Woiii.. Kangen gak nih sama Alana? Nungguin lama ya?
Sorry ya habis praktikum kimia dulu tadi, malah kagak berhasil. Lelah...Langsung aja deh.
Happy reading kawan!Oh iya jangan lupa tandai typo! 👌
.A. L. A. N. A.
Bunyi estetik dari keyboard dikomputer itu saling beradu dengan jemari besar milik Abraham. Ruangan kamarnya begitu senyap dan menyejukkan. Tidak ada kegiatan lain dari cowok berkacamata itu selain berkencan dengan komputer.
Mata Abraham menatap fokus pada layar monitor didepannya. Jarinya dengan cepat mengotak-atik setiap inci dari tombol keyboard itu.
"Gak ketemu ...." Desis Abraham.
Hembusan napas lelah keluar dari mulut dan hidungnya. "Apa mereka udah mutus sambungan satelit milik om Thakur?" Tebaknya.
Dugaan Abraham selalu benar pada waktunya. Ia yakin Mafia sudah bergerak cepat menuju tempat persembunyian Tuan Thakur Jogikato--Ayah Alana.
"Kalo mereka beneran ngelakuin itu sama om Thakur, gimana nasib Alana?" Rasa takut mulai muncul dalam dirinya.
Sebagian misinya tidak berjalan sesuai rencana. Si Masker Hitam sudah diintimidasi oleh para anggota Mafia yang menjadi atasannya itu. Apa yang akan terjadi jika mereka mengetahui setiap bagian dari keluarga Jogikato? Abraham harus mengambil langkah untuk mengamankan Dissa dan Alana. Tapi untuk saat ini pikirannya benar-benar buntu. Mafia dari New York benar-benar ingin menghanguskan para pekerja Perusahaan Manggala. Setelah aksi penggusuran bahkan mereka ingin menghabisi Thakur Jogikato.
Bagaimana jika mereka juga merenggut Ibunya?
___
PRANG..."Anjay! Lan, banyak buangetttt!" Seru Jo dengan mata berbinar.
"Sehari bisa langsung abis Jo." Ujar Alana seraya memunguti uang koin recehan dari celengannya yang baru saja ia pecahkan.
Kini kedua remaja itu beserta Neneknya Jo sudah berada dikontrakan baru. Komplek perumahan Gang Sampe. Alana mencarikan tempat itu untuk Jo dan Neneknya agar tinggal ditempat yang layak. Kontrakannya cukup besar dan lebih bersih daripada saat di Rusun. Cewek tomboy berkalung tengkorak gahar itu hanya menumpang satu hari dikontrakan ini. Awalnya Jo meminta agar Alana tinggal bersamanya saja. Namun, Alana menolaknya pelan dengan alasan menghindari fitnah masyarakat akan kedua remaja yang tidak memiliki hubungan darah apapun itu tinggal satu atap.
"Lo mau cari kontrakan dimana Lan?" Tanya Jo, cowok berkulit hitam itu sedang membantu Alana menghitung koin recehnya.
"Sedapetnya aja. Eh tapi kalo besok gue belum dapet numpang disini lagi ya." Jo tidak menjawab membuat Alana sedikit meliriknya. Mengetahui apa yang cowok itu lakukan, Alana langsung memalingkan wajahnya pura-pura tak melihat. "Kenapa gak ngomong aja sih Jo kalo butuh." Batin Alana bersabar.
"Eh Lan gimana? Tadi lo ngomong apa?"
"Kalo besok gue belum dapet kontrakan gue numpang lagi disini." Alana mengulanginya lagi dengan malas.
"Oohhh.. Ya boleh banget dong. Orang ini juga lo yang nyariin." Kekeh Jo. "Duit didompet lo udah abis apa? sampe bongkar celengan segala." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...