20. - Jealous

17.3K 849 31
                                    

"Kenapa? lo cemburu?"

Cemburu?

Embun menarik nafas salah tingkah. "Enggaklah," elaknya.

Everest tersenyum miring. "Kalo gitu lo gak perlu tau, tapi kalo lo cemburu gue bakal jelasin,"

Embun mengernyitkan dahinya, gadis itu semakin tidak paham.

"Ragu?" sentak Everest memecahkan keheningan Embun.

"Gue gak cemburu Rest, gak masalah." ujar Embun lalu memaksakan senyumnya.

Everest tergelak, jawaban yang sudah ia duga.

"Mau makan apa?" tanya Embun berusaha mengalihkan suasana yang terasa canggung ini.

Dari awal Embun sudah tau apa arti hubungan ini, jadi untuk cemburu pun ia tidak punya hak untuk mengutarakannya, walau hati kecil Embun mengakui.

Hatinya sakit melihat Everest mengukir nama perempuan lain saat ia berada dalam ikatan dengan Embun.

Bagaimana? Embun tidak bisa mencintai dua laki-laki di waktu yang sama.

Ini salah. Ia harus memilih, dan pilihannya hanyalah Zaki, laki-laki dengan kasih sayangnya pada Embun bukan Everest yang bahkan tidak menganggap Embun ada disisinya.

Berusahalah realistis Embun, gunain akal daripada perasaan. Yakin Embun pada dirinya semdiri.

"Gue gak mau makan," jawab Everest lalu menenggelamkan kepalanya lagi ke dalam bantal.

"Tadi muntah kan? Perutnya harus diisi dulu,"

Everest duduk menatap Embun. "Bullshit! Don't pretend to care, Embun!" bentak Everest tiba-tiba.

Embun jelas terkejut, ada apa dengan cowok itu?

"Lo jahat!" bentaknya lagi.

Astaga Embun ingin tertawa, kenapa jadi menggemaskan begini?

"Siapa yang pura-pura?" tanya Embun lembut.

"Ck, gak tau!"

"Rest, kalo gue pura-pura gue gak akan disini. Masa iya gue pura-pura sampe bolos, itu bukan gue Rest—"

"Lo gak bakal ngerti." potong Everest.

"Gue tadi boong sama Mama, cuma buat kesini," ujar Embun lagi. "Dan itu bukan karena pura-pura peduli. Gue peduli sama lo Rest." jelas Embun lebih sabar lagi.

Everest diam beberapa saat. Astaga gadis ini membuat dia gila!

Masa iya gue dibaperin cewek? Terus ampuh woi!

"Jadi mau makan apa?" ujar Embun sambil mengelus pipi Everest. "Masih panas," jabarnya.

Everest menegang, oh God!

"Jangan gitu Bun," ujarnya salah tingkah.

Embun menatap Everest heran. "Kenapa lagi? Gak mau makan?"

"Lo mau masakin gue?"

"Iya, mau apa?"

"Apa aja,"

🦋🦋

Embun memutuskan membuat bubur untuk Everest. Biasanya jika Embun sakit, Mamanya hanya akan memberi Embun bubur.

Embun pun pergi ke kamar Everest karena cowok itu masih belum beranjak dari kasurnya.

Embun mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk, takut kejadian seperti tadi terulang.

EVERESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang