-@@@-“PARK JISUUUNG!!” Teriak seorang gadis cantik bernama Juliana.
Pria yang namanya di sebut sedang tertawa renyah di tempat persembunyiannya yang tidak jauh dari ruang perkuliahannya. Hatinya merasa puas dan lega saat selesai mengerjai temen sekelasmya.
“Rasakan, Park Jisung tidak pernah kalah!”
“Sekarang apalagi yang kau lakukan pada Julia?” Ucap Jaemin.
“Aku menuangkan lem di dalam topinya.” Jawab Jisung masih terkekeh.
“Apa?! Lem katamu! Ja-jangan bilang kalau kau...,” Jaemin mengorek tasnya mencari sesuatu, matanya langsung menatap tajam Jisung.” Kau mengambil lem kayu untuk tugas seniku ya?” ucapnya masih menahan emosinya.
Jisung menghentikan tawanya saat melihat wajah Jaemin yang sudah mulai emosi “I-iya. Ta-tapi... Aku hanya memakainya sedikit. I-ini sisanya, terima kasih ya!” ucapnya kemudian tersenyum lebar dan berbalik lari secepat kilat.
“Ya! Park Jisuung...!! Awas kau ya!” kesal Jaemin yang emosinya langsung meledak kemudian mengejar pemuda berwajah cute dan bertubuh tinggi.
Park Jisung, mahasiswa muda tingkat pertama yang memiliki tubuh tinggi dan wajah yang tidak kalah tampan dari hyungnya yaitu Jaemin. Mahasiswa jurusan Seni yang punya sejuta pesona ini memang berwajah polos tapi kelakuan bak raja setan. Apalagi kalau sudah bertemu dengan Julia, teman SMAnya yang merupakan musuh besar seperti Tom and Jerry. Entah kenapa, Jisung senang sekali mengusili gadis itu apalagi sampai marah, tapi Julia selalu membalasnya.
-@@@-
Julia sedang berusaha menghilangkan lem yang membuat rambutnya nempel seperti perekat. Sudah seperti orang yang habis tenggelam, rambutnya basah semua tapi tetap saja susah untuk membuat rambutnya kembali semula karen menggumpal.“Park Jisung, kau benar-benar sudah keterlaluan! Aaarrggh... Aiiish jinjja! Bagaimana ini, rambutku rusak!” ucap Julia yang kesal sambil menangis. Berjam-jam Julia berusaha memisahkan gumpalan rambutnya dan akhirnya berhasil walau rambutnya kini rusak. Setelah selesai Julia segera pulang.
-@@@-
Jisung sedang mengerjakan tugas kuliah mandirinya. Dia nampak serius menatap layar laptopnya, sesekali jemarinya bergerak menekan tombol keyboard dan matanya melirik ke sebuah buku yang menjadi bahan referensinya. Malam semakin larut tapi tugasnya masih juga belum kelar.
Tok ! Tok! Tok! (Suara ketukan pintu)
Jisung tidak merespon, matanya masih fokus melihat layar si hafapannya.“Jisung! Kau sudah tidur!?” tanya Jaemin sambil membuka pintunya perlahan. Sampainya di dalam, dia mendapati adiknya sedang fokus ke laptop. “Serius sekali, apa yang sedang kau kerjakan?”
“O ya ampun! Hyung, kau membuatku kaget saja!” ucap Jisung.
Jaemin menatap datar kemudian melihat layar laptop “Tugas Changmin Sam ya?”
“Iya, Hyung bisa bantu aku tidak?”
“Kerjakan sendiri! Kalau kau terus di bantu, kapan kau akan mandiri.” Jawab Jaemin santai.
Jisung mendengkus kesal “Terus, mau apa Hyung ke sini? Ini sudah malam, kalau tidak ada yang penting lebih baik pergi, jangan menggangguku!” tegasnya sambil terus mengetik.
Jaemin tidak menanggapi ucapan adiknya. “Besok, aku ada jam kuliah siang. Jadi, kau pergi sendiri saja ke kampusnya, aku tidak mau mengantarmu!”
Jisung menoleh lalu nyengir kuda “Kalau begitu, aku pinjam motor Hyung ya. Tenang saja, sebelum kau berangkat ke kampus, aku akan datang karena... Besok hanya 1 mata kuliah. Boleh ya hyung... Boleh ya please...” mohonnya dengan wajah aggyeo.
Jaemin meringis melihat tingkah adiknya “ Hey, jangan memasang wajah seperti itu! Kau membuat perutku mual! Menjijikan, wajah sok polos tapi kelakuan seperti setan!”
“Boleh ya Hyung, aku pinjam ya.”
“Iya baiklah, tapi kau harus kembali sebelum jam 1 ya!” ucao Jaemin sambil beranjak berdiri lalu pergi.
“ok siap!”
-@@@-
Jisung berjalan di halaman kampus menuju ke ruang club seni untuk berlatih dance. Di tengah langkahnya, dia berpapasan dengan Julia. Gadis itu tampak beda tapi entah apa itu. Dia semakin dekat berjalan ke arah Jisung yang memilih untuk diam di tempat.PLAK!! PLAK!
Jisung terkejut mendapat tamparan keras di pipinya, hingga membuatnya meringis.
“A-a-apa yang kau lakukan huh?! Kenapa kau menamparku!” kesal Jisung.“Kau benar-benar sudah kelewatan, park Jisung! Kau sudah merusak rambutku! Kau tahu, aku sudah memanjangkan rambutku dan merawatnya dalam waktu lama. Tapi, kau merusaknya begitu saja! Lihat, aku harus memotong rambutku! Aku tidak pernah berbuat usil padamu dengan berlebihan tapi kau, kau sudah keterlaluan! Kau jahat!” amarah Julia yang di tahan sejak kemarin kini di luapkan semuanya sampai menangis. Dia langsung lari tanpa peduli orang-orang di sekitarnya melihat.
Jisung diam mematung, rasa panas perih di pipinya tidak lagi terasa setelah mendengar luapan isi hati gadis yang selalu perang. Ada rasa bersalah di hatinya.
-@@@-
Seseorang mengulurkan sapu tangan saat Julia menangis di halaman kampus. Gadis itu mendongak melihat wajahnya, seorang namja yang kini mengukir senyum.
“Kak Jaemin?!” ucapnya sambil mengambil sapu tangannya. Jaemin duduk di sampingnya.
“Apa Jisung berbuat ulah lagi padamu?”
“Bercanda dia sudah kelewat batas! Kemarin, Jisung menatuh lem di balik topiku. Rambut panjangku rusak karena lem dan menggumpal. Susah payah aku merapihkan dan menghilangkan lemnya tapi ternyata rambutku rusak. Akhirnya aku memotong rambutku!” jelas Julia.
“Sudah jangan menangis lagi, nanti wajah cantikmu akan membengkak.”
Julia menghentikan tangisnya, lalu melihat Jaemin yang sedang menatapnya sambil tersenyum. Jantungnya seolah meledak mendapat pujian dari pria tampan favorite para gadis.
“Rambutmu masih indah dan panjang, coba kau buka topinya.” Jaemin membuka topi Julia membuat rambutnya terlihat jelas. “Nah, kalau begini, kau semakin cantik.” Ucapnya sambil merapihkan beberapa rambut yang menjuntai memghalangi wajah.
Jantung Julia seketika berdegup kencang, gugup dan tidak karuan. Bukan kali pertama dia merasakan debaran yang seperti ini. Mereka terus saling menatap sampai akhirnya seorang namja membuat keduanya terhenyak.
“Jaemin-a! Ayo kita masuk, Prof. Onew sebentar lagi masuk.” Ajak Xiao pria keturunan China, teman sekelas Jaemin.
Jaemin melihat jam tangannya, “Uh Julia, aku harus pergi sekarang. Jangan menangis lagi, wajah cantikmu nanti berkurang. Ok!?” pesannya sambil mengacak-acak rambutnya lalu pergi.
-@@@-
Semenjak hari itu, Jaemin dan Julia menjadi akrab. Dia tidak lagi merespon Jisung yang masih terus mengusilinya. Jisung mengamati Hyungnya dan Julia sedang asik bercanda ria. Ada perasaan tidak suka dan marah di hatinya.“Sejak kapan Hyungmu akrab dengan Julia?” tanya Renjun.
Jisung mendelik “Entahlah! Yang jelas, aku tidak suka dengan kedekatan mereka!
Chenlee terkekeh mendengar ucapan Jisung “Kau cemburu Park Jisung?! Apa jangan-jangan...kau menyukai Julia? Secara, kalau tidak pernah akur itu tandanya kalian berjodoh.”
Renjun hampir tersendat mendengar ucapan Chenlee dan Jisung menjadi gugup.
“A-aku cemburu?! Ja-jatuh cinta?! Hahaha... Mustahil aku menyukai gadis seperti dia! Aku hanya tidak mau punya kakak ipar seperti dia!” tegas Jisung.“Kau yakin? Hati-hati dengan ucapanmu itu, suatu hari bisa jadi boom yang siap meledak.” Ucap Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan Twoshoot
DiversosBagi yang suka cerita singkat, padat dan jelas, gak suka yang panjang-panjang sampai berchapter-chapter... Aku buatkan cerita atau fanfiction oneshoot/twoshoot. Tapi semua tokoh aku dari kpop dan actor korea 😊