Happy reading
...Tampang gahar, hatinya selembut pantat bayi.
Sebaris kalimat singkat yang akan dilontarkan oleh Haikal jika disuruh mendeskripsikan sosok abangnya, Shakala. Sungguh, Haikal tak mengada-ngada dan memang benar begitu adanya.
Salah satu contoh buktinya adalah ketika menemani Bunda Wendy berbelanja. Sebab Haikal pernah mendapat cerita langsung dari Bunda Wendy.
Seminggu sebelum Shaka kecelakaan, Bunda pernah bercerita padanya soal belanja bersama Shaka. Katanya, Shaka menemani Bunda Wendy pergi belanja karena hanya dia yang berada di rumah selain bunda.
Nanda? Adiknya yang satu itu sedang berada di rumah Ethan bersama Wawan, katanya ingin membuat donat dan bereksperimen membuat kue tradisional. Juna? Em... kakaknya itu sedang berada di rumah Bang Rian untuk menyerahkan laporan bulanan Remaja Masjid. Haikal? Tak ada yang bisa diharapkan dari dirinya. Haikal pulang tidur di rumah saja sudah alhamdulillah.
Maka berakhirlah Shaka di supermarket terdekat bersama bunda tercinta dan menjadi pusat perhatian beberapa orang. Risih sih, tapi ya sudahlah.
Awalnya Shaka memang selalu bersama Bunda dengan mendorong troli di belakangnya. Tapi saat ia teringat ketiga kucingnya, dengan terpaksa dirinya izin pergi sebentar pada ibunda untuk mencari makanan kucing. Dan Shaka menepati ucapannya. Ia benar-benar pergi sebentar, tak sampai 15 menit.
Namun sayangnya saat Shaka kembali, ia malah disuguhi pemandangan yang tidak menyenangkan. Ibu negaranya menampakkan raut wajah tak nyaman kala diajak berbincang seorang laki-laki asing. Wah! Siapa dia?! Berani sekali ya membuat ibu negara merasa tak nyaman!
Melihat hal yang tak menyenangkan menimpa Bunda Wendy, jelas Shaka tak terima. Dengan raut wajah datar dan tatapan mata yang tajam, ia bergegas menghampiri dan memeluk posesif bahu ibu negara dari samping.
Laki-laki asing yang tadinya senyam-senyum pada Bunda Wendy, kini terdiam karena merasakan aura intimidasi yang kuat dari Shaka. Dan tanpa mengatakan apapun, laki-laki tersebut meletakkan lipatan kertas di troli, kemudian langsung pergi begitu saja.
"Bunda nggak apa-apa?" Shaka bertanya dengan raut wajah khawatir, berbanding terbalik dengan ekspresinya tadi.
Wendy tersenyum hangat, "Iya. Bunda nggak apa-apa, Bang."
Shaka memasang wajah cemberut. Merasa bersalah karena meninggalkan ibunda tercinta. Jika saja dirinya tadi menahan diri agar tak mencari makanan kucing, mungkin Bunda Wendy tak akan bertemu dengan laki-laki asing menyebalkan seperti tadi. Jika perkiraan Shaka benar, laki-laki tadi itu mungkin seorang anak kuliahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fiksi Penggemar[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...