26 » Bersama Haikal

9.9K 1.9K 123
                                    

Kamis sore.

Anginnya terasa sejuk. Dan diatas sana meskipun tertutup sedikit awan, langit tetap terlihat cantik dengan rona merahnya. Oh, jangan lupakan burung kecil-kecil yang ber tengger diatap sekolah.

Dipinggir lapangan sekolah sana, terlihat 2 orang laki-laki tengah duduk santai seraya menikmati semilir angin yang berhembus.

"Kayaknya gue udah lama nggak liat lo ngerokok. Udah berhenti ya, Kal?"

Haikal, nama dari oknum yang tengah duduk santai dipinggir lapangan sana. Dan satunya lagi, bernama Dewa.

"Iya, gue udah berhenti."

Dewa menatap temannya tak percaya, "Serius?"

"Iya. Terakhir gue ngerokok itu pas sama Bang Shaka. Kalo nggak salah sih, akhir tahun kemarin lah." Kata Haikal seraya melihat indahnya langit senja.

Hah, ternyata kegiatan pramuka sore ini terasa lebih melelahkan daripada sebelumnya. Kenapa ya?

Padahal, situasi kondisi kegiatan sore ini bisa dibilang lebih kondusif daripada kegiatan anak-anak PMR kemarin.

Ah, mungkin karena partnernya mengajar pramuka banyak yang ijin, sehingga lelahnya lebih terasa.

Dewa memincingkan matanya, "Lo ngalamin apaan sampe bisa berhenti ngerokok? Ngaku lo!" Tuntutnya pada Haikal.

Haikal tersenyum penuh arti, kemudian menggeleng pelan. "Nggak ngalamin apa-apa."

Baru saja Dewa ingin menimpali perkataan Haikal, sebuah teriakan telah menginterupsi. Teriakan yang memanggil nama Haikal.

"Kak Haikal!"

Kedua laki-laki itu menoleh ke sumber suara. Menemukan sosok Ethan yang berdiri tak jauh didepan mereka.

"Apa?!" Balas Dewa dengan berteriak. Padahal, yang panggil itu Haikal. Bukan dirinya. Dasar teman.

Dari jarak sejauh ini, Haikal yakin jika interaksi mereka menjadi pusat perhatian siswa yang masih berada disana.

Dengan malas, ia menggerakkan tangannya, membuat gerakan kecil dengan maksud agar laki-laki bongsor itu menghampirinya.

Untungnya Ethan paham. Bisa Haikal lihat jika laki-laki bongsor itu berjalan menghampiri dengan langkah lebarnya.

"Dia tetangga lo?" Tanya Dewa penasaran.

Haikal mengangguk, "Iya."

"Kenapa?" Tanya Haikal setelah Ethan sampai di depannya.

Sebelum menjawab, Ethan mendudukkan diri terlebih dahulu agar sopan. "E-anu, kalau misalkan aku numpang Kak Haikal pas pulang nanti. Boleh nggak?"

Haikal terdiam sesaat. Tumben, adik kelasnya yang satu ini tak dijemput seperti biasa. Ah, pasti orangtua sibuk, sementara kakaknya tak bisa datang karena bimbel. Dengar-dengar sih, kakaknya anak kelas 12.

"Boleh." Ucap Haikal tersenyum kecil.

Ethan tersenyum lebar, "Beneran kak?"

"Iya. Tapi, gue nanti ada rapat. Lo nggak papa kan kalo pulangnya nungguin gue?" Tanya Haikal lagi.

"Nggak papa kok." Jawab Ethan mantap.

"By the way, darimana lo tau kalo gue searah sama lo?" Celetuk Haikal heran.

Ethan mengangguk. "Tau lah. Ethan juga tahu kalo Kak Haikal itu anaknya Aunty Wendy. Kan, Kak Nanda pernah cerita pas main ke rumah."

Haikal mengangguk. Oh, rupanya Ethan sudah tahu kalau dirinya adalah salah satu dari si kembar.

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang