WMFL END

11 1 4
                                    

Halo Halo... Nongol nih lanjutan cerita dia cogan yang persahabatannya bikin ngiri dari sebelum debut ampe sekarang, ke mana-mana berdua mulu kek sendal jepit 😆 langsung yok cekidot dot...
*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*

Pagi ini Jasmine sudah bersiap mau pergi ke sekolah.
 
"Jasmine cepatlah, temanmu sudah jemput!" kata Ibunya dari ruang tamu.
 
"Anna menjemputku sepagi ini, apa dia datang bareng Sunghoon dan Jake juga?”
 
Jasmine berlari turun tangga menuju ruang tamu. Betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang datang.
 
"Su–sunghoon?!”
 
"Hai,” sapa Sunghoon singkat dan sedikit kaku.
 
"Kau datang dengan siapa? Da—“
 
"Bibi, aku pamit dulu pergi ke sekolah bersama Jasmine.” Ujar Sunghoon berpamitan sambil mencium tangan ibunya Jasmine.
 
Di dalam mobil Keduanya tidak bicara.
 
"Sunghoon, dari mana kau tahu rumahku?" Jasmine mulai pembicaraan.
 
“Dari Anna.”
 
Jasmine hanya mengangguk.
 
Entah kenapa, perasaan Jasmine sangat bahagia mendengarnya bahkan tidak mengira kalau pangeran pujaannya menjemput. Mimpi apa semalam ya?
 
“Kau marah?”
 
"Tidak, aku tidak marah."
 
Jasmine sesekali melirik Sunghoon. Ada sesuatu juga yang ingin dia katakan.
“Kalau boleh ku tahu ... kenapa Jake tidak jadi ikut night party?”
 
SHIIIIIIIT .....
 
Sunghoon mendadak menghentikan mobilnya sampai membuat wajah Jasmine hampir membentur dasbord.
 
“Yak! Park Sung---“
 
“Kau bilang, Jake tidak jadi ikut night party?!”
 
“I–iya,”
 
Sunghoon terlihat begitu gelisah dan wajahnya tersirat kecewa. Tanpa mengatakan apapun, dia kembali menjalankan mobilnya.
 
Sampai di kelas. Sunghoon melihat Jake yang sedang menenggelamkan wajahnya di tumpuan kedua lengannya.
 
Dia ingin sekali menyapa tapi ... entah kenapa begitu canggung.
 
“Jake,” panggilan Jasmine membuat pemilik nama terbangun.
 
“Apa?”
 
“Ikut aku!” Jasmine menarik tangannya lalu membawanya keluar.
 
Anna yang berpapasan di ambang pintu terkejut dengan Jasmine yang menggandeng tangan Jake sambil pergi.
 
“Yak! Lepaskan tanganmu!” seru Jake.
 
Jasmine langsung melepaskannya. Gadis itu menatap tajam. Sedangkan Jake malah bingung.
 
“Kenapa kau tidak jadi ikut night party? Bukankah kau ingin balikan lagi dengan Anna? Itu kesempatanmu untuk melakukan itu,”kata Jasmine.
 
“Masih ada kesempatan lain ‘kan? Aku memang selalu antusias kalau ada acara night party, tapi kali ini moodku sedang tidak bagus. Aku tidak jadi ikut!”
 
“Apa karena ucapanku waktu itu?” kata Sunghoon yang tiba-tiba nongol.
 
Jake semakin bad mood.
“Jasmine, sudah ya! Aku tidak ingin membahas apapun dulu.” Ucapnya lalu pergi.
 
“Jake!” Sunghoon menarik lengannya. “Aku minta maaf, berhentilah bersikap kekanakan seperti ini.”
 
“Kekanakan kau bilang? Lalu bagaimana denganmu, saat mengatakan hal itu, apa itu bukan sikap kekanakan, iya?”
 
Jasmine bingung melihat mereka berdua bertengkar. Entah apa yang di bahas oleh mereka, tidak mengerti, tapi Jasmine melihat sisi Sunghoon yang dingin ternyata bisa lemah seperti itu.
 
“Iya, aku mengaku, aku salah. Makannya aku minta maaf, ayolah Jake-ah, jangan bersikap seperti ini padaku.” Kata Sunghoon memohon.
 
Jake mendengkus kemudian pergi begitu saja tanpa menjawab apapun.
 
Sunghoon melirik Jasmine yang kini mengalihkan pandangannya dengan begitu gugup. Lalu pergi begitu saja.
 
*Tiga hari kemudian*
 
Malam ini adalah malam yang di tunggu-tunggu untuk para siswa yang mendapatkan pasangan. Jasmine masih menunggu pasangannya.
 
“Sunghoon kenapa lama sekali?” gumam Jasmine.
 
Saat Ia masih duduk dan menunduk di depan pagar rumahnya.
 
"Maaf, membuatmu menunggu lama.”
 
Jasmine cepat-cepat mencari sumber suara itu. Dia segera beranjak berdiri dengan wajah yang kembali berseri.
 
“Kenapa kau lama sekali? Aku pikir kau tidak jadi datang, karena_”
 
"Cepat naik, kita sudah terlambat!” Sunghoon menarik tangan Jasmine untuk masuk ke dalam mobil, lalu pergi.
 
 “Bagaimana dengan Jake? Apa dia benar-benar tidak ikut? Padahal, Anna sangat antusias sekali untuk ikut acara night party.”
 
“Aku tidak tahu.” Jawab Sunghoon ketus dan kesan dinginnya begitu terlihat.
 
Di sekolah sudah banyak siswa yang datang. Jasmine sangat terkejut sekaligus senang melihat betapa meriahnya acara night party ini. Aula sekolah bisa di sulap menjadi tempat yang indah layaknya pesta di hotel bintang lima.
 
"Waaah meriah sekali acaranya?! Ini pertama kalinya aku datang ke acara night party." Kata Jasmine begitu antusias.
 
Sunghoon mengabaikan ucapan Jasmine.
“Ayo masuk!” ajaknya berjalan lebih dulu.
 
“Sunghoon!”
 
“Apa?”
 
Jasmine mendengkus kesal, karena Sunghoon sebagai pasangannya selain dingin, dia juga sangat tidak peka sekali.
“Kita kan pasangan, harusnya kita jalan bersama sambil bergandengan tangan seperti yang lainnya, lihat!”
 
Sunghoon melihat teman-temannya yang begitu mesra dengan pasangan masing-masing. Walaupun hanya pasangan sementara untuk acara night party saja, tapi terasa pasangan kekasih sungguhan.
 
Jasmine terkejut saat Sunghoon menggenggam tangannya.
“Aku bukan pria romantis. Jadi jangan sama kan aku dengan mereka.” Ucapanya tanpa ekspresi.
 
“I–iya.”
 
Saat masuk di dalam aula, mereka berdesakan karena begitu sangat padat.  
 
"Aaww!" Jasmine terjatuh dan terpisah dengan Sunghoon.
 
“Aduh, ba–bagaimana ini? Di mana Sunghoon?” gumam Jasmine sambil berusaha berjalan.
 
"Jasmine, kau dimana!” teriak Sunghoon.
 
Mendengar ada yang memanggil dan itu suara Sunghoon. Jasmine merespon dengan memanggil balik.
 
“Sunghoon! Kau di mana!?”
 
Sunghoon terus mencari walau dengan berdesak-desakan.
 
Sementara itu di tempat lain. Anna hanya duduk di teras rumahnya sambil menatap langit. Malam ini bintang tidak terlihat begitu banyak. Pikirannya tertuju pada pesta malam di sekolahnya.
 
Dia ingin sekali hadir di sana. Akan tetapi, tidak punya pasangan. Ada rasa kecewa di hatinya. Entah kenapa Jake membatalkan untuk ikut night party.
 
“Jasmine dan Sunghoon pasti sedang bersenang-senang.” Ucapnya sambil menatap langit.
 
“Park Anna!”
 
Gadis itu terkesiap dan mencari siapa yang menanggil.
“Jake?! Apa yang kau lakukan di sini?”
 
-“””-
Jasmine memilih untuk keluar dari aula.
“Bagaimana ini, Sunghoon pasti mencariku." Gumamnya sambil meraba tasnya dan mencari Hpnya.
 
"Di–di mana Hpku?!" Ia sangat kesal saat menyadari ponselnya jatuh saat berdesakan tadi.
 
"Ya ampun, bagaimana caranya, aku hubungi Sunghoon?”
 
“Jasmine!”
 
“Anna, Jake?! Kalian ....”
 
“Mana Sunghoon?” tanya Jake.
 
Jasmine menceritakan apa yang terjadi.
“Kalau begitu, ayo masuk. Sunghoon pasti sedang mencarimu. Anna, genggam tanganku erat-erat jangan sampai lepas, ok?” pesan Jake lalu masuk sambil menggenggam erat tangan Anna dan Jasmine memegang tangannya.
 
Mereka menelusuri kerumunan sambil mencari-cari Sunghoon. Anna melihatnya sedang duduk di dekat sound sistem.
 
“Park Sunghoon!” panggil Jasmine sambil berhambur memeluknya.
 
“A–apa yang—”
 
“Kau ini bagaimana sih? Menjaga pasangan saja tidak bisa.” Ucap Jake.
 
