INDIGO 5

26 4 0
                                    

Cast : Lee Haechan, Na Jaemin dan Hina.

Hina dan Haechan menjadi teman akrab. Walau kuliah di tempat yang berbeda. Haechan selalu menyempatkan diri untuk menghampiri Hina di kampusnya. Seperti hari ini, pemuda itu sudah duduk manis di depan gedung jurusan yang di ambil Hina.

Dia menoleh saat ada suara keributan. Walanya Haechan biasa saja tidak menanggapi. Tapi, dia mengenal salah satu suara dari perdebatan mereka.

BRAKK

“Dasar gadis aneh! Kau pasti curang, kan? Nilai ujianmu tinggi karena bantuan dari hantu peliharaanmu itu. Iya kan?” bentak seorang wanita.

“Aku tidak pernah memanfaatkan siapapun dalam ujianku. Itu pure hasil kerja kerasku!”

“Masih berani mengelak? Gadis aneh dan gangguan jiwa sepertimu. Tidak mungkin menadapa nilai drastis seperti itu. Bahkan tidak ada seorangpun yang akan percaya. Kalau itu pure hasil kerja kerasmu.”

“Terserah kalian! Aku tidak peduli. Berhentilah mengurusi hidup orang lain. Mungkin, kalian mengira aku aneh. Tapi, otakku masihh berfungsi dengan normal.”

“Berani sekali kau melawan ku, Gong Hina!”

PLAK
PLAK
GUBRAK!

Hina tersungkur setelah di tampar dan di dorong ke toilet. Pakaiannya sudah basah dan kotor, ada sedikit bercak darah dari hidungnya.

Yui dan kedua temannya selalu membulli Hina. Mereka iri dengan kepintaran Hina. Dia membuat rumor, kalau Hina adalah gadis gila karena sering bicara sendiri. Sampai membuat gadis yang dulunya ceria dan punya banyam teman karena keramahannya. Kini di jauhi, bahkan mereka takut pada Hina. Dia hanya punya teman tak kasar mata yang sewaktu-waktu biaa membayakannya.

Mereka bertiga marah dan tidak terima. Karena nilai ujian Hina mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Sedangakn Yui yang selalu mendapat nilai tertinggi, turun menjadi kedua.

“Ayo bangun!” Yui menyeret Hina lalu menendang perutnya.

Berkali-kali Hina di tendang, kedua teman Yui hanya menyoraki.

“Argh … a-aku mohon hentikan! Agggh!” berkali-kali Hina merintih memohon sampai akhirnya dia menarik kaki Yui.

GUBRAK!

Yui langsung terkepar di lantai. Dia mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya. Kedua teman Yui panik dan langsung mendekatinya.

Haechan berusaha mencari di mana sumber suara itu berasal. Setelah yakin menemukannya. Dia segera mendobrak pintunya.

“Hi-hina?!” tanpa pikir panjang. Haechan menutupi badan Hina dengan mantel yang di pakainya lalu membawanya ke rumah sakit.

Syukur tidak ada yang parah hanya memar di luar dan di dalam tubuhnya. Hinapun sadar setelah 1 jam tidak sadarkan diri.

“Eomma?”

“Syukurlah, kau sudah siuman, Nak.” Kata sang ibu sambil memeluk putrinya yang mencoba untuk duduk.

“Ergh, perutku sakit.” Rintihnya.

“Apa yang terjadi, Nak? Apa setiap hari kau selalu di perlakukan buruk oleh temanmu?”

Hina menggeleng. “Ti-tidak, bu. Aku baik-baik saja. Sungguh, ini hanya salah paham dan pertama kalinya mereka begitu sangat marah padaku.”

Nyonya Gong menangis sambil memeluk putrinya. “Bu, siapa yang membawaku ke sini?”

“Aku, kau berat sekali. Sampai kedua lenganku sakit.” Kata Haechan yang masuk sambil membawa dua kresek berisi makanan.

“Ibu keluar sebentar ya. Nak Haechan, terima kasih sudah menolong Hina.”

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang