- hai para ayang !!♡❞
maaf karena kalian aku buat menunggu
( aku lagi sibuk dengan banyak ujian )nanti setelah semuanya beres, kalian bakal sering ketemu Embun dan Everest
• i promise !!🔒
ʕっ• ᴥ • ʔっ・゚。➷ jangan lupa kenalin Everest dan Embun ke temen-temen kalian yang lain yaaa? ❞
Happy Reading 🤞🏻
~•~
Everest menyeret Embun ke mobilnya dengan paksa.
"Rest mau kemana? Ini masih jam sekolah," Embun menolak masih dengan kelembutan khasnya.
Everest terus diam dengan tatapan mata yang menajam. Cowok itu tidak menghiraukan Embun sama sekali. Tidak memperdulikan gadisnya.
"Kenapa lo harus selalu kasar sih, Rest?" Embun mulai tersulut karena daritadi Everest sama sekali tidak menghiraukan posisinya.
"Setiap ada masalah atau lo lagi marah sama gue lo selalu begini. Dari sejak gue masih sampah di mata lo sampai gue jadi pacar lo sekarang. Gue selalu diginiin!" mata Embun berkaca-kaca dengan sendirinya.
"KALO GAK MAU DIGINIIN, GAK USAH JADI PACAR GUE!" wajah Everest menegang dan memerah.
"Lo ngomong apa barusan?" Embun benar-benar terkejut mendengar kalimat itu. Ekspresinya menggambarkan semua. "Setelah dapetin gue, lo mau ngebuang gue gitu aja?"
Everest tersenyum miring. "Lo yang nggak pernah paham posisi gue. Lo nggak pernah berusaha mengerti gue. Kenapa jadi playing victim, ha?"
"Playing victim?" Embun tidak habis pikir. "Gue selalu berusaha mengerti lo, Rest. Lo selalu kasar sama gue setiap lo lagi marah, gue tetep sabar. Gue kurang apa?"
Embun menatap ke atas. Mengahalau air matanya agar tidak tumpah. "Gue cuma mau lo nggak seenaknya. Gue tau lo cemburu, 'kan?"
Everest mengenggam erat kepalan tangannya. Air mata Embun selalu menjadi kelemahannya. Selalu.
"Lo tau gue nggak bisa liat lo sama yang lain. Tapi kenapa lo tetep nggak bisa jaga jarak? Lo yang nggak pernah berusaha untuk ngertiin gue, Bun. Lo bukan gue."
"Tapi semuanya bisa lo tanyain dulu ke gue baik-baik. Nggak harus pakai emosi dan selalu kasarin gue. Gue perempuan. Perempuan mana yang mau dikasarin?" ujar Embun dengan suaranya yang mulai bergetar
"Gue emang kasar dari dulu dan lo tau itu. Lo paham gimana gue." balas Everest tidak mau kalah.
"Lo marah karena gue nggak bisa sweet kayak cowok yang meluk-meluk lo itu. Iya?" Everest bertanya sambil tersenyum pedih. "Bosen lo sama yang kasar? Mau ganti sama yang suka meluk?"
Embun menghela panjang nafasnya. "Lo lagi banyak masalah atau gimana sih? Lo pikir gue cewek apaaan?"
"Enggak usah ngalihin permasalahan!" ujar Everest demgan penekanan disetiap katanya sambil menatap Embun dengan serius.
"Masuk ke mobil sekarang!" Everest memerintah Embun.
Dengan kasar Everest membuka pintu itu sampai berbunyi keras.
"Ini masih jam sekolah Rest," Embun agak takut dibuat pacarnya itu.
"Masuk!" tegas Everest lagi.
"Gue nggak bisa bolos, Rest,"
"Masuk!" cowok itu mulai membentak.
"Rest-"
"GUE BILANG MASUK YA MASUK EMBUN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEREST
Teen Fiction"Kalo lo gak mau nurutin apa yang gue mau, Bokap lo pengangguran selamanya dan Kakak lo jadi narapidana!" Embun Anahita tidak menyangka jika Everest akan memanfaatkannya demi menyakiti hati Zaki, pacar Embun yang juga adik tiri Everest. Hidupnya yan...