Pagi-pagi sekali kelas 12 Mipa 5 sudah dibuat tegang oleh kedatangan guru killer nan garang itu yang secara tiba-tiba mengumumkan akan diadakan ulangan dadakan. Banyak keluhan dari mulut para murid dikelas itu. Namun bukan Bu Darmi namanya jika perintahnya dibantah.
Beruntung sekali kemarin Alana belajar materi yang akan diujikan. Kemarin saat Ayyan bermain kekontrakannya, cowok itu menyempatkan untuk mengajarinya materi baru. Ya walaupun masih tetap belum paham, setidaknya ada bayang-bayang materi diotaknya.
"Sst.. Sst bagi woi.." Bisik Amir dibelakang Alana.
Memang Bu Darmi sengaja membuat metode ulangan dengan dua sesi. Sesi pertama absen depan dan sesi kedua absen belakang. Dan karena nama Alana diawali huruf A jadilah ia ikut absen awal. Dan duduknya harus urut absen. Membuat yang lain semakin tegang karenanya. Benar-benar ketat.
"Lan.. Liat dong nomer 19..satu doang. " Bisik Aryo.
"Bu! Aryo pengin berak katanya!" Celetuk Alana, membuat seisi ruangan menoleh padanya.
Aryo membulatkan matanya kaget. Tapi sedetik kemudian ia paham kala Alana memberikan intruksi untuk keluar kelas.
"Ouh oke silahkan jangan lama-lama Aryo." Ujar Bu Darmi.
"Iya Bu."
Sebelum beranjak melangkah, cowok itu menyempatkan diri untuk membenarkan sepatunya. Kemudian dengan sigap Aryo meraih kertas kecil yang tadi sempat Alana jatuhkan.
"Eh Lan lo curang, gue juga mau.." Bisik Amir lagi.
Cewek itu tidak menoleh, Amir menggerakkan kursi Alana pelan. "Nomer 21 Lan."
Alana mengangkat tangannya, menggerakannya kebelakang kepala dan menguap lelah. "Huaaaaa...."
"Kenapa Alana?" Tanya Bu Darmi.
"Ngantuk Bu." Dusta Alana dibuat-buat.
"Kerjakan yang benar, jangan berulah." Ujar Bu Darmi garang, membuat Alana mengangguk patuh.
Sedangkan dibelakangnya, Amir sudah fokus menyalin jawaban yang baru saja Alana berikan. Iya, Alana pura-pura menguap dengan mengulatkan tangannya kebelakang. Tanpa guru itu ketahui, jari-jari Alana membentuk huruf V dengan memamerkan dua jari telunjuk dan tengahnya pada Amir. Yang artinya huruf B untuk jawaban pilihan Ganda nomer 21.
"Thanks.." Bisik Amir.
Tak lama Aryo pun kembali kekelasnya. Dan segera menyelesaikan perkerjaannya dilembar jawab. Iya, Alana memberikan sebagian jawabannya pada Aryo dikertas kecil tadi.
Hal itu tak luput dari penglihatan Ayyan yang memang duduknya dibagian belakang nomer 4 karena absennya. Cowok itu sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Alana dan teman-temannya. Bukan karena tidak suka mereka saling mencontek. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah cara Alana memberikan jawabannya. Itu adalah cara khusus yang diberikan dari teknik orang-orang Kamboja. Dan teknik itu hanya didapatkan oleh orang-orang yang mengikuti pertukaran pelajar saat di Phnom Penh. Bagaimana Alana bisa tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Teen Fiction⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...