pintu kelas terdengar.
Bu Widya menoleh kepada sang pelaku, Everest. "Bu, saya mau manggil Embun." ujar Everest—paham maksud tatapan Bu Widya.
Embun yang dari tadi pura-pura tidak tau langsung menghela napas, ia mendongakkan kepalanya yang sedari tadi merunduk. "Iya, kenapa?"
"Kenapa?" bisik Pelangi ingun tau. Embun hanya menaikkan bahunya tanda 'tidak tahu'.
"Ada apa Everest?" tanya Bu Widya kemudian.
"Saya mau manggil Embun, Bu." jawab Everest jengah.
"Iya saya juga tahu, tapi ada urusan apa? Sama siapa? Ini pelajaran saya masalahnya, Everest," balas Bu Widya.
"Urusan sama saya lah Bu!" ujar cowok itu dengan berani.
Embun hanya bisa terdiam, tidak tau harus bagaimana. Di dalam hati nya berdo'a semoga bu Widya tidak mengizinkan.
"Yasudah, silahkan."
Embun ingin mengumpat saja rasanya, kenapa do'anya cepat sekali di tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEREST
Teen Fiction"Kalo lo gak mau nurutin apa yang gue mau, Bokap lo pengangguran selamanya dan Kakak lo jadi narapidana!" Embun Anahita tidak menyangka jika Everest akan memanfaatkannya demi menyakiti hati Zaki, pacar Embun yang juga adik tiri Everest. Hidupnya yan...