Cowok itu membawa Embun ke sebuah istana— tepatnya, rumah yang lebih megah dari istana.
Benar-benar menakjubkan dan sangat mewah, Embun merasa berada di istana film princess disney.
Tiang-tiang menjulang tinggi dan terdapat beberapa ukiran yang terbuat dari emas, perak ataupun mutiara. Gadis itu sangat terpanah, mata Embun tidak bisa berhenti menyelusuri setiap sudut depan rumah ini.
"Wow, amazing," kagum Embun sambil terpelongo.
Everest tertawa kecil melihat kesederhanaan itu. "Norak."
Embun langsung tertunduk malu.
"Masuk," suruh Everest.
Embun hanya diam kala perintah itu keluar dari mulut Everest.
Everest menatap tajam Embun. "Masuk gue bilang,"
"Rest..."
"Kenapa?"
"Gue gak mau masuk," jawab Embun lalu menunduk.
Everest menarik nafas lelah. "Jangan buat masalah lagi, please,"
Embun semakin merunduk tanpa mengeluarkan satu kata apapun.
"Mau lo apa sih?" tanya Everest jengah.
"Gue pulang aja,"
"Masuk! Gue gak bakal apa-apa in lo, gue cuma mau lo ngerti satu hal," jelas Everest seolah bisa menebak ketakutan yang sedang Embun ragukan.
"Tapi—"
"Ada arti gue ajak lo ke rumah gue, bukan untuk apa-apain lo,"
"Tapi—"
"Demi Allah Embun gue gak niat jahat!" Everest benar-benar lelah. Beruntunglah ia masih mengingat Tuhan.
Embun menahan tawanya. Ayolah Embun situasi sedang tidak tepat, jangan tertawa. "Tapi janji dulu,"
"Ha? What the fuck?!"
Embun hanya tersenyum tidak enak.
"Apa? Jangan ngelunjak!"
"Lo harus baik sama gue pas di dalem," pinta Embun.
"Sialan!"
"Rest, jangan marah," takut Embun kala melihat mimik wajah cowok itu.
"Apa yang gue dapat kalo gue baik sama lo?"
"Gue..?" Embun kebingungan sendiri. Apa yang bisa ia beri?
Everest tersenyum miring. "Lo gak bisa kasih apa-apa. Jadi, jangan banyak permintaan."
Semua hal butuh timbal balik, itulah yang selalu Everest pikirkan.
"Gue bisa," ujar Embun spontan. Namun ia ragu, apa hal yang ia beri berarti untuk cowok itu?
Everest menatap Embun. "Apa?"
"Tetep sama lo tanpa ancaman lagi, sampai lo yang meminta gue pergi dengan sendirinya." ujar Embun ragu, ia takut Everest melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Cowok itu perlu jaminan, dan hanya itu yang Everest butuhkan, membalas Zaki.
Everest terdiam, berpikir sejenak. "Gue gak percaya,"
"Sumpah Rest,"
"Sumpah? Lo yakin?"
"Ya,"
🦋🦋
Tanpa Embun ataupun Everest ketahui, Abas melihat interaksi anaknya dan satu gadis yang tidak ia kenal dari balkon lantai dua. Ia melihat bagaimana Everest berinteraksi dengan Embun— gadis yang bisa mencuri perhatian Everest.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEREST
Teen Fiction"Kalo lo gak mau nurutin apa yang gue mau, Bokap lo pengangguran selamanya dan Kakak lo jadi narapidana!" Embun Anahita tidak menyangka jika Everest akan memanfaatkannya demi menyakiti hati Zaki, pacar Embun yang juga adik tiri Everest. Hidupnya yan...