64. SEDIKIT TENTANG MEREKA

3.1K 467 48
                                    

⚠PEMANASAN DULU SEBELUM AKSI MARKAS⚠

Happy reading

.A. L. A. N. A.

Tanpa menunggu waktu lama, nama buruk Alana Rinjani sudah terhapus bersih di SMANJAYA. Tentunya tidak semudah membolak-balikkan buku menjadi tatanan yang rapih, ada beberapa berkas dokumen dan editan-editan rekayasa yang Abraham dan Ayyan buat untuk tidak membahayakan nama kebesaran Jogikato. Anak-anak dan guru-guru juga sudah membuat surat pernyataan maaf pada Dissa Rinjani Jogikato atas perilaku senonoh mereka.

Bagaimana keadaan Shofia? Dia tidak dikucilkan, orang-orang masih segan padanya. Not segan tapi penghormatan terpaksa karena putri dari donatur utama. Namun, jauh dibalik itu semua anak-anak SMANJAYA sering mengguncingkan tentangnya dibelakang.

Nama Alana kembali dijunjung seperti semula, apalagi setelah mengetahui bahwa cewek tomboy itu putri sari Jendral Thakur. Membuat nyali mereka menciut untuk hanya meminta maaf secara langsung. Para Staff Guru yang memang sudah mengenal betapa cerdasnya anak-anak dari Jendral Thakur itu meminta agar Alana datang kembali ke sekolah. Sekolah mana yang akan menyia-nyiakan murid berotak emas?

Namun, apakah Alana akan kembali?

"Gue kesel." Gerutu Shofia di depan kelas yang sedang berdiri bersama Nela.

Primadona sekolah itu sangat lelah mendengar bisik-bisik anak-anak SMANJAYA yang sedari tadi meghibahkannya secara diam-diam. Jujur, dalam hatinya Shofia tidak tenang jika Ayyan memberitahu Nanda dan Dissa tentang kelakuannya. Awalnya Shofia juga ingin meminta maaf pada Alana saat mengetahui cewek itu anak dari Dissa. Namun, satu kenyataan lagi menampar tujuannya. Alana penyebab kematian Oliv, dan Shofia akan membalasnya demi sahabatnya itu.

"Tangan lo udah sehat, Mir?" Tanya Ayyan disela-sela langkahnya yang berjalan menuju kelas bersama Amir.

"Lumayan lah, gak sakit banget." Jawab Amir. "Eh, udahlah gak usah dibahas. Ini juga karma kali buat gue."

"Maksudnya?"

"Ya, kan waktu itu gue yang naruh banyak sampah dilaci Alana, mana baunya busuk lagi." Sesal Amir. Mengingat betapa asiknya mengejek Alana dulu menaruh sampah, tulisan caci maki, dan mencorat-coret mejanya. Setelah mengetahui siapa Alana, membuat Amir juga meringkuk salah padanya.

"Alana bakalan maafin gue gak ya, Yan?" Amir bertanya.

"Pernah Lana nganggep serius kesalahan lo waktu kalian masih temenan?" Ayyan balik bertanya, membuat Amir berpikir sejenak. Memang sedari dulu Alana tidak pernah menganggap masalah apapun menjadi serius. Sekalipun itu masalah kecil, tapi Amir sudah banyak sekali melakukannya.

"Tapi ini masalahnya gede banget ah, mana mungkin Alana mau temenan sama gue lagi." Gerutunya. Sebenarnya, Ayyan juga tidak bisa mengidentifikasikan kalo Alana juga akan memaafkan dirinya.

Saat melewati Shofia dan Nela di depan kelas Ips 3, keempat remaja itu saling buang muka. Ayyan yang cuek, Shofia yang malu dan takut, Nela yang diam saja, dan Amir yang memutar bola matanya malas melihat modelan seperti Shofia. Dulu ia mendukungnya, tapi kini sungguh menjijikkan. Perempuan yang haus akan ketenaran.

"Biasa aja matanya." Genta datang di samping Shofia. Membuat Primadona sekolah itu merasa tenang karena ada yang membela.

"Dih, gue juga biasa aja kali." Amir melengos. "Mauan banget sama cewek narsis." Gumamnya lirih. Namun, masih bisa didengar oleh Genta.

Cowok bad bernama Genta itu maju menarik kerah seragam Amir dari belakang, membuat sang empu berjingkrak kaget. Dan saat wajah Amir berbalik untuk protes, tangan Genta langsung memukul mulutnya.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang