Haiii.... Nungguin gak nih?
Vote dulu sebelum baca lebih baik. Hehe...
Ini buat yang kemaren belum tau arti dari pesan tersemat yang dibungkus plastik anti air yang dikalungkan di leher Aluna.
Artinya gini :Dibalik tulisan itu ada tulisan golongan darahnya agar dapat didonorkan pada yang juga membutuhkan, karena golongan darah A- itu sangat jarang dan langka.
Oke langsung saja happy reading... 🙌
.AL.La.Na.
Dissa mendekati sisi brankar Alana dengan senyum lembutnya yang disertai air mata. Namun, reaksi anaknya justru sangat aneh. Ada tatapan rasa takut dimatanya.
Alana meremas selimutnya kuat-kuat saat Dissa sudah ada di sampingnya. Matanya terus menatap wanita dengan penuh ketakutan. Membuat Ayyan dan Dissa saling pandang.
"Kalo suami saya masih hidup, dia tidak akan suka dengan orang seperti kamu!"
"Sudah cukup kamu hancurkan keluarga saya! Aluna meninggal karena ulahmu, sekarang suami saya juga pergi karena kecerobohanmu. Apa kamu juga akan membuat saya mati hah?!"
Alana menggelengkan kepalanya kala teringat kejadian terakhir ia bertemu dengan Dissa. Ia memalingkan wajahnya ke samping menghindari rasa takut. Alana takut melihat Mamanya marah seperti waktu itu, Mamanya tidak menyukainya, ia tidak mau membuatnya naik darah bahkan hingga menamparnya.
Kejadian Dissa mendorong tubuhnya
di depan umum hingga mengenai meja kaca saat itu, membuat Alana takut untuk hanya sekedar melihat Dissa. Sudah lelah, Ayyan pernah membentaknya di depan umum hingga ia dibully, Dissa pernah memarahinya dan membuangnya, Genta pernah menyiksanya hingga nyaris mati."Lana, kamu kenapa nangis?" Tanya Dissa lembut kala terdengar isakan dari Alana, tak lupa juga dengan tatapan sendunya.
Saat hendak memegang tangan putrinya itu. Alana justru menghindar dengan sedikit gemetar. Ayyan tidak kuat melihat ini, kenapa Alana seperti menganggap bahwa ia monster. Melihat air mata yang terus bercucuran keluar dari cewek itu, membuatnya merasa sesak. Dengan perasaan kalut, Ayyan keluar ruangan untuk memarahi dirinya sendiri.
"Lana, maafin Mama ya." Ucap Dissa parau. "Mama bener-bener minta maaf sama kamu."
"L-lana, Ma, La-na pembunuh Ma." Bibir Alana bergetar mengucapkan kalimat itu.
"Kamu bukan pembunuh, kamu anak Mama. Kamu putrinya Tuan Thakur, kamu anak yang cerdas Lana. Kamu bukan pembunuh." Dissa menggenggam erat tangan putrinya itu.
Alana tidak bisa menahannya, ia menumpahkan air mata dengan jeritan yang begitu pilu. Hal itu membuat Dissa semakin dihantui rasa bersalah, wanita itu langsung saja memeluk putrinya yang masih terbaring. Kali pertama setelah tiga tahun menjauh, Alana mendapatkan pelukan hangat dari seorang Ibu. Pelukan yang sangat dirinduinya, belaian lembut dirambutnya yang menyejukkan hati. Dissa ikut terisak merasakan hal yang sama saat sensasi pelukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...