✨ Kalo ketemu sama typo, tolong ditandai ya ✨
✨ Happy reading ✨...
Haikal merasa sangat lelah setelah sampai di rumah, meskipun jarak pulang pergi bisa dibilang dekat. Tapi, badannya terasa pegal dan rasa-rasanya akan remuk saat itu juga. Sesuai perjanjiannya dengan Mark, dirinya harus menjadi sopir untuk menyetir mobil saat perjalanan pulang. Mau menolak, tapi ia sudah terlanjur mengiyakan di awal.
Dan sayangnya, Mark tidak jadi duduk disampingnya untuk menjadi teman bercengkrama selama perjalanan. Tepat sebelum keberangkatan pulang, mereka berembuk dulu tentang posisi duduk di mobil. Hasilnya... jadilah si Ethan yang duduk disebelahnya, ditambah lagi adiknya Mark itu tertidur sepanjang perjalanan karena meminum Antimo pemberian Nanda. Dasar si bungsu, mentang-mentang telah memiliki adik kesayangan. Perhatiannya langsung sebegitunya.
Hah... yang menyebalkan lagi, dirinya tidak boleh memasang stella jeruk di mobil. Padahal, Ethan kan sudah meminum Antimo. Jadi seharusnya tak apa-apa. Kalau tak ingat Ethan adalah anak dari si pemilik mobil, Haikal tak akan berpikir 2 kali untuk mengusirnya duduk di belakang sana dan memasang stella jeruk. Tapi sayang sekali ya.
Kini sesampainya di rumah, Haikal terkapar tak berdaya di kamar Juna. Tidak usah tanya kenapa ia malah ada di kamar Juna. Sebab, dirinya tadi tengah berkeluh kesah tentang hal-hal yang terjadi selama perjalanan pulang, sekaligus menanyakan tentang penyebab kejadian pagi, tadi sebelum kembali dari Puncak. Kenapa si kakak melihatnya dengan raut wajah emosi, sedangkan si abang melihatnya dengan tampang ketakutan sampai pucat pasi.
Haikal agak kesal sih saat mendengar jawaban yang dilontarkan kakaknya. Meskipun tak terlalu dijawab secara detail, tapi katanya karena dibelakangnya ada penampakan seram. Oh, pantas saja Shaka menatapnya sampai seperti tadi. Tapi kok... kenapa malah Juna yang emosi?
"Emangnya kenapa sih kalo itu setan nampakin diri di depan abang? Lagian Bang Shaka juga nggak diapa-apain." Celetuk Haikal yang tengah mencari posisi nyaman di kasur kakaknya untuk terlelap.
Juna yang tengah mengusak surai basahnya menggunakan handuk, langsung menatap tajam pada si adik.
Emang bukan Shaka yang diapa-apain, tapi yang mau diapa-apain itu lo sendiri sat!, batin Juna kesal. Tak mungkin kan ia meluncurkan kalimat seperti itu pada Haikal.
"Ya emang nggak diapa-apain. Tapi, gue kesel karena baru bangun tidur malah dikasih penampakan kayak begitu sama makhluk astral." Kata Juna seraya menyampirkan handuk pada gantungan pintu. Tentunya ia tidak sepenuhnya berbohong.
"Hmm, terserah lo deh." Haikal mengambil posisi terlentang dan meletakkan salah satu tangannya untuk menutupi mata, "Tapi makasih karena lo udah mau dengerin keluh kesah anak ganteng ini." Imbuhnya sebelum benar-benar terlelap.
Haikal bersyukur karena kakaknya selalu ada untuk menjadi tempatnya bercerita atau mengeluh kapanpun ia mau. Dan betapa beruntungnya, kali ini Juna tidak menyemburnya dengan makian.
Juna tersenyum kecil dan berbalik menghadap adiknya, "Bangsat! Gue malah ditinggal tidur."
Ingin mengusir, tapi dia adalah Sadewa Haikal Kivandra yang berstatus sebagai adik kandung sekaligus seseorang yang dapat membuatnya merasa nyaman dan aman. Ya sudahlah, biarkan saja. Lagipula Juna juga tidak tega membangunkan adiknya yang ketara sekali jika kelelahan. Maka dari itu, ia memilih membiarkan Haikal tidur di tempatnya.
Juna melangkah menuju jendela kamarnya yang tadi dibuka Haikal. Hah, begini lah jika adiknya yang satu ini tidur di kamarnya. Memang tidak didatangi mereka yang ingin bercerita atau meminta di gambar seperti yang biasa dilakukan Sarah sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...