Amour Et Vengeance

26 4 0
                                    

Cast : Lee Jeno & Ruby Kim
Genre : Romance, Thriller, AU

Sepasang suami istri sedang menikmati semilir angin sambil memandang gemerlap lampu yang menerangi Kota Seoul dari balik kaca balkon kamarnya. Mereka merupakan pasangan yang sangat romantis dan serasi. Sang suami terlihat begitu hangat memeluk istrinya dari belakang.  Wajah tampan dan cantiknya selalu membuat iri banyak orang yang melihatnya. Namun, di balik itu semua. Mereka menyimpan kisah duka yang mendalam. Siapakah mereka? Mereka adalah  Jeno dan Ruby.
 
Slap!
 
Prang!
 
 
Jeno dan istrinya terkejut saat tiba-tiba kaca jendelanya pecah. Dia langsung saja memutar balik posisi istrinya agar tidak terkena pecahan kaca, sehingga kaca itu mengenai beberapa di bagian punggungnya.
 
"Sayang, kamu tidak apa-apa 'kan?”
 
"A–aku ti–tidak apa-apa. Oppa sendiri, tidak apa-apa 'kan?”
 
Jeno mengangguk lalu melihat ke arah sekitarnya untuk mencari siapa yang sudah berani memecahkan kacanya dan hampir melukai istri tercintanya. Seketika manik matanya menangkap siluet seseorang di antara pepohonan yang minim penerangan.
 
“Sayang, kau tunggu di sini, ya. Jangan keluar, apapun yang terjadi. Ok?” pesan Jeno lalu pergi.
 
Ruby mengangguk walau bingung dan rasa takut menyelimuti hatinya. Akan tetapi, pesan suaminya harus di patuhi.
 
Jeno langsung saja berlari turun ke bawah dengan membawa senjata. Sesampainya di bawah, dia melihat seseorang dari balik tembok.
 
 
DOR!
 
DOR!
 
DOR!
 
Jeno terus menembaki orang itu. Sampai akhirnya, peluru itu mengenai kakinya sampai terjatuh. Sambil melangkah cepat, Jeno mendekati sosok yang sedang tersungkur. Seketika matanya membola saat melihat siapa orang itu.
 
"K–kau?!”
 
"Lama tidak bertemu, Lee Je-no." Senyuman smirk terukir di wajah pria yang bernama Jackson.
 
"Brengsek! Kau hampir membunuh istriku!” bentak Jeno dengan sorot mata tajamnya.
 
Jack tertawa renyah melihat Jeno marah bercampur rasa cemas. Jeno yang melihat Pria itu tertawa tanpa rasa bersalah, langsung saja menembakkan peluru terakhirnya ke arah kepala Jack
 
“Tawamu, akan berhenti selamanya.”
 
 
DOR!
 
 
Tawa Jack langsung terhenti dan diam dengan mengenaskan kehilangan nyawanya. Jeno yang selesai membuatnya bungkam. Lalu kembali masuk ke rumahnya sambil menghubungi anak buahnya untuk mengurus sisanya.
 
Ruby yang mendengar suara tembakan langsung lari turun ke bawah, dia ingin memastikan apa yang terjadi. Tapi, belum juga sampai di ujung pintu. Lebih dulu seseorang membukanya.
 
"Oppa!" Ruby langsung berhambur  memeluk Jeno dengan erat.
 
“Kenapa, hmm?” tanya Jeno sambil membalas pelukan itu dengan penuh kasih sayang.
 
“Apa yang terjadi? Aku mendengar suara tembakan. Aku takut Oppa ....”
 
“Ada orang yang ingin mencelakai kita, tapi, kau tenang saja sayang. Oppa akan selalu melindungimu.” kata Jeno sambil memeluk istrinya yang masih ketakutan.
 
“Lebih baik, sekarang kita istriahat, ini sudah malam.” Jeno menggendong Ruby ke kamar.
 
Jeno memeluk istirnya dari belakang hingga terlelap. Sedangkan Jeno masih terjaga. Dia memikirkan kejadian tadi, di tambah Jacki yang melakukannya.
 
‘Aku tidak habis pikir. Bagaimana bisa, dia sampai lolos dari tahanan? Tapi, dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Rencanaku tinggal satu lagi, yaitu membalaskan dendamku,’ batin Jeno. Dia menatap sang istri yang sudah terlelap di lengannya yang menjadi bantal.
 
 
🌱🌱🌱

 
Ruby selesai menyiapkan sarapan, dia segera pergi ke kamar untuk membangunkan suaminya. Saat ingin membuka pintu, Jeno lebih dulu keluar alhasil sang istri terkejut dan hampir tabrakan tapi tangan kekarnya langsung menarik pinggulnya merengkuhnya dalam dekapannya.
 
“Tidak apa-apa, hmm?”
 
Ruby mengerjapkan matanya dengan wajah merona. Jeno tersenyum gemas melihat ekspresi tersebut. Dengan gemasnya dia mencium kilat bibir sang istri.
 
“Yak!”
 
“Kenapa? Morning kiss,” kata Jeno.
 
Wajah Ruby semakin merona. “Sarapannya sudah siap, ayo makan!” katanya mengalihkan suasana.
 
Jeno melepaskan rengkuhannya lalu menuju ruang makan bersama Ruby. Mereka berdua menikmati makanan dengan khidmatnya.
 
“Sayang, hari ini Oppa akan pulang larut. Kau tidak perlu menunggu. Kalau mengantuk langsung tidur saja, ya.”
 
“Kenapa, apa ada tugas penting sampai Oppa harus pulang malam?”
 
“Hmmm, begitulah. Oppa akan menelpon kalau ada waktu luang, ok? Sekarang, Oppa harus berangkat. Kalau ingin pergi, hati-hati.” ucapnya selesai sarapan lalu pamit sambil mencium sang istri.
 
 
🌱🌱🌱

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang