Komen pada bagian yang bikin kalian penasaran...
Minta vote sama komen kalian ya, kalo kalian mau sih... 😄
Empat hari berlalu, masa skorsing Alana juga telah berlalu. Cewek itu mengisi masa skorsingnya dengan tambahan kerja di Cafe Kopikita sebagai pelayan part time. Tak mau menyia-nyiakan waktunya demi mencari koin-koin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesekali ia juga datang ke WB untuk nongkrong bersama teman-temannya.
Wendi Aswatama, cowok gondrong berandalan dari kelas 12 Ips 2 itu juga mendapat hukuman yang sama. Bedanya Wendi mencetak poin lima dibuku kesiswaan yang dipegang Ayyan, sedangkan Alana hanya mencetak poin 2. Kenapa Wendi lebih banyak poinnya? Karena yang dia geluti itu cewek, dan menurut tindakan kekerasan itu berarti melebihi batas kriminal yang berlaku bagi siswa. Untung saja dia tidak di DO dari sekolah. Ya siapa lagi kalau bukan karena Alana. Cewek tomboy itu yang mencegah gurunya untuk tidak mengeluarkan Wendi dari sekolah.
Bukan rasa iba yang menjadi alasannya. Tapi karena Alana tahu bagaimana susahnya mencari ilmu di kota yang keras ini. Alana tahu bagaimana susahnya mendapatkan uang untuk mendaftar sekolah baru. Selain itu mengingat kalau posisi Wendi kini berada di angkatan kelas 12, dan kemungkinan besar jika pindah sekolah akan mengulangi lagi dari kelas 11. Hal itu yang menjadikan alasan kuat Alana untuk memaafkan Wendi.
"Dih baru aja kemaren ngejar gue, sekarang udah punya cewek baru." Celetuk Alana saat melihat Wendi berjalan dilorong bersama Shofia.
"Lo iri sama gue." Bukan Wendi, tapi Shofia yang menjawab.
"Idddih najis." Sinis Alana.
"Kenapa? Kemaren nolak gue kan? Sekarang liat gue deketan sama Shofi lo nya cemburu." Kata Wendi seraya mengerlingkan bola matanya.
Alana mendekatkan wajahnya kearah mereka berdua, ia berbisik. "Bukannya cemburu, tapi norak." Kemudian melenggang pergi tanpa dosa.
Alana memang sedang berjalan sendiri, niatnya ingin membolos pelajaran karena hari ini adalah pelajaran matematika yang membuatnya malas berpikir. Lagian juga dikelas tidak ada Ayyan, dan yang pasti tidak akan ada yang mencegahnya. Cowok itu menepati janjinya akan memberikan libur dua minggu untuk tidak belajar bersamanya. Awalnya Alana senang karena Ayyan telah berbaik hati, tapi kala mendengar sebab dibalik liburnya membuat rasa senangnya pupus. Ternyata Ayyan ada persiapan olimpiade mendadak dan harus mengikuti pemantapan materi.
"Huh gue kira dia baik nawarin libur,taunya cuma karena olimpiade."
Langkahnya terhenti kala melewati ruangan laboratorium ipa. Alana sedikit melirik lewat jendela. Manik matanya yang bening bisa melihat dengan jelas sosok laki-laki tegap yang selama ini menjadi guru privatnya. Cowok itu sedang mengajari materi pada adik kelas ceweknya, yang Alana ketahui bernama Nashwa--Cewek yang pernah ia tolong dikantin dari bullying Shofia. Ayyan terlihat begitu akrab dengannya, Nashwa juga terlihat begitu nyaman bersama Ayyan. Bahkan mereka tidak memperdulikan Abraham yang sedang menggarap soal disampingnya.
"Kenapa gue jadi kayak gini sih?" Batin Alana.
Cewek itu menghembuskan napasnya kesal. Tanpa perintah dari siapapun akhirnya ia masuk tanpa permisi, membuat ketiga anak otak emas itu mengalihkan pusat perhatiannya dari lembar soal ke Alana.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Ayyan.
"Nemuin pacar." Celetuk Alana santai.
Ayyan sempat terkesiap beberapa detik, sebelum akhirnya ia mengubah raut mukanya menjadi datar."Ini masih jam pelajaran Lana." Ujar Ayyan.
"Ya terus kenapa? Gue.... ada personal affair sama Abraham." Kata Alana ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...