Happy reading
...
Seramainya rumah si kembar saat hari-hari biasa, lebih ramai lagi hari ini. Kedatangan anggota Remaja Masjid yang di pimpin oleh Bang Rian, mampu membuat suasana rumah seperti sedang melaksanakan hajatan saking ramainya.
Tujuan mereka hanya 1, yaitu menjenguk Shaka yang sudah dibawa pulang dari rumah sakit.
Niatnya hati ingin menjenguk saat masih berada di rumah sakit. Tapi karena mereka sulit menentukan waktu senggang di hari yang sama, maka baru hari ini terlaksananya niat tersebut.
Dan Hari Minggu yang cerah inilah mereka merusuh berkedok menjenguk Shaka di kediaman si kembar. Anggota Remaja Masjid yang berjumlah 20 orang itu tersebar di ruang tamu dan ruang keluarga. Mereka hanya menengok sebentar ke kamar Shaka dan sengaja tak berada di sana karena takut mengganggu waktu istirahatnya.
Tapi asal mereka tahu saja, sebenarnya Shaka tak tidur. Ia sedang mengobrol ringan dengan si pujaan hati. Tentu tak hanya berdua. Di sana ada Ethan, Juna, Reva, dan Ningsih. Mereka berempat sengaja berada di sana karena takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kalau kata Juna, "Kita temenin, Bang. Nggak baik cewek sama cowok cuma berdua di ruangan tertutup, apalagi kamar. Takut nanti ada setannya. Nanti kalau kalian digondol setan gimana? Gue sama Nanda yang repot!"
Jujur, Shaka merasa kesal saat mendengar perkataan Juna yang bagian 'digondol setan'. Seperti tak ada kata lain yang bisa diucapkan. Mau dibantah, tapi itu Juna. Bukannya kalah yang ada nanti kakak sulungnya itu malah dibantu Ningsih untuk membuat dirinya dan Yesa terpojokkan. Beruntungnya sih, Juna dan Ningsih tak bersekongkol untuk mengawasinya serta Yesa secara terang-terangan. Jadi Shaka dan Yesa bisa mengobrol santai seperti biasa.
"Ka, kucing lo ada dimana sih? Kok nggak ada." Yesa celingak-celinguk, menelisik setiap sudut kamar teman dekatnya.
"Dibawa Haikal ke kamarnya," Shaka menatap lekat pada perempuan yang duduk di kursi samping tempat tidurnya, "kenapa? Lo kangen kucing gue?"
"Iya!" jawab Yesa mantap, "Soalnya kata Haikal, Si Opet udah lahiran terus gue disuruh ke sini kalau pengen liat anaknya."
"Lo nggak kangen gue, Sa?" Shaka bertanya dengan mata yang memincing.
Yesa menggeleng kencang, "Nggak. Ngapain gue kangen sama lo?"
'Bohong banget kalau gue nggak kangen sama lo!' teriak Yesa dalam hatinya.
Terkesan tak sopan memang saat Shaka mendengar isi pikiran Yesa. Tapi maaf, sepertinya mulai hari ini ia tak bisa menahan diri untuk tidak membaca pikiran gadis yang telah membuatnya jatuh hati.
Shaka tersenyum lebar hingga matanya ikut tersenyum. Tangan kanannya yang tak sakit meraih tangan kiri Yesa. Menggenggam dan mengelusnya dengan lembut. Seolah-olah menyatakan bahwa Shaka amat merindukan gadis bermata kucing ini.
"I miss you babe," kata Shaka dengan lembut.
Yesa memalingkan wajahnya ke arah lain karena salah tingkah. Wajahnya memerah, namun tangan kirinya malah makin erat menggenggam tangan besar Shaka. Tanpa sadar, kini di pelupuk mata Yesa telah terkumpul kristal bening yang siap meluncur kapan saja. Hatinya lemah kala mendengar suara lembut Shaka.
"Iya, tau. Gue juga." Yesa berkata lirih dan menundukkan kepalanya yang otomatis membuat kristal bening di pelupuk matanya turun dengan lancar.
Shaka melepas tautan tangannya dengan Yesa, "Coba agak deketan," suruhnya dengan nada lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Bagian 1 Teman bermain. Sudah sering Juna, Shaka, Haikal, dan Nanda dikira remaja yang kebetulan bertemu, lalu berteman untuk bermain bersama. Tak masalah, wajar saja orang-orang di luar sana mengira begitu. Sebab, 4 remaja laki...