54 » Kesempatan Kedua

6.8K 1.7K 312
                                    

WARNING!

Bacanya pelan aja dan hayati, oke? :)

Happy reading

...


Indah.

Satu kata yang ada di benak Shaka saat ini. Taman yang penuh dengan hamparan bunga, semilir angin berhembus menerpa paras tampannya yang tengah terbaring di rerumputan menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan, sambil menatap arak-arakan awan putih yang bergerak lambat.

Sederhana memang, tapi Shaka suka.

Jujur, Shaka sendiri tak tahu sudah sejak kapan berada di tempat indah ini. Yang jelas saat ia membuka mata, tempat asing inilah yang pertama kali dilihat. Tapi meskipun asing, rasanya Shaka tak mau meninggalkan tempat indah ini.

"Gue pengen ada di sini terus, kalau bisa selamanya." Shaka berkata pelan, tanpa menghilangkan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

Tanpa sepengetahuan Shaka, muncul seorang wanita cantik yang duduk disampingnya. Agaknya anak laki-laki itu terlalu fokus menatap langit, hingga tak menyadari kehadirannya.

"Kamu suka sama tempat ini, ya?" Wanita cantik itu membuka suara, bertanya pada Shaka.

Shaka yang mendapat pertanyaan tiba-tiba, seketika langsung menoleh ke sampingnya. Tempat yang menjadi datangnya asal suara. Ia mengubah posisi nyamannya menjadi duduk sila.

"Kamu siapa?" Shaka balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan padanya.

Wanita cantik itu menatap Shaka teduh, kemudian mengulurkan tangannya, "Ratna. Kamu bisa panggil saya Ratna."

Sesaat Shaka menatap uluran tangan wanita cantik bernama Ratna. Dengan ragu-ragu ia menerima uluran tangan tersebut. Halus, tangannya terasa halus seperti milik bunda. Siapa dia? Malaikat? Bukan, kalau wanita cantik ini malaikat, Shaka tidak akan bisa melihatnya.

"Saya Shakala." Balas Shaka singkat, sebelum melepaskan jabatan tangannya secara sepihak.

"Kamu suka sama tempat ini, ya?" Ratna melemparkan kembali pertanyaan awalnya yang belum di jawab Shaka.

"Iya. Aku suka sama tempat ini." Shaka mengalihkan pandangannya ke langit, "Rasanya aku pengen ada di sini selamanya."

"Kenapa kamu pengen ada di sini selamanya?"

Shaka terdiam sejenak, memikirkan jawaban apa yang harus ia keluarkan, "Tempatnya cantik, sayang kalau diabaikan. Terus nggak ada satupun orang yang aku jumpai di sini, jadinya enak... nggak perlu dengerin omongan nggak enak yang ada di kepala mereka." Shaka berkata dengan mata yang berbinar.

Ratna tertawa ringan, melihat ekspresi Shaka yang mirip seperti anak kecil ketika diberi permen, "Ternyata kamu lucu, ya? Persis kayak temen saya." Ratna mengusap sayang pucuk kepala Shaka.

"Temen?"

Ratna mengangguk dan menarik tangannya kembali, "Iya, bahkan kamu sama dia itu persis banget. Entah dari segi fisik ataupun tingkah laku."

"Dia? Dia siapa?" Shaka bertanya dengan raut wajah penasaran.

"Adadeh..." Ratna tersenyum jenaka, "Saya nggak bisa sebut namanya. "

Sungguh, Shaka tak paham siapa yang dimaksud wanita cantik ini. Kalau yang persis seperti dirinya itu hanya satu, yaitu Ayah Adimas. Tapi... kok  ini bisa kenal ayah? Teman? Shaka tak pernah berjumpa dengan teman ayah yang bernama Ratna. Ratna? Sepertinya ia pernah mendengar nama ini disebut oleh seseorang, tapi siapa?

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang