05. - Everything Changes

18.5K 888 31
                                    

Pelangi, Cahaya, dan Rinai sedang berjalan ke arah kantin namun langkah mereka terhenti saat Everest menghadang Embun.

"Ayo, kanting bareng gue." ujar Everest langsung.

"Ngapain?" tanya Embun bingung.

"Lupa? Do our plans, honey." jawab Everest genit.

Pelangi sebenarnya kesal namun ia hanya diam. Tidak berani dengan Everest.

Embun benar-benar tidak mengerti maksud cowok ini. "Apa? Gue gak paham."

"Udah, ikut gue!" Everest menggandeng lengan Embun.

Tentu Embun tidak bisa menolak, semuanya sesuai dengan apa yang Everest inginkan. "Iya."

"Duluan girl," ujar Embun pada Pelangi, Rinai, dan Cahaya yang sedari tadi hanya diam dengan kebingungan.

Zaki sedang bersama dengan teman-temannya. Ada teman basket maupun teman kelas cowok itu.

"Hello bro," sapa Everest sambil mengebrak meja ditengah obrolan mereka.

Zaki terkejut, ia yang melihat Everest langsung berdiri. "Mau apa lagi lo?" tanyanya. 

Keberadaan Everest tidak dapat menahan fokusnya. Mata Zaki teralih melihat Embun yang berada dibelakang Everest, memilin jari tangannya sambil menunduk.

Everest yang melihat Zaki memperhatikan Embun pun tersenyum senang. "Sok ngelawan, nanti nanges," ujar Everest meledek.

"Lo apain cewek gue?" ujar Zaki marah, ia melihat seperti ada yang tidak beres disini.

"Cewek lo? Yakin lo?" ujar Everest dengan senyum yang masih merekah.

"Bun, kamu ngapain sama dia?" tanya Zaki pada Embun yang bersembunyi di belakang bahu tegap Everest.

Embun hanya diam, tidak menjawah satu kata patah pun. Bahkan, Embun hanya bergeming di tempat.

Zaki geram, ia menarik kerah baju Everest. "Lo apain Embun?" teriak Zaki. Wajah Zaki memerah karena amarah.

Sekarang semua fokus penghuni kantin tertuju pada dua makhluk itu. Tidak, tepatnya tiga, dengan Embun yang ikut serta.

Everest menjilat bibir bawahnya. Dia tau Zaki sangat menyayangi Embun, terlihat dari beberapa moment yang pernah Everest saksikan. "Gak gue apa-apain padahal," ujarnya santay sambil melepaskan tangan Zaki dari kerahnya.

Embun tidak berani melakukan apapun apalagi melerai.

Zaki menarik nafas, mengontrol emosinya. "Ngapain lo nemuin gue?"

Everest tersenyum miring, inilah yang ia tunggu-tunggu. "Cuma nemenin Embun, katanya dia mau ngomong sama lo,"

Everest menatap Embun, memberi kode. Embun menggeleng. Namun, tatapan Everest semakin mengintimidasi.

"Gue mau ngomong sama Zaki," ujar Embun lembut menatap Zaki.

"Kamu mau ngomong apa? Jangan kayak gini," ujar Zaki marah.

Everest menyingkir, ia ingin menjadi penonton. Ini akan menjadi drama yang sangat seru.

Embun menghela nafas panjang. "Aku mau putus."

Tentu Zaki terkejut. "Apa? Jangan bercanda!"

"Aku serius."

"Kenapa? Aku salah apa? Kamu diapain sama Everest?"

"Kamu eng—" kalimat Embun terhenti saat Everest memotong ucapannya.

"Karena Embun udah jadi pacar gue sekarang."

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang