Katanya, setiap bangunan pasti terdapat sosok tak kasat mata yang menghuninya, kan?
Juna akui itu benar.
Bukan tanpa alasan Juna mengakui kebenaran kalimat tersebut. Nyatanya sejak tadi pagi, dirinya seperti melihat seseorang yang berusaha menarik perhatiannya.
Entah siapa, yang pasti Juna merasa ditarik ke suatu tempat yang jarang disinggahi di sekolah. Gudang lama.
Memang, banyak rumor yang beredar jika gudang sekolah adalah bekas kuburan. Tapi, untuk kepastiannya Juna sendiri tak tahu. Ayolah, dirinya bukan Nanda yang bisa melihat kilasan balik masa lalu.
"Lo ngapain disini?" Tanya Nanda yang tiba-tiba telah berada disamping Juna. Entah tahu darimana jika kakaknya berada di gudang. Mungkin secara tak sengaja melihat.
Juna memegang dagunya seolah sedang berpikir, "Gue tadi kayak ngerasa ada orang yang narik buat dateng kesini." Jawabnya agak ragu.
"Orang?" Beo Nanda
Juna mengangguk, "Lo tau lah dek, gue gampang ketarik."
Nanda beralih melihat bangunan di depannya. Tak terurus, hanya itu kalimat yang terlintas dibenaknya.
"Pergi aja, kak. Yang disini nggak bersahabat." Ucap Nanda setelah melihat agak lama.
"Jangan coba-coba buat kesini sendirian. Kita nggak tau konsekuensinya apa." Pesan Nanda sebelum pergi meninggalkan Juna.
Juna hanya diam. Ia membenarkan apa yang dikatakan Nanda. Banyak yang tidak bersahabat disini. Bahkan, kepalanya sampai pening karena merasakan besarnya energi negatif.
Daripada Juna mengalami kejadian diluar kendalinya. Ia lebih memilih pergi dari sana. Walaupun ada sesuatu yang sedikit mengganjal dihatinya.
...
Raga nya berada ditempat, pikiran nya entah berada dimana. Dan Juna tak suka saat kondisinya seperti ini. Sebab, dirinya jadi lebih rawan mengalami hal yang tidak ia inginkan. Walaupun tengah berada dirumah.
"Kak, lo kenapa sih? Kayak nggak fokus gitu." Tanya Shaka yang baru datang dari kamarnya.
Malam ini, si kembar memutuskan untuk berkumpul di balkon. Kata si Haikal, mereka butuh menghirup udara segar.
"Gue nggak papa." Jawab Juna cuek.
"Yakin?"
"Hm." Gumam Juna sembari bermain ponsel miliknya.
Shaka mengangguk paham. Mungkin kakaknya butuh waktu sendiri dan tak ingin diganggu seperti biasanya.
"Misi! Air panas!" Teriak Haikal yang baru datang. Ia berniat menggeser Nanda dari tempat duduk dengan berteriak demikian. Sementara Nanda yang peka langsung bergeser dengan berat hati.
"Makan mie, lagi?" Nanda melihat isi mangkok yang dibawa Haikal.
Slurrp.
Haikal menelan mie yang berada dalam mulutnya, "Ya gimana dong, bunda kan belum pulang."
Nanda berdecak malas, "Ck! Kalo lo lupa, lo itu bisa masak, mas."
"Selain mie, makanan lain di kulkas kan ada." Tambah nya sebelum menyesap kopi pahit favoritnya.
Haikal mengangkat bahunya acuh, "Mager, dek. Tiba-tiba bakat masak gue hilang."
Mendengar ucapan Haikal yang acuh tak acuh, rasanya Nanda ingin menenggelamkan mas nya itu ke empang milik Pak Darwin yang berada disamping rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfic[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...