I PROMISE (Oneshoot)

34 3 0
                                    


Cast : Kim Mingyu Seventeen, Jung Yong Hwa (OC) dan Lee Haechan NCT
 
 
 

Seoul tahun 2006
 
Di sebuah taman terlihat tiga anak kecil sedang bermain bersama, mereka terlihat bahagia dengan permainannya. Tapi hari ini adalah hari terakhir mereka bersama karena salah satunya akan pergi.
 
"Oppa jangan lupakan aku ya, aku pasti akan merindukan kalian berdua." Gadis kecil berusia lima tahun itu terisak saat berpamitan pada dua anak lelaki yang berusia lebih tua darinya.
 
"Tentu saja kami tidak akan melupakanmu," sahut seorang anak lelaki lebih kecil yang berusia delapan tahun.
 
"Kami akan selalu mengingatmu, cepat kembali setelah kau dewasa nanti untuk menikah denganku."
 
"NO, Yong Hwa hanya akan menikah denganku!"
 
"Tenang saja Oppa, aku akan menikah dengan kalian berdua. Jadi kita bisa selalu bersama." Gadis kecil itu tidak tahu apa arti dari ucapannya, ia hanya tahu jika menikah itu berarti akan bersama seperti Ayah dan Ibunya.
 
"Berjanjillah kau akan kembali," ujar anak lelaki yang lebih tua dan memiliki kulit eksotis berusia sepuluh tahun.
 
"Aku berjanji oppa,"
 
Akhirnya sejak saat itu mereka benar-benar tidak pernah bertemu dengan gadis kecil itu lagi. Dia pergi keluar negeri bersama sang kakak untuk tinggal bersama neneknya. Walau tidak pernah berjumpa lagi, hubungan ketiganya tidak pernah putus. Mereka selalu bertukar kabar dan cerita melalui email dan ponsel.
 
 
Seoul Tahun 2021
 
Bandara Incheon
 
Seorang gadis cantik dengan rambutnya yang terurai berjalan sambil menarik koper hitam di tangan kirinya. Tangan kanannya memegang ponsel sambil mencoba menghubungi seseorang, terlihat sesekali ia berdecak kesal dan terus berjalan keluar dari bandara.
 
"Aaaaahhh ... Aku merindukan udara kota kelahiranku ini," ucap gadis itu dengan senyuman yang mengembang dan menghirup udara sepuasnya.
 
Gadis itu terlihat mencari seseorang dengan tangannya yang masih sibuk dengan ponselnya. Menghubungi nomor orang yang bertanggung jawab menjemputnya, tapi lagi-lagi dia berdecak kesal sambil memasukan ponselnya ke dalam saku jaketnya.
 
Tiiiit tiiit
 
Suara klason yang memekakan telinga terdengar, sebuah mobil sport berhenti di depannya membuat seringaianya muncul dan secepatnya raut wajahnya berubah dari senang menjadi kesal dengan bibir yang memberenggut.
 
"Ayo masuk," ajak seorang pria yang duduk di balik kemudi.
 
"Kenapa kau yang menjemputku?" tanya gadis itu sambil masuk ke kursi belakang.
 
"Kenapa kau duduk di belakang? Aku bukan supir pribadimu, cepat pindah ke depan!"
 
"Untuk saat ini kau adalah supir pribadiku, jadi jangan banyak protes. Cepat jalan!"
 
"Awas saja nanti." ancam pria itu kesal.
 
 
-💚💚-
 
"Bagaimana kabarmu hyung?" tanya seorang pemuda.
 
"Aku baik-baik saja, jangan terlalu berlebihan. Aku tidak akan mati secepat itu," kata pria yang duduk bersandar di ranjang rumah sakit.
 
"Sudahlah Hyung ... Jangan membahas kematian. Aku mendapat kabar, kalau hari ini, Yong Hwa sudah kembali ke Seoul." pemuda itu duduk di sisi ranjang.
 
"Benarkah? Aku merindukannya, menurutmu ... Apa dia masih ingat dengan janjinya untuk menikahi kita berdua, Chanie-a?" tanya pria itu dengan senyum di wajahnya.
 
"Haha ... Sebaiknya kau jangan terlalu memegang ucapannya, hyung. Saat itu Yong Hwa masih kecil dan tidak mengerti apa yang di ucapkanya."
 
"Aku tahu itu. Tapi kau tahu kan dari dulu aku sudah mencintaimnya." pria itu menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.
 
"Tenang saja Hyung, aku tahu itu." lirih pemuda itu.
 
'Aku juga mencintainya Hyung. Tapi, untukmu aku akan mengalah.' Pemuda itu membatin seraya mencoba tersenyum getir.
 
Pria itu bernama Kim Mingyu. Pria berusia dua puluh lima tahun yang bekerja sebagai teknisi di bengkel besar milik keluarganya. Dia menderita kanker stadium 4 dan sudah di nyatakan tidak dapat hidup lebih lama lagi. Karena penanganan yang terlambat sehingga tidak bisa di sembuhkan lagi kecuali, ada keajaiban. Kini, Ia hanua bisa pasrah berbaring di ranjangnya dan menerima berbagai jenis pengobatan yang dilakukan orangtuanya.
 
 
Haechan adalah sepupunya. Ibunya adalah adik dari ayahnya Mingyu. Karena itulah marga mereka berbeda. Walau mereka sepupu tapi kedekatan keduanya melebihi dari saudara kandung bahkan keduanya memiliki wajah yang mirip. Pemuda itu selalu menjaganya karena dari awal sudah tahu tentang penyakit tersebut. Tapi, pria itu cukup keras kepala sehingga tidak ingin mengobati penyakit yang dideritanya.
 
"Hyung, sebaiknya kau istirahat. Aku harus kembali ke cafe." ucap Haechan sambil beranjak.
 
"Pergilah, jangan jadikan aku sebagai bebanmu ... Aku tidak suka."
 
"Hyung, sampai kapanpun kau tidak pernah menjadi bebanku! Jadi berhentilah bicara sep_"
 
"Aku menyayangimu," ucap Mingyu.
 
"Aku tahu, aku juga sangat menyayangimu, Hyung." balasnya sambil menatap nanar. Kemudian pergi untuk kembali ke Cafe.
 
 
-💚💚-
 
"Kita mau kemana Oppa?" tanya gadis itu sambil terus mengikuti langkah kaki sang kakak.
 
"Aku harus menemui teman," jawabnya.
 
"Siapa?" tanya Yong Hwa penasaran.
 
"Teman kecilmu, Mingyu."
 
Gadis itu terkejut, tapi tidak berkomentar apapun lagi. Dia terus memgikuti langkah kaki Oppa-nya Jung Jaehyun menuju lantai tiga, di mana kamar VIP berada. Sudah sejak setahun belakangan ini Ia tidak ada kontak dengan pria tampan itu. Sebenarnya Yong Hwa cukup penasaran karena selama ini tidak mengetahui banyak hal tentang apa yang terjadi, apalagi melalui ponsel, video call dan itu membuatnya menyesal sekarang.
 
" Hei ... Sini!" tarik Jaehyun saat Yong Hwa berbelok ke arah yang berbeda.
 
Saat Jaehyun dan Yong Hwa tiba, di depan ruangan itu sudah banyak sekali orang yang ingin menjenguk dengan wajah sedih dan menahan tangis.
 
"Bagaimana kabar Mingyu sekarang, Bibi?" tanya Jaehyun.
 
Ibu dari Mingyu menangis "Dokter sedang berusaha, ia tidak mengatakan apapun."
 
"Bibi! Kenapa bisa begini? Belum lama aku meninggalkan Hyung dan sekarang aku mendapatkan kabar buruk ini?!" tanya pemuda yang baru saja tiba dengan napas yang tersengkal-sengkal.
 
"Tenanglah Haechan-ya," ujar Jaehyun mencoba menguatkannya.
 
"Kau di sini juga, hyung?" tanyanya. "Dia siapa, Hyung? Ucapnya lagi sambil menatap ke arah Yong Hwa yang sedang berdiri di depan pintu kamar sambil melihat apa yang sedang terjadi di dalam.
 
"Kau tidak ingat padanya?"
 
Haechan menggelengkan kepalanya lalu menoleh lagi pada gadis asing itu.
 
"Yong Hwa?!" pekiknya saat gadis itu menoleh padanya.
 
"Hussssssst ....!" serentak semuanya menyuruhnua diam.
 
"Maaf! Maaf, aku tidak sengaja." ucap pemuda itu sambil memegang tengkuknya.
 
"Haechan oppa?! Aku tidak menyangka kau akan tumbuh menjadi pria tampan seperti sekarag," ucap Yong Hwa kebablasan kemudian membekap mulutnya seusai berbicara.
 
"Huuuuh ... Kata-katamu seolah aku jelek sejak lahir." gerutunya.
 
"Ma–maaf Oppa," kata gadis itu lalu berjalan mendekat memeluk Haechan.
 
Haechan mematung di tempatnya saat Yong Hwa memeluknya tanpa segan. Apakah ini pengaruh tinggal di negara bebas seperti Brazil?
 
"Aku sangat merindukanmu dan Mingyu Oppa. Sudah lima belas tahun kita tidak bertemu dan hanya berhubungan lewat ponsel. Semua itu tidak seperti sekarang yang terasa nyata." ucap Yong Hwa yang masih memeluk Haechan.
 
"Ekhem! Sebaiknya cepat lepaskan dia sebelum Oppa menarikmu, Yong Hwa Jung." ancam Jaehyun.
 
"Kau mengganggu saja, Oppa!" kesal Yong Hwa.
 
Ceklek!
 
Pintu di buka lalu keluar seorang dokter dengan wajah muram dan lelah.
 
"Maaf, kami sudah berusaha tapi ...."
 
"Ta–tapi apa dok?! Jangan bercanda!" ucap Haechan tak sabaran.
 
"Mingyu meninggal, kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi_"
 
"Itu tidak mungkin! Aku tadi masih mengobrol dengannya," potong Haechan sambil mencengkram kerah baju dokter itu.
 
"Haechan lepaskan! Tidak baik emosi seperti ini." Jaehyun berusaha melerai Haechan yang terlihat emosi dan melepaskan cengkramannya.
 
"Tapi hyung ... Mingyu hyung tidak mungkin--"
 
"Aku ingin melihatnya," ucap Yong Hwa sambil memasuki ruangan yang selama ini di tinggali oleh Mingyu hampir setahun dia menginap.
 
Melihat Yong Hwa yang sudah masuk. Haechan segera melepaskan tangannya dan ikut menyusul gadis itu yang kini terlihat terisak di sisi ranjang. Diikuti oleh yang lainnya, ibu dari Mingyu tidak berhenti menangis dan memeluk tubuh pria yang sudah tidak bernyawa.
 
"Kenapa Oppa tidak menungguku datang? Lihat, aku sudah besar oppa, bukankah kita bertiga akan menikah? Aku masih ingat janjiku pada kalian. Tapi kenapa kau meninggalkanku, kenapa?!"
 
Tangis Yong Hwa pecah, walau dalam ucapannya membuat yang mendengar sedikit bingung. Tapi mereka memilih untuk pura-pura tidak mendengar.
 
Akhirnya, hari di mana seharusnya bahagia malah menjadi duka bagi Yong Hwa. Dalam hati, ia tidak ingin ini kenyataan, tapi semuanya adalah nyata.
 
"Lihat–sepertinya Mingyu Hyung memegang sesuatu," ucap Haechan membuat tangis Yong Hwa berhenti.
 
Sebuah surat berada di genggaman pria itu, Haechan mengambilnya dan melihat jika surat itu ditujukan untuk Yong Hwa.
 
'Selamat jalan Hyung, akhirnya kau terbebas dari rasa sakit yang selama ini menyiksamu. Sekarang, kau pasti sedang bahagia dan meninggalkan kami yang sedang menangisimu di sini.' batin Haechan saat ia menutup seluruh tubuh Mingyu dengan kain putih.
 
 
💚💚
 
Lonceng pernikahan di sebuah gerejs berdentang dengan nyaring, seorang gadis cantik dengan gaun pernikahannya dan make up yang sederhana membuatnya semakin cantik. Dia berjalan di karpet merah didampingi oleh seorang pemuda tampan yang menggunakan tuxedo hitam sehingga membuatnya terlihat sempurna di mata para gadis, khususnya.
 
Pemuda itu meraih jemari sang gadis untuk di satukan dengan tangan calon suaminya yang terlihat gagah di depan Altar, dia sedang tersenyum melihat sang gadis gugup hingga menyebabkan tubuhnya gemetar.
 
"Lee Haechan, aku percayakan adikku Jung Yong Hwa padamu. Jaga dan buat dia bahagia setelah menikah denganmu," pemuda itu menyerahkan tangan adiknya pada pria berwajah manis yaitu calon suaminya. "Jika sekali saja dia menangis karenamu ... Maka aku akan mengambilnya kembali," bisiknya.
 
"Aku berjanji, hyung. Aku akan menjaganya dan membuatnya selalu tersenyum."
 
Pasangan itu terlihat bahagia setelah proses pernikahan berjalan dengan lancar dan keduanya dinyatakan resmi menjadi sepasang suami istri.
 
 
-@@@-
 
"Surat dari Mingyu untuk Yong Hwa." ucap gadis si pemilik nama. Perlahan dia membuka surat itu lalu membaca isinya.
 
 
"Saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak berada di dunia ini lagi dan kau tahu akan hal itu. Aku sangat merindukanmu Yonf Hwa, dan kau tahu, bahwa aku selalu menunggumu. Waktuku sudah tidak banyak lagi, tadi pagi, saat Haechan mengatakan jika kau hari ini akan kembali, aku merasa sangat bahagia sekaligus sedih. Karena, aku tidak akan bisa melihat senyumanmu lagi. Satu hal lagi, aku menagih janjimu yang akan menikahiku dan Haechan bersamaan. Hahahahaha ... Konyol sekali dan kekanakan. Tapi, aku menganggap janjimu adalah nyata.
 
Selama ini, aku menunggumu untuk menepati janji itu dan aku ... Lelah, waktuku sudah habis dan tidak bisa menikahimu. Tapi, aku harap kau bisa menikahi Haechan.
 
Berbahagialah bersamanya, aku akan menjadi bintang yang bersinar untuk selalu menjagamu.
 
Dari seorang pria lemah yang mencintaimu, 'Lee Mingyu.'
 
Saat berkunjung ke pemakaman Yong Hwa membaca surat itu didampingi Haechan. Gadis itu menangis di pelukan pria yang sudah menjadi suaminya.
 
"Aku juga mencintaimu, Oppa."
 
Haechan tidak mampu mengatakan apa-apa, dia hanya menemani istrinya menangis di bawah langit dengan menatap bintang. Malam itu menjadi saksi bisu dari pernyataan cinta seseorang yang selama ini sangat merindukannya. Gadis itu menyesal karena tidak kembali secepatnya. Karena, jika kembali lebih awal, mungkin tidak akan seperti ini.
 
 
 
-TAMAT-
 
Tempat Singgah, 27-07-2021

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang