73. AMBISIUS OF SAINTEK

3.2K 464 65
                                    

Kangen?  Pasti kangen kan?
Sama, author juga kangen kalian....

Maap ya lama Up. Ada personal affair yang harus diselesein satu minggu kemaren.

Semoga kalian maafin author yang telat ini.

Tandai typo oke 👌

Happy reading!!

.Al. La. Na.

Rambut hitam legam bergelombang epik yang dilengkapi jepit rambut berbentuk pita dibagian kiri kepala telah menghiasi tatanan rambut Alana. Jam tangan berwarna toska yang melilit dipergelangan tangannya telah menggantikan posisi dua gelang hitam miliknya. Tak lupa juga polesan make up tipis yang telah dirias diwajahnya begitu mencorong bak dewi nawang wulan.

Rapih dan elegan. Begitu gambaran Alana hari ini. Seragam yang dimasukkan ke dalam rok dilengkapi dengan sabuk almamater SMA Sanjaya. Buku-buku mata pelajaran yang sudah lengkap sesuai jadwal, serta kotak pensil yang berisi beberapa bulpoin, stabilo, eraser dan sejenisnya telah siap menemani hari-hari Alana.

"Lan, balik lagi jadi lo yang dulu ya."

"I don't like you now. I want to be an ambitious person in the field of science. Lo masih punya cita-cita tinggi."

Alana menarik napasnya dalam-dalam mengingat pesan terakhir saudari kembarnya itu. Ia berjalan menuruni anak tangga seraya membenarkan dasinya yang kini telah menyingkirkan kalung tengkorak gahar dari lehernya.

"Pagi Ma, pagi Papa Surya, pagi Abraham."

Ketiga manusia yang sudah siap dimeja makan itu menoleh ke arah Alana.

Dissa mendekatinya dengan mata berbinar. Memandangi penampilan putrinya yang begitu cantik. Bahkan kini Abraham sudah meneguk ludahnya, mengingat ia pernah menaruh perasaan pada Alana saat SMP.

"Gila, sadar Ham dia adek lo." Batin Abraham.

"Kamu? Cantik banget anak Mama." Dissa mengecup puncak kepala putrinya dengan sayang. "Tadi kamu panggil apa Lana? Papa Surya?"

Surya sudah merekahkan senyum begitu senang mendengar panggilan itu dari Alana.

"Iya, gak pa-pa kan kalo Lana panggil Om Surya pake sebutan Papa?"

"Tentu saja tidak bermasalah Lana. Saya akan sangat senang sekali, sini sarapan bareng-bareng." Ajak Surya begitu ramah. "Nanti mau berangkat sama Papa?"

"Sama Abraham aja Pa. Lagian juga nanti malah Papa sama Mama bolak-balik." Jawabnya.

Meski lengkap empat nyawa di keluarganya, tapi suasananya tidak seindah saat bersama Thakur dan Aluna.

Dentingan sendok dan piring yang saling beradu pun tak semerdu saat bersama Thakur dan Aluna.

Namun, Alana harus bersyukur atas nikmat yang menyertainya. Skenario Tuhan lebih indah dari rencana manusia.

____

Seperti saat baru pertama kali menginjakkan kakinya di Bumi SMANJAYA. Alana menjadi sorotan utama dari para mata warga sekolah ini. Melihat penampilan barunya membuat mulut mereka menganga tak percaya.

Amir yang sedang memakan kacang di Gazebo bersama Riska menjatuhkan rahangnya, hingga kacang dimulutnya ikut terjatuh.

"Anjay kalo gue selingkuh, kasian Riska koplok. Dia mau gak ya diduain?" Batin Amir.

"Damage lo paling ampuh Lan." Kekeh Abraham berjalan di samping Alana, hendak menuju koridor.

"Katro banget gak pernah liat cewek cantik." Sinis Alana.

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang