2. PREMAN SEKOLAH

9.3K 1K 10
                                    


Kehidupan adalah dinding ilusi, pengorbanan adalah kunci untuk sampai ke titik pintu.

-Alana-

Seorang cowok remaja sedang duduk tegap dikursi belajarnya. Tatapannya serius pada makanan yang sudah menjadi candunya. Buku, buku sudah menjadi makanan pokok bagi Ayyana Yadawa. Tanpa buku hidupnya seperti orang miskin yang melarat karena kurang makan. Buku sudah menjadi candu baginya, sampai ia lupa kepada nasi yang selalu menangis karena iri terhadap buku.

Tangannya beralih meraba buku besar bermerek Gelatik dengan cover bertuliskan "Memori Kesiswaan'. Horor baginya untuk membuka setiap lembaran dibuku itu. Tapi ini adalah tugas Yudikatifnya sebagai Seksi Kesiswaan. Buku yang berisi nama-nama siswa pelanggaran tata tertib sekolah, siswa para pembolos sejati, dan sarang para siswa berandalan yang dikenal sebagai preman sekolah.

Alisnya menyatu, dahinya berkerut, tatapannya serius melihat nama yang tertera dibarisan paling atas 'Alana Rinjani' dengan poin 56 pelanggaran tata tertib sekolah selama setengah semester pertama dikelas XII. Yang artinya sekitar ±49% lagi bisa saja Alana angkat kaki dari SMA Sanjaya.

"Gue heran sama cewek modelan gini, gak niat cari ilmu apa?" Gumaman keluar dari mulut Ayyan.

Decitan pintu kamarnya berbunyi, pertanda pintunya terbuka menampilkan sosok pria paruh baya berkacamata yang wajahnya masih terlihat tampan seperti putranya.

Nanda Yadawa ayah dari Ayyana Yadawa dan suami dari Arummati yang meninggal enam tahun silam karena korban tabrak lari. Seorang Bos besar dari perusahaan Yadawa - tempat pembuatan iklan model Nusantara.

"Sedang apa kamu?" Tanya Nanda datar.

"Belajar." Jawab Ayyan tak kalah datar.

Nanda mendekat. "Kalau sedang belajar, jauhkan ini dari buku. Ngerti kamu?" Kata Nanda tegas seraya mengambil ponsel milik putranya yang tadi disimpan disamping buku pelajarannya.

Ayyan hanya menganggukkan kepalanya singkat.

Nanda memang selalu mendidik putranya dengan begitu tegas dan penuh kedisiplinan, sehingga sudah tak diragukan lagi hasil produksinya yang menghasilkan Ayyana Yadawa.

Sifatnya tegas, penuh penekanan dan disiplin, ia dididik keras supaya jadi anak yang genius. Pernah sesekali Ayyan mengeluh karena lelah, dan itu langsung mendapat tamparan keras dari sang ayah 'kalau kamu ngeluh sekarang, mau jadi apa kamu dimasa depan' begitu katanya. Ayyan kecil menangis, disaat seperti ini Bundanya yang akan selalu membela. Tapi kini tidak lagi, setelah Bundanya pergi Ayyan mulai memupuk dirinya sendiri dengan mental yang cukup. Sehingga tumbuhlah Ayyan dewasa dengan segala kepribadiannya.

"Bunda..... Ayyan kangen." Gumam Ayyan sambil memejamkan matanya seolah-olah sedang berusaha merasakan belaian dirambutnya.

___

"Eh Neng Al baru brangkat Neng." Sapa pak Parno selaku tetangga dekat Alana dirusun-papahnya Aryo.

"Iya ni pak, kesiangan. hehehe" Kata Alana meringis.

"Ah udah biasa si Lana begono, nih bi ipah kasih uang saku buat jajan." Ujar Bi Ipah, salah satu tetangganya yang sedang menjemur pakaian seraya menyodorkan uang Rp 10.000 an.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang