⚠ PART INI HANYA DALAM SATU LATAR TEMPAT, SUASANA, DAN WAKTU ⚠
Langsung saja happy reading kawan... 🙌
.A. L. A. N. A.
"Yan!"
"Kenapa?" Tanya Ayyan seraya berdiri menghadap Abraham.
"Lo, ditunggu Alana di Rofftop."
Tubuh Ayyan membeku mendengar penuturan Abraham. Benarkah Alana menunggunya? Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Lo serius, Ham?"
Abraham melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya. "Alana kasih waktu tiga menit, kalo gak kesana-"
Tidak mau membuang-buang waktu, Ayyan langsung lari tunggang langgang meninggalkan Abraham untuk menuju Rofftop. Jantungnya berdebar-debar begitu cepat, euforia dalam hatinya menyeruak bungah seolah-olah ikut mendukung semerbak rindu yang akan terobati. Alana Rinjani, Ayyan merindukannya.
Sampai diujung tangga atas, ia langsung membuka pintu Rofftop dengan tidak sabarnya. Binar dimatanya sangat kentara kala mendapati sosok cewek tomboy yang sedang menunggunya."Lana!" Seru Ayyan bergegas mendekat.
Namun, saat itu juga kerutan dikeningnya tercetak jelas saat mendapati Alana tidak merespon panggilannya. Cewek itu tetap duduk jegang santai membelakangi Ayyan, topi hitam dan jaket kulit hitam serta rambut yang terikat kucir kuda itu kini menjadi atribut lengkapnya. Mungkin Alana masih sangat membencinya. Pikir Ayyan.
"Lana." Panggilnya lagi pelan.
Mata Ayyan membulat melihat cewek tomboy di depannya itu menghisap vape dengan banyaknya kepulan asap di udara. "LANA!" Ayyan menyentak vape itu hingga terjatuh dari tangan Alana.
"ANJING LO!" Maki Alana dengan sorot mata tajamnya karena tak terima. "Gue manggil lo kesini pake cara sopan, elo dateng-dateng cari masalah sama gue." Lanjutnya kesal seraya mengambil vape yang tadi jatuh.
"Jangan diambil Lan. Bahaya, kamu nggak boleh pake barang itu." Ayyan mengambil vape itu dengan kasar.
"Siapa elo?" Tanya Alana dengan dagu yang terangkat.
"Pacar kamu."
Belum sempat Alana menyahut, Ayyan sudah kembali bersuara. "Lan, kamu punya penyakit. Kamu inget kata dokter gak boleh pake barang-barang kayak gini yang bisa bikin kamu sesak napas."
Alana tertergun, bukan karena perkataan Ayyan. Tapi, karena sorot mata kekhawatiran yang begitu tercetak jelas dimatanya.
"Jangan ya? Komplikasi yang ada diparu-paru kamu bakalan parah kalo kamu gak ngehindari barang ini. Jangan bikin saya khawatir, Lan."
Alana mendengus kesal. Enak saja, vape adalah kenikmatannya untuk menghilangkan stress.
"Tau apa lo soal penyakit gue?"
"Lan, saya tau kamu marah banget sama saya. Tapi tolong, jangan sakitin diri kamu sendiri pake cara kayak gini. Lampiasin semua ke saya, kamu bisa pukul saya sepuasnya. Asal jangan-"
BUGH....
Benar saja, tangan Alana langsung memukul mentah wajah Ayyan hingga cowok genius itu menolehkan kepalanya ke samping menahan sakit ketika darah keluar dari ujung bibirnya.
BUGH....
BUGH....
"Jangan diem aja! Lawan gue!" Bentak Alana di hadapan Ayyan yang sudah merunduk memegangi perutnya akibat pukulan keras yang baru saja Alana berikan. Ini kali pertamanya Ayyan dipukul oleh Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...