62. MENGENAL ALANA

2.9K 473 42
                                    

HAIII.... Kangen Alana gak?

Nungguin lama ya?

Oke langsung saja. Happy reading kawannnn!!!!

.A. L. A. N. A.

Abraham terus memperhatikan cewek bermasker hitam itu yang sedang duduk angkuh di depannya. Seolah-olah hidupnya adalah raja dalam segala masa. Menghembuskan asap vape ke udara, kemudian tertawa sumbang. Lima detik setelahnya tatapannya berubah menjadi sinis.

"Gak nyangka gue bakal sebejad ini." Ucapnya. Abraham tahu, ada makna tersirat dalam kalimat itu. Tidak bisa dipungkiri, dibalik sipat angkuhnya ada penderitaan yang begitu dalam hingga membuat ia terjebak dalam permainan konyol seorang Sadavir, sampai-sampai ia menjadi kacung Pemimpin Agung.

"Gimana keadaan Oliv?" Tanyanya.

"Baik, cuma masih trauma." Jawab Abraham sewot.

Cewek bermasker hitam itu menghembuskan napasnya pelan. Mematikan vape ditangannya, ia merasa sedikit bersalah pada partnernya itu. "Gue gak bakal ambil satu nyawa pun dari temen-temen lo, Ham. Cuma jatuhin mentalnya dikit, tenang aja."

"Hm." Jawab Abraham singkat.

"Lo marah sama gue?"

Abraham bergeming lama. "Kasihan Ayyan, Alana juga," Abraham menjeda ucapannya, kemudian beralih menatap cewek bermasker hitam itu. "Tapi gue tau, lo lebih menderita daripada mereka."

"Sorry, gue gak bisa jagain Om Thakur." Lanjut Abraham.

Cewek bermasker hitam itu memalingkan wajahnya, sedih. "Ini salah gue sendiri yang ceroboh."

Melihat raut wajahnya yang berubah sedih, sudah dipastikan betapa tertekannya ia berada dalam kendali para anggota Mafia Crozz Group di New York.

"Alana sendiri, gimana sekarang?" Tanya Abraham ingin tahu.

"Ada, deket Pasar Kejora." Jawab cewek itu.

____


Suasana canggung meliputi kedua manusia yang saling duduk berhadapan itu. Ruang tamu yang sebegitu besarnya membuat Ayyan rikuh untuk hanya sekedar memasuki rumah besar ini.

"E-a, Tan-eh Nyonya Dissa. S-saya mau, e-maksudnya kedatangan saya kesini mau minta maaf atas perbuatan yang pernah saya lakukan pada Anda." Ucap Ayyan gugup. Melihat Dissa yang diam saja menatap arah lain, membuat Ayyan meneguk ludahnya susah payah. Bukankah sangat tidak sopan saat ia sering mengatakan Wanita Sialan padanya? Sungguh, kini hidupnya diliputi kesalahan begitu besar dihadapan keluarga Jogikato.

"Nyonya maaf. Saya tahu, kesalahan saya bukanlah hal sepele bagi anda. Dituduh yang tidak-tidak memang sangat tidak berperikemanusiaan. Ini kesalahapahaman yang saya sendiri kurang memperhatikan sekitar. Sebagai seorang anak yang tanggung jawab, saya memohon maaf kepada anda sebesar-besarnya." Sesal Ayyan penuh keseriusan menghadap Dissa yang sama sekali tidak menghiraukannya. "Tolong bukakan kesempatan untuk saya menebus kesalahan saya, Nyonya." Lanjut Ayyan memohon seraya menundukkan kepalanya.

"Tante, saja." Ucap Dissa, membuat Ayyan langsung mendongak.

"Tante?"

Dissa mengangguk singkat. "Saya bukan atasan kamu, jadi jangan panggil Nyonya. Tante, saja."

"Iya, makasih Nyo-eh Tante. Jadi, saya dimaafin kan, Tante?"

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang