Nanda mengerjapkan matanya perlahan. Mengumpulkan kesadaran yang terpecah sejak dirinya terlelap sehabis subuh tadi. Ia merasa badannya seperti ada yang mengguncang pelan.
"Mas Nandaa, bangun dong."
Suara penuh kasih sayang itu. Telinga Nanda mendengar suara bunda yang berusaha membuat kesadaran nya terkumpul.
Ia menoleh, menemukan bunda yang berdiri disamping kanan ranjang nya. Tapi, kenapa bunda menggendong anak kecil? Oh, Nanda lupa jika yang di gendong adalah Elsa, tetangga imutnya.
"Sejak kapan Elsa ada disini, bun?" Tanya Nanda setelah kesadarannya terkumpul. Ia mengambil posisi duduk dipinggir ranjang.
Sebelum menjawab, Bunda Wendy menurunkan anak cantik yang merengek ingin ikut anak bungsunya, "Baru aja kok. Dia langsung nyariin kamu lho."
Nanda tersenyum dan mengangkat Elsa untuk duduk dipangkuannya, "Kenapa? Elsa kangen sama Mas Nanda, hm?"
Dengan wajah yang berseri-seri, Elsa tersenyum lebar. Ia memeluk Nanda erat, "Mas Nann! Elsa kangennn!"
Nanda membalas pelukan Elsa sayang. Ia mendongak, melihat pada bunda, "Tumben dititipin kesini lagi, mamanya kemana?"
"Mamanya ngurus surat kepindahan sekolah Alif. Papanya juga ngurus kerjaan, katanya. Jadi, ya Elsa dititipin kesini." Jelas bunda seraya mengelus Elsa sayang.
Jujur, Bunda Wendy sangat gemas dengan Elsa. Rasanya ia ingin memberikan adik baru untuk si kembar. Tapi, sayangnya mustahil. Sebab, si sulung Juna tidak mau memiliki adik lagi, cukup Nanda yang menjadi adik paling bontot.
Pengecualian untuk anak tetangga yang dijadikan adik. Juna dengan senang hati menerima, tapi untuk adik kandung, ia menolak keras.
Cukup mereka berempat saja yang tak normal. Jangan sampai ada anak bunda serta ayah yang muncul dipermukaan lagi dengan kondisi yang sama seperti dirinya serta ketiga saudaranya.
"Mereka mau pindah, lagi?" Celetuk Nanda tak percaya.
Bunda mengangguk, "Mereka pindah besok pagi, mas."
"Ya udah, bunda tinggal ke bawah dulu, ya? Kamu nggak papa kan, kalau ngurus Elsa sendiri?" Tanya bunda sebelum beranjak pergi dari kamar anaknya.
"Iya, nggak papa. Elsa udah biasa kok sama aku." Jawab Nanda seraya menguyel-uyel pipi tembem anak lucu yang duduk dipangkuannya.
Bunda Wendy mengangguk. Ia keluar dari kamar Nanda, dan melanjutkan pekerjaannya di dapur yang sempat tertunda, membuat pesanan kue nastar.
Sementara itu, Nanda membawa Elsa ke kamar mandi. Ia meletakkan anak lucu itu di samping wastafel.
"Elsa tenang, ya? Mas mau cuci muka dulu biar lebih ganteng." Kata Nanda dengan lembut.
"Mas Nann gantengg!" Pekik Elsa dengan wajah ceria.
Nanda hanya tersenyum manis saat mendengar pujian Elsa. Ia mulai membasuh muka dan gosok gigi, agar terlihat segar. Walaupun tak mandi.
...
Juna mengerutkan keningnya saat mendengar suara tawa anak-anak dari ruang keluarga.
Tumben, ada suara anak kecil. Apa jangan-jangan ada yang sengaja bermain kemari, dari salah satu diantara mereka?
Karena dipenuhi rasa penasaran, Juna bergegas keluar dari kamar, dan turun ke lantai 1.
Oh, ternyata tetangga sebelah yang kata bunda akan pindah besok. Elsa.
Bisa Juna lihat, Elsa tengah bermain boneka dengan Nanda. Wajah Elsa teramat bahagia, hingga lupa jika hari ini adalah hari terakhir dirinya bisa bermain bersama Nanda. Agak kasihan sih, tapi memang sudah begitu jalan takdir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...