15. TEROR 2

3.7K 631 13
                                    

Hargai orang yang membencimu
karena dia adalah penggemar yang telah menghabiskan waktunya hanya untuk melihat kesalahanmu.
-Alana-

Kartu dengan warna biru dibaluti plastik yang ukurannya sama, sedang digenggam oleh gadis berpenampilan Bad. Rambutnya yang dicepol asal serta kalung hitam yang selalu mrnghiasi leher jenjangnya tak pernah ia pedulikan penampilannya. Ruang Tata usaha adalah tujuannya. Tak banyak yang mengantri, tak banyak pula yang mendatangi, membuat gadis itu langsung masuk tanpa permisi.

"Alana mau bayar 3 bulan kemarin yang nunggak." Kata Alana tanpa salam santun pada guru yang menjabat sebagai Sie Keuangan.

"Ah iya ibu lupa kemarin belum sempat ngasih tau kamu. SPP kamu sudah dibayar lunas, tapi cuma sampai semester pertama." Ujar Sie Keuangan itu - Bu Miya.

"Hah? Lunas?" Bu Miya mengangguk.

"Tapikan saya baru mau bayaran. Ibu salah nulis kali, kebalik sama teman saya yang sudah lunas." katanya lagi.

"Lho kamu gak tau? Kemarin ada yang bayarin kamu. Saya kira kaka kamu atau saudara kamu yang lain. Dilihat dari postur tubuhnya umurnya tidak jauh dari kamu." Jelas Bu Miya.

"Perembuan atau laki-laki bu?"

"Perempuan, kamu punya saudara?" Tanya Bu Miya.

"Punya. Tapi udah meninggal dua tahun lalu."

"Lha terus yang kemarin siapa? Sepupu kamu mungkin?"

Alana semakin bingung dibuatnya. "Namanya siapa bu?"

"Ibu gak tanya namanya, dia cuma bayar SPP terus langsung pulang." Kata Bu Miya.

"Ciri-ciri nya?"

"Aduhh... Dia pake masker jadi mukanya gak begitu jelas. Rambutnya panjang digerai sedikit ikal." Jelas Bu Miya.

"Siapa? Perempuan? Upil? Upil rambutnya lurus sebahu. Re? Re rambutnya keriting pendek. Temen-temen gue yang lain? Gak mungkinlah ngapain mereka ngeluarin duit sebanyak itu buat orang lain. Mama? Mama udah tua dan gak seumuran sama gue. Siapa dong...???" Batin Alana.

Ia terus menyusuri sepanjang koridor menuju kelasnya. Pikirannya melayang memikirkan siapa yang melunasi SPP nya. Padahal ia tidak menceritakan pada siapapun mengenai uang tunggakannya kecuali pada Aryo. Apakah cowok itu yang melunasinya? Tapi Bu Miya bilangnya perempuan bukan laki-laki.

"Ck. Ah siapa si." Gumamnya ditengah perjalanan.

___

"Anjir kacang gue woi, beli sendiri sono!" Kesal Zul.

"Ciaelah cuma kacang doang gak papa kali gue minta." Ucap Genta.

"Itu bagian gue bego!"

Genta menatap Zul tajam. "Ngomong apa lu tadi?!"

"Bego!!" Maki Zul.

"Lo mau gue pukul atau gue tendang ke got!" Tantang Genta.

"Ck. Udah-udah ngapain si cuma gara-gara kacang doang dibikin ribut segala. Nih gue bawa gorengan muntul punya mbak Hindun." Ujar Upil.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang