"Pindah hatinya jangan lama-lama, disini masih ada tulang rusuk yang lagi nungguin kamu."
Spam komen pada bagian yang bikin kalian penasaran...
H-1 sebelum memasuki arena tanding, hari ini Alana begitu lelah. Latihan pencak silat begitu padat dijam sekolah ini, belum lagi nanti sepulang sekolah. Benar-benar menguras tenaganya. Napasnya kembali berhembusan tidak teratur, apalagi mengingat tadi saat dikelas melihat Ayyan yang masih mengabaikannya dan malah sibuk dengan urusan pribadinya. Belum lagi saat melihat Nashwa memberikan satu botol air mineral pada cowok itu setelah latihan basket.
"Anjir gue kenapa si?" Gumamnya menatap cerminan dirinya di sebuah kaca berukuran besar saat di toilet.
Dadanya sakit, sesak. Entah faktor karena penyakitnya atau karena melihat Ayyan bersama perempuan lain. Alana mencuci tangannya seraya tetap bergumam.
"Gue gak bisa diem aja, tapi gue gak bisa ngapa-ngapain." Ia mendongak.
Pandangannya beralih pada sudut kaca besar itu. Betapa terkejutnya ia kala mendapati sebuat tulisan yang hampir satu bulan ini tidak menyapanya. Tulisan tangan yang sama, kertas yang sama itu menghampirinya kembali. Dengan kalimat yang berbeda dan tidak ada kejelasan disana.
Kepribadian Ganda
Dengan ragu Alana mengambil kertas itu. Mengamatinya baik-baik. "Kepribadian ganda? Maksudnya?"
Alana kembali menatap kaca. Matanya membulat melihat bayangan hitam dibelakangnya. Segera ia membalikkan badan untuk memastikan sosok hitam itu. Namun, dengan gerakan cepat bayangan itu meghilang lari meninggalkan toilet.
Tanpa pikir panjang, Alana mengejarnya. Ia yakin kalau sosok hitam itu adalah manusia, bukan hantu. Terlihat dari jauh kalau kakinya menapak tanah.
"Woi! Berhenti lo!" Teriak Alana.
Sosok hitam itu tak menghiraukannya, terus berlari melewati koridor sekolah yang sudah sepi karena sekarang adalah jam pulang sekolah.
"Gila larinya cepet banget."
Alana menghentikan aktivitasnya. Mengambil napas sebanyak mungkin serta mengaturnya perlahan.
"ALANA! DITUNGGU PAK ARI DILAPANGAN!" Teriak Abraham dari arah berlawanan.
"Oke ntar gue nyusul!"
Setelah mengatakan itu, Alana memandang sejenak koridor tempat hilangnya sosok hitam itu. Kemudian beranjak pergi menemui Pak Ari untuk pelatihan tanding.
___
"Nih."
Sampai dikontrakan ia mendapati Aryo, Jo, dan Re yang sudah duduk santai menunggunya. Ia menyerahkan sebuah flashdisk dan satu kertas keramat yang ia temui ditoilet sekolah tadi siang.
"Re ambil laptopnya." Titah Aryo meminjam laptop anak Mang Ujang bakul pecel lele.
"Apa ini?" Tanyanya lagi, memandangi kertas keramat itu. "Kepribadian ganda?"
Alana mengangguk. "Gue nemuin ditoilet tadi. Tulisan tangan sama kertasnya masih sama."
"Dan yang bikin gue kaget. Gue liat orang disana, pakaiannya serba item. Pas gue mau balik badan, dia lari gue kejar. Gila-gila larinya kenceng banget njir. Capek gue ngejarnya gak kesampean." Jelas Alana dengan ekspresi lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...