47. PENYAKIT

2.8K 451 38
                                    

Karena pada hakikatnya dalam pertemanan pasti ada rasa ingin memiliki.
-Lutfi (Upil) -

Huhu... Ada yang kangen Alana?

Aku mau TO UTBK nih, minta do'anya ya semoga lancar🙌

Jangan lupa komen pada bagian yang kalian mau...

Vote ya ya ya. Hehe gratis kok votenya 😂

Tandai Typo oke.. 👌

Tatapan penuh intimidasi menyorot penuh pada Alana. Ruang BK kini dibuat tegang karena kedatangan Tuan Marvel -- Ayah Shofia sekaligus donatur utama SMA Sanjaya ini.

"Kamu apakan putri saya?" Tanya Marvel tajam.

Alana tidak menjawabnya. Matanya terus menatap Shofia dengan bengis. Tapi yang ditatap hanya menampilkan muka santai dan tidak berdosanya.

"Alana. Kamu sedang ditanya oleh Tuan Marvel." Tegur Bu Darmi.

"Saya gak ngapa-ngapain putri anda."

"Lalu kenapa kamu mendorong Shofia sampe kebentur tempat sampah kayak tadi. Sudah berkali-kali saya peringatkan untuk kamu Alana, jangan berbuat onar. Kamu itu sudah kelas dua belas. Staf guru tidak mengjari kamu untuk berbuat kriminal pada-"

"Saya cuma cari pembelaan buat diri saya sendiri!" Sarkas Alana memotong ucapan Bu Darmi.

"Jangan memotong ucapan saya!" Bentak Bu Darmi.

"Namamu Alana?" Tanya Marvel. "Dengar, saya bisa saja mengeluarkan kamu dari sekolah ini kalau kamu tidak mengakui kesalahanmu." Ujar Marvel tegas.

"Saya gak salah disini." Ucap Alana.

"Banyak saksinya Alana." Shofia angkat bicara. "Lo bahkan mukul Nela sama Oliv dikamar mandi, ngejar gue cuma buat ambil hp gue."

"Lo-" Makian Alana terhenti kala mendapat tatapan iblis dari mata Shofia. Alana tau apa arti tatapan itu, Shofia mengancamnya dengan memanfaatkan foto aibnya diponsel primadona sekolah itu.

"Benar Alana? Kamu ingin mengambil hp Shofia?" Tanya Tuan Marvel.

Tatapan Alana masih lurus pada Shofia didepannya. Primadona sekolah itu hanya mengerlingkan matanya malas seraya memainkan ponsel ditangannya. Seolah-olah memperingati Alana supaya menurut padanya atau foto aib itu akan tersebar.

Alana mengangguk lemas dengan kepala menunduk. "Iya."

Pengungkapan Alana sukses membuat orang-orang diruangan itu menghembuskan napasnya kesal. Raihan sebagai seksi kesiswaan sekolah itu menatap Alana tak percaya dengan apa yang kakak kelasnya itu lakukan.

"Alana? Kamu itu bagaimana hah?! Apa motif kamu ngambil barang orang. Apa orang tuamu tidak pernah mendidik perilaku yang baik?!"

"Jangan pernah bawa nama orang tua saya." Sanggah Alana.

"Dimana orang tua kamu? Panggil mereka kesini agar tau bagaimana perilaku anaknya disekolah." Ucap Marvel.

"Pi, gak usah gak papa kok. Kasian Alana, aku juga gak masalah." Ujar Shofia pada Marvel.

Alana semakin kesal. Ia tidak suka dikasihani. Shofia sangat pandai berakting, dia akan menghalalkan segala cara agar bisa meninggikan namanya disekolah.

"Apa perlu saya keluarkan anak ini dari sekolah?" Tanya Marvel pada Bu Darmi. Membuat guru itu bingung menjawab apa.

"Jangan Pi, aku udah gak papa. Biarin Alana tetep sekolah disini. Kita udah kelas dua belas, pasti susah cari sekolah lain." Ujar Shofia tersenyum lebar.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang