Hari telah gelap. Diluar sana hujan turun dengan derasnya. Padahal, siang tadi cuacanya bisa dikatakan sebagus mood Nanda saat berkutat di dapur.
Ya sudahlah, jika alam maunya malam hujan, maka Haikal bisa apa?
Lagipula, tak buruk juga saat malam hari begini turun hujan, ya kecuali hawanya yang menjadi dingin.
Dan Haikal memutuskan, malam ini ia akan bergelung dikamar kakaknya.
"Kak, si bontot kemana sih?" Tanya Haikal pada Juna yang baru keluar dari kamar mandi.
Juna mengusak rambutnya yang basah menggunakan handuk, "Nanda?" Tanya nya balik memastikan.
"Bukan. Si Azka sama Reza, mereka kemana sih?"
"Oh, mereka berdua. Paling lagi dikamar Shaka." Ucap Juna sembari menggantungkan handuk basahnya.
Ia duduk di meja belajar dan memeriksa ponselnya yang terasa dingin. Lumayan banyak notifikasi yang masuk, rata-rata dari grup serta teman-teman sekolahnya.
Disisi lain, Haikal hanya guling kanan, guling kiri. Ia sedikit ragu untuk mengutarakan isi hatinya.
"Kak, kalo tanggal 03 Januari nanti kita balik, lo keberatan nggak?" Tanya Haikal ragu.
Juna meletakkan ponselnya di meja, "Nggak. Emang lo udah bilang ke ayah sama bunda?"
Haikal menghela napasnya dan mengambil posisi duduk sila menghadap kakaknya, "Belum. Gue kan nanya dulu pendapat kalian."
Juna mengangguk. Ia bersingut menyalakan lilin aroma terapi yang hanya ada di kamarnya.
Tenang.
Juna merasakan ketenangan.
"Buset! Nyalain lilin aroma terapi mulu perasaan, mending lo nyalain obat nyamuk aja deh, kak." Gerutu Haikal yang tak suka pada wangi lilin aroma terapi milik Juna.
Juna tidak peduli. Ia meraih tablet barunya yang baru dibelikan nenek kemarin sore. Uh, Juna jadi tambah sayang pada neneknya.
"Keluar sana! Gue mau konsentrasi." Suruh Juna pada adiknya.
"Tega! Sadis! Masa gue diusir?!" Celetuk Haikal berdrama.
Juna melipat bibirnya kedalam, ia menahan emosinya agar tak meledak, "Gini ya, Kal. Semenjak lo gulang-guling dikamar gue, pasukan lo jadi ikut ada diluar kamar gue."
Haikal menoleh ke jendela yang berada disamping kamar kakaknya, "Oh, si owl. Nggak papa kali, orang dia mau nyari ulet di pohon."
Juna melirik malas adiknya, dan mencibir dalam hati. Ia kembali terfokus pada tablet putih ditangan nya, dan mulai menggambar apa yang ada di imajinasinya.
"Coba lo ngomong ke ayah sama bunda," Juna mengalihkan pandangannya sejenak.
"Bilang ke mereka, alasan lo ngajak balik tanggal 03 Januari itu apa." Lanjutnya seraya menyisir rambut basahnya ke belakang.
"Se-enggaknya, lo udah ngutarain apa yang ada di pikiran lo." Kata Juna sebelum kembali terfokus pada gambarannya.
Haikal tersenyum tulus. Ia mengangguk dan keluar dari kamar kakaknya, tanpa diusir untuk kedua kalinya.
...
Awalnya, Haikal ingin langsung menghampiri ayah serta bunda nya yang tengah menikmati teh melati di dapur. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melewati kamar abangnya, Shaka.
Haikal bisa melihat betapa ramainya kamar Shaka melalui celah pintu yang terbuka sedikit.
Sangat berbanding terbalik dengan kamar Nanda yang sangat sunyi senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...