“Jake?! Ka–kalian ....”
 
“Sudahlah, ayo kita nikmati pesta malam ini!” seru Jake sambil menarik Anna untuk berjoged mengikuti alunan musik.
 
“Ja–jasmine bisakah kau lepaskan pelukanmu?” Jantung Sunghoon seketika bergetar, degup jantungnya mendadak cepat.
 
“Ma–maaf.”
 
Sunghoon menatap gadis yang sedang memandang ke depan melihat para pasangan sedang berjoged.
 
“Ini ponselmu, kan?”
 
“Iya. Terima kasih, Sunghoon-ah.”  
Anna dan Jake sedang asik berdansa. Keduanya begitu menikmati.
 
“Anna-ya,”
 
“Iya, kenapa?”
 
Jake mendekatkan wajahnya mengikis jarak mencium bibir Anna lalu merengkuhnya dalam pelukan.
 
Mata Anna membulat bersamaan dengan lumatan manis dari Jake.
 
Sunghoon terkejut sedangkan Jasmine senyum-senyum melihatnya.
“Sepertinya mereka akan kembali bersama.” Kata Jasmine berbisik pada Sunghoon.
 
“Lalu, bagaimana denganmu?” tanya Sunghoon tiba-tiba.
 
“Eh?! A–apanya?” Jasmine terkesiap gugup.
 
“Mau berdansa seperti mereka, tidak?”
 
“Boleh.”
 
“Mau atau tidak?”
 
Jasmine mengangguk. “Iya mau.”
 
Sunghoon menarik punggung Jasmine, lalu menautkan jemarinya dan mulai berdansa.
 
Gadis itu kaget, senang sekaligus canggung. Bagaimana caranya mengalihkan padangan dari Sunghoon, karena wajah mereka terlalu dekat. Bahkan saat ini, pria berwajah rupawan dengan badan tinggi itu sedang menatapnya.
 
“Ternyata kau cantik juga, ya?”
 
‘A–apa?! Ke–kenapa tiba-tiba dia bicara seperti itu? Ah sial! Ja–jangan sampai wajahku memerah.’ Batin Jasmine.
 
“Kau pernah pacaran?”
 
Jasmine mengangguk.
 
“Itu artinya, kau sudah berpengalaman ‘kan?”
 
Wajah Jasmine mulai memanas. “Ma–maksudmu?”
 
Sunghoon berhenti ototmatis Jamsine ikut berhenti. “Ekhem! Aku haus.” Katanya lalu pergi mengambil air.
 
Anna kualahan membalas ciuman Jake, lalu mendorongnya.
“Kenapa?!”
 
“Apa maksudmu men—”
 
“Ayo kita kembali pacaran.” Ajak Jake. “Jujur, aku tidak bisa melupakanmu dan perasaanku padamu pun tidak memudar.”
 
Anna terdiam.
 
“Kenapa diam? Apa kau sudah punya kekasih baru?”
 
Anna menggeleng.
“Aku tidak bisa membuka hatiku untuk yang lain setelah bersamamu. Karena, kau satu-satunya orang yang mampu membuka hatiku, tapi ....”
 
“Apa?”
 
“Aku tidak suka pria playboy, suka cari perhatian ke banyak perempuan dan sering berkata manis pada banyak perempuan.”
 
“Lalu kenapa dulu kau menerimaku?”
 
“Karena aku belum tahu seperti apa dirimu. Sudahlah, aku lapar.” Anna pergi sambil tertawa kecil meninggalkan Jake begitu saja.
 
“Sunghoon, mana Jasmine?”
 
Sunghoon menunjuk Jasmine yang sedang bersama temannya yang lain.
 
“Apa kau dan Jake balikan lagi?” tanya Sunghoon.
 
“Tidak.”
 
“Kenapa? Tadi aku lihat kalian berciuman. Apa kau sudah tidak punya perasaan lagi padanya?”
 
“Aku hanya ingin dia berubah dulu, setelah itu barulah aku mau kembali bersamanya.”
 
“Jake sudah berubah, dia tidak lagi mencari perhatian ataupun merayu para siswi. Dia menyesal setelah putus denganmu sampai akhirnya dia mau berubah.”
 
Anna terkejut mendengarnya.
“Apa itu benar? Kau tidak sedang membela temanmu itu ‘kan?”
 
Sunghoon menggeleng. “Kalau kau masih menyukainya, katakan saja dengan jujur. Jangan gengsi!”
 
“Lalu bagaimana denganmu?”
 
“Eh?”
 
“Kau menyukai Jasmine ‘kan? Kalau kau menyukainya, katakan dengan jujur, jangan gengsi.” Balas Anna lalu pergi.
 
“Isssh!” desis Sunghoon.
 
Acara night party pun selesai. Jake dan Sunghoon mengantar Anna dan Jasmine dengan selamat ke rumah masing-masing.
 
“Jasmine, tunggu dulu.” Sunghoon memegang lengan Jasmine agar berhenti.
 
“Iya?”
 
"Aku bukan pria yang romantis bahkan tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Boleh aku bertanya?”
 
“Iya, tanyakan saja, tapi kalau aku bisa, aku akan jawab dan kalau tidak bisa, aku akan jawab tidak bisa.”
 
Sunghoon mengangguk. “Kau tahu tidak, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta?”
 
“Detak jantung kita menjadi lebih cepat saat ada di dekat seseorang, kau akan merasa nyaman setiap bersama orang itu sampai kau ingin bersamanya setiap saat.”
 
“Begitu ya?”
 
“Kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu?”
 
“Karena aku,” Sunghoon memberi jeda. “Sepertinya sedang merasakan itu semua saat berada di dekatmu.”
 
“Eh?!”
 
“Aku bukan pria yang romantis bahkan tidak tahu bagaimana jatuh cinta. Dan ini, pertama kalinya aku jatuh cinta.”
 
Sunghoon memegang tangan Jasmine.
“A–aku menyukaimu Jasmine. Aku tidak tahu kapan itu terjadi.”
 
“Su–sunghoon?” Jasmine tak percaya dengan apa yang dia dengar.
 
"Mau tidak jadi kekasihku?"
 
Jantung gadis itu berdebar, ingin sekali rasanya dia berteriak sambil bersorak, Tapi harus tahan.
 
“Iya, aku mau.” jawabnya berhambur memeluk Sunghoon. Pemuda itu kaget.
 
Tidak hanya itu, tanpa di duga. Jasmine mencium bibir Sunghoon.  
 
Mata Sunghoon membulat. ‘Apa ini yang dibilang ciuman?’ batinnya. Ini pertama kali baginya.
 
 
-***-
Jake berdiri di ambang pintu kelas. Dia ingin sekali masuk, tapi enggan rasanya karena kecewa dan malu atas pengakuannya pada Anna saat night party. Gadis itu menolak untuk balikan.
 
“Hei, kenapa diam saja? Ayo masuk!” ajak Sunghoon.
 
Jake akhirnya masuk tapi memalingkan wajahnya dari Anna.
 
“Jake, aku ingin bicara penting padamu.” Kata Anna yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
 
“Bicara apa?”
 
“Aku akan bicara sekali saja dan tidak akan ku ulangi. Jadi dengarkan baik-baik.”
 
“Hmmm katakan saja. Aku akan mendengarkannya.”
 
“Ayo kita jadian lagi!”
 
“Eh?! K–kau bilang apa?” Jake langsung segar lagi setelah moodnya tadi tidak baik.
 
“Sudah ku bilang, aku hanya mengatakannya sekali. Kalau kau tidak dengar, sudahlah lupakan!” Anna beranjak berdiri tapi Jake menarik tangannya lalu mencium tepat di keningnya.
 
Sontak seisi kelas menyoraki mereka berdua.
 
Anna melotot dan langsung mendorongnya. Jake malah tersenyum.
 
“Aku lega karena kesepakatan kita berhasil.” Kata Jasmine.
 
“Kesepakatan?!” ucap Sunghoon dan Anna.
 
“Iya, aku dan Jake bikin kesepakatan. Aku membantu nya untuk balikan denganmu, dan Jake membantuku untuk jadian dengan Sunghoon.”
 
“Tunggu, kau bilang berhasil, kan? Itu artinya ... kau dan Sunghoon ....”
 
“Aku dan Sunghoon sudah jadian, kemarin. Iya kan, sayang?”
 
“Iya.”
 
“Akhirnya, kau jatuh cinta juga Park Sunghoon!” Jake merangkul sahabatnya itu.
 
“Aku punya ide.”
 
“Ide apa?” tanya Anna pada Jake.
 
“Bagaimana kalau kita double date malam minggu, nanti?”
 
“Setuju!” ucap Jasmine dan Sunghoon bersamaan.
 
 

-END-

Tempat Singgah, di buat 14 Maret 2022, di upload September-Oktober 2024

Untuk upload ini cerita, ampe ganti cast berkali-kali dan akhirnya goal, finally di up juga 😊. Gimana, ceritanya ringan kan mudah di pahami. Padahal aku lebih suka bikin cerita gendre gore tapi kali ini Lagi pengen upload sweet romance 🥰

Terima kasih sudah mampir dari awal sampai selesai, jangan lupa bintangnya ya biar author makin semangat buat berkarya dan upload banyak ceritanya 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang