Playlist : Car's Outside — James Arthur
~•~
"Kami sudah menyatakan Bapak Guntur Vogel sudah meninggal dunia pukul 22.11 WIB. Kami memohon maaf dan turut berduka cita."
Bapak Guntur Vogel sudah meninggal dunia.
Bapak Guntur Vogel sudah meninggal dunia.
Bapak Guntur Vogel sudah meninggal dunia.
Air mata Embun bertumpuk di ujung mata. Tatapan gadis itu kosong. Kepalanya terasa begitu berat. Tubuhnya benar-benar rapuh, sebelum beberapa Perawat itu menahan tubuh Embun yang akan terjatuh, lalu mendudukkan Embun di sofa ruangan rawat inap.
Akhirnya isakan itu keluar. Hidup Embun benar-benar akan berubah setelah ini.
Cinta pertamanya.
Pelindungnya.
Penolongnya.
Sudah pergi meninggalkannya.
Memori Embun berputar tentang bagaimana ia sering dibonceng dengan kendaraan roda dua butut kesayangan Guntur. Bagaimana ia meminta uang sebesar Rp. 20.000,00 hanya sekedar membeli ice cream cookies and cream kesukaannnya. Bagaimana Embun bergurau dengan Papanya menanyakan kekasih Embun. Bagaimana setiap bangun tidur kesiangan, Embun sering diejek karena pemalas.
Sekarang tidak akan lagi bisa seperti itu. Cinta sejati Embun telah meninggalkannya. Pusat hidup Embun sudah tidak bisa mendampingi Embun lagi sekarang. Ia harus melindungi diri sendiri tanpa ada pundak Papa yang menjadi sandarannya.
Embun rindu. Embun rindu bagaimana tawa sang Papa. Bagaimana bentakannya demi kebaikan Embun. Bagaimana ocehannya untuk membut Embun menjadi gadis yang baik.
Embun masih membutuhkan sosok Papanya. Embun masih butuh punggung seorang Ayah.
Kanaya berjalan mendekati Embun dengan mata sembabnya, melihat putrinya dalam tatapan kosong membuat hatinya tambah berdenyut sakit.
Kanaya duduk di samping Embun. Memeluk putrinya.
Saat pelukan itu datang, Embun langsung meraung hebat, begitu juga Kanaya.
"Mama, kenapa Papa tinggalin Embun sekarang? Pa—Papa tau gimana Embun butuh Papa, Ma..." ujar Embun terbata-bata karena tangisan.
Kanaya tidak bisa berkata apapun, ia hanya bisa menangis sambil memeluk Embun.
Nyatanya, Kanaya masih sangat membutuhkan Guntur lebih dari apapun.
"Hi—hidup Embun kosong, Ma. Ud—udah nggak ada Papa. Siapa—siapa yang lindungin Embun nanti?"
Petir mendengar gumaman itu, ia memutar roda kursi roda miliknya menghampiri Embun. Cowok itu mengelus punggung Embun yang sedang menangis di pundak sang ibu. "Nanti Kakak yang lindungi Embun ya?" tawar Petir sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEREST
Teen Fiction"Kalo lo gak mau nurutin apa yang gue mau, Bokap lo pengangguran selamanya dan Kakak lo jadi narapidana!" Embun Anahita tidak menyangka jika Everest akan memanfaatkannya demi menyakiti hati Zaki, pacar Embun yang juga adik tiri Everest. Hidupnya yan...