Indigo 2

29 4 0
                                    


Sudah hampir 1 Minggu, Haechan sibuk dengan tugas-tugas perkuliahannya menjelas US. Tidak seperti biasanya, Malam ini nampak terasa berbeda. Sunyi dan senyap, suara serangga khas malam haripun tidak terdengar. Pemuda itu merasa ada yang aneh dengan suasana malam ini.

Matanya yang terasa lelah karena seharian menatap layar laptopnya, memilih untuk keluar melihat dedaunan yang hijau dan udara segar di pagi hari. Iya, dia terjaga semalaman karena tugasnya. Bahkan sudah menghabiskan beberapa cup kopi. Dia melihat jam di ponselnya, jarum jam menunjukan pukul 04:40 KST.

“HUAAAA!”

Dia terkejut saat membuka pintu kacanya, melihat sosok tanpa kepala sedang berjalan melintasinya.

“Oh kamjagia! Sialan bikin kaget saja.” gumamnya lalu berdiri di balkon kamarnya.

Di lihat jalanan perkampungan yang masih sedikit sepi. Ada beberapa orang yang memulai aktifitasnya di jam-jam tersebut.

“Haechan-Ssi~ hihihihi ….” Suara serak dan aroma anyir menyeruak di hidung Haechan.

Pemuda itu melirik ke sampingnya “Keluarlah, jangan bersembunyi Jaemin-ah!”

Sosok itu langsung menampakan diri sambil menenteng kepalanya lalu menyatukan kembali.

“Haechan-Ssi … main yuk! Kau selalu saja menolak setiap kali ku ajak main.” Kata Jaemin, hantu yang akrab di panggil Nana.

“Main?! Lihat jam berapa ini? Lagian, aku sibuk.” Katanya sambil kembali masuk ke dalam.

Jaemin mendengkus kesal.

“Kau selalu saja seperti itu. Terlalu sibuk sampai-sampai kau hanya bersantai untuk melihat album lusuh itu dan melihat foto masa kecilmu yang … menggelikan!” kata Mark yang ikut datang lalu memperlihatkan foto masa kecil Haechan yang di ambilnya.

Pria berkulit tan itu melotot melihat foto yang di pamerkan Mark pada Jaemin.

“What?! I-ini Haechan? Buahahahahaha …” gelak tawa Jaemin menggelegar dan terdenger mengerikan.

“Mark! Kembalikan padaku! Markeu … berikan foto itu padaku atau –-“

“Atau apa?” tanya Mark saat Haechan memberi tatapan tajam.

“Aku tidak mau lagi berteman denganmu.” Tuturnya lalu merapihkan buku-buku yang habis di gunakannya sebagai referensi tugas kuliahnya.

Mark segera mengembalikan foto tersebut. Jaemin pamit untuk kembali ke tempat asalnya di mana dia meninggal.

-@@@-

Haechan ke kampus untuk menyerahkan beberapa tugas mandiri yang sudah di selesaikannya kepada para dosen mata kuliahnya kemudian mengambil kartu untuk ujian semester lusa nanti.

Kampus tidak begitu ramai menjelang ujian karena mahasiswa di beri waktu untuk mempersiapkan diri dulu. Tapi tidak untuk pemuda berwajah manis tersebut, dia selalu melihat kampus nampak ramai dengan aktifitas makhluk tak kasat mata.

Tidak jarang dia merasakan sakit kepala dan sesak karena berinteraksi dengan mereka dan bersentuhan tanpa sengaja dengan mereka. Dia merasa risih hari ini. Karena sejak datang dia diikuti anak kecil yang tidak punya mata. Sesekali anak kecil itu mengganduli kakinya sehingga membuat Haechan berat untuk melangkah.

“Yak! Berhenti memegangi lututku Go Eun-byul.” kata Haechan.

Anak itu menyeringai lalu melepaskan lutut Haechan. Wajah pucat pasinya terus menatap pria tersebut dengan ekspresi polosnya seolah ingin menyampaikan sesuatu. Haechan menghembuskan napasnya perlahan, matanya mencalang memastikan tidak ada siapapun yang melihatnya.

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang