57. LIPUTAN ENAM

2.8K 519 40
                                    

Kabar baik, apa masih sakit inget part kemaren?
Kirain gak dapet feelnya, tapi justru respon kalian diluar dugaan, seneng pokoknya.... 😂

Maap ye yang minta double up belum bisa sekarang, soalnya mau muncak dulu -- mau nanjebin bendera pusaka disana ⛳🎪

Langsung aja happy reading kawan! 🙌

Eh iya tandai typo oke 👌

.A. L. A. N. A.


Sorry Jo, gue langsung pergi.
Salam ya buat nenek lo soalnya tadi gak sempet pamit.
Oh iya, ini ada sedikit buat lo. Ambil aja gak usah sungkan.

Alana.

Jo menatap nanar lintingan kertas di mejanya yang ia duga dari Alana. Kemudian pandangannya beralih pada sebuah kain lusuh berwarna putih. Ia membukanya dan benar saja, ada banyak lembaran rupiah bernilai ratusan ribu.

Sepulang sekolah tadi cowok berkulit hitam itu sudah disuguhi kedua benda ini di meja ruang depan. Dan Jo yakin ini adalah uang hasil memecahkan celengan Alana tadi malam. Tapi satu hal yang membuat pikiran Jo mengganjal. Dimana Alana mendapatkan kontrakan baru? Kenapa cewek itu tidak memberitahunya?

Jo:
Woi prgi kgk pmit njir.
Kmna lo?

Lama menunggu balasan akhirnya Jo mengalah. Roomchat whatsappnya dengan Alana hanya menampilkan ceklis satu abu-abu. Mungkin Alana sedang sibuk membersihkan kontrakan barunya sehingga ponselnya di mode diam. Jo memaklumi itu.

Jo:
Kesuwun Lan duitnya,
Lo emg yg trbaik! 👍

___

Alana berjalan tak tentu arah. Ia hanya mengikuti langkah kakinya yang terus menyusuri jalanan kota keras ini. Seragamnya sudah ia lepas sejak tadi hingga menyisakan kaos hitam yang selalu membaluti tubuhnya serta rok abu-abu yang kini lusuh. Ia menyimpan seragam itu karena tak mau orang-orang tahu kalau anak SMANJAYA ada yang membolos sekolah, karena akan menjatuhkan nama baik sekolah itu.

Rambutnya tidak ia cepol. Alana mengikatnya asal kemudian memasukkan ke dalam topi putih yang ia kenakan dikepalanya. Benar-benar Bad. Hanya satu tas ransel yang cewek tomboy itu selempangkan dipunggung kananya yang berisi beberapa pakaian layak yang ia bawa setelah penggusuran itu. Luka-luka akibat perkelahian tadi Alana biarkan mengering tertiup angin. Polusi di jalanan begitu berbahaya bagi kesehatannya. Namun, Alana tidak peduli akan hal itu.

"Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.." Bercakan darah kembali tercipta ditelapak tangannya saat ia terbatuk.

"Kenapa? Lo pikir gue bakal nyia-nyiain hal emas gini? Lo takut?"

"Semua orang udah tau kalo lo itu najis, jalang!"

"Dasar jalang! Lo gak malu apa berantem di kelas orang?! Dikira jagoan kali. Gak ada yang bakal kagum sama aksi bejad lo!"

Alana mengeratkan gigi-giginya hingga timbul suara gemelutuk didalam mulutnya kala mengingat perkataan dari mulut Shofia.

"BACOT ANJING!" Maki Alana menendang keras botol sprit yang berada di trotoar itu. Kalau saja membunuh manusia itu tidak berdosa, maka Alana akan melakukan itu sejak awal mereka menghinanya.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang