💚 Kalo ketemu sama typo, tolong ditandai ya guys 💚
💚 Happy reading 💚
...
Sejak pulang dari Puncak seminggu yang lalu, sosok laki-laki berfitur wajah seperti Adimas yang biasa dipanggil Bang Shaka oleh orang rumah itu, tampak murung dari biasanya. Ia tak lagi sering keluar rumah, bahkan saat malam hari. Dirinya hanya duduk balkon, mendekam dikamar, atau mendekam dikamar Nanda dengan sesekali membawa Opet.
Dan kelakuan Shaka yang seperti itu sangat mencuri perhatian Bunda Wendy. Dalam benaknya ia bertanya-tanya, ada apa dengan jiplakan Adimas yang satu ini? Mengapa terlihat berbeda dari biasanya? Apa ya... raut wajahnya itu berekspresi seperti sedang ditimpa musibah. Masa iya anaknya yang bernama belakang Nalendra itu putus cinta? Perasaan belum lama ini Shaka pergi berdua bersama perempuan yang bernama Yesa, kalau tak salah.
Bunda khawatir dengan keadaan Shaka yang seperti ini. Ia sudah mencoba bertanya pada si anak, tapi hanya diberikan senyum. Duh... bunda kan jadi gemas ingin mencubit Shaka. Oke, dirinya menyerah. Bertanya pada Nanda mungkin adalah hal yang tepat, sebab hanya kamar Nanda yang selalu disambangi Shaka.
Namun sayang, Nanda pun juga tak tahu penyebab abangnya berkelakuan demikian. Bahkan ia sendiri sampai heran dengan manusia satu itu. Hm, karena Nanda sangat sayang pada Bunda Wendy, maka ia akan mencari tahu penyebabnya secara langsung pada si oknum yang tengah bergoler di kamarnya tanpa permisi, hingga bantal se-perangkatnya terletak tak beraturan. Pengacau.
"Lo ngapain sih bang, gulang-guling di kasur gue kayak gorengan?" Ucap Nanda yang baru datang dari kamar mandi untuk cuci muka. Wajar, cuaca siang ini sedikit tak bersahabat. Jadi tak apalah dirinya hanya cuci muka, setelah tertidur beberapa jam, selepas menunaikan sholat subuh.
Shaka bangun, kemudian duduk sila. Ia hanya diam tak menanggapi ucapan adik bungsunya yang terdengar agak menyebalkan ditelinga.
"Ck." Nanda berdecak malas. Ia berjalan lalu duduk di meja belajar, "Lo kenapa sih? Murung terus dari kemaren. Asal lo tau aja ya, bunda khawatir gara-gara kelakuan lo yang kayak gini." Katanya seraya menyisir rambut depannya yang sedikit basah karena ritual cuci mukanya.
Shaka masih terdiam, mencerna perkataan Nanda yang memang ada benarnya. Tanpa sadar, ia pasti telah membuat bunda khawatir. Dirinya menghela napasnya pelan, lalu merebahkan badan besarnya kembali.
"Gue kesel sama Opet." Celetuk Shaka seraya melihat langit-langit kamar adik bungsunya. Ia membuka mulutnya lagi dan lekas bercerita.
Ia merasa kesal sendiri pada kucing satu itu. Sepulang dari Puncak, Shaka merasa ada yang aneh pada Opet. Karena takut ada apa-apa, ia membawa pergi ke dokter hewan. Dan setelah diperiksa, ternyata kucing nya yang satu itu bunting. Dirinya benar-benar tak percaya. Masa kucing nya bunting seperti perkataan Haikal?
Awalnya Shaka membantah perkataan dokter jika Opet bunting. Tapi saat mendengar kalimat bahwa Opet adalah betina, sementara Upin dan Ipin adalah jantan yang tak menutup kemungkinan jikalau Opet bunting karena tingkah dari salah satu kucing tersebut, Shaka diam. Tak menampik seperti diawal. Maka dengan berat hati, ia menerima kenyataan bahwa Opet bunting karena Upin ataupun Ipin.
"Oh. Kucing lo bunting beneran?" Tanya Nanda setelah mendengar keseluruhan cerita abangnya, ia meraih buku notulen milik Bang Rian yang dititipkan padanya.
"Hahh," Shaka menghela nafas lelah, "Iya." Jawabnya pasrah.
"Ya bagus lah. Berarti kucing lo tambah banyak." Kata Nanda sebelum menekan-nekan pipi kanannya yang terasa gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...