3. HORMON DOPAMINE

7K 951 33
                                    


Kita berdua mungkin punya  kesamaan, kita berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu. 

-Ayyan-

"Perak? Anak geng motornya Rafa.." Batin Alana. Memincingkan matanya menatap anak geng motor didepan.

"Lan lo ngapain disini, bahaya. Cepet cari tempat aman." Ayyan mendekat.

"Gue gak bisa diem kalo sekolah gue dalam bahaya." Tegas Alana.

Ayyan tertegun dengan penuturan Alana. Meskipun Alana termasuk murid nakal, Tapi ia tetap orang yang peduli terhadap sekitar. Apalagi ini menyangkut sekolahnya, tempatnya lautan teman dan ilmu.

"Tapi lo cewek, ini bahaya Alana."

"Dan lo cowok, lo bakal diem aja gitu liat situasi gini? Gak ada tindakan, banci lo?" Kata Alana pada Ayyan.

Seperti tertusuk pedang, Ayyan merasa tertohok karena ucapan Alana. Sangat pedas menurutnya, ini kali pertama dijatuhkan harga dirinya dan ini oleh seorang cewek. Tapi Ayyan tau situasi, bukan saatnya untuk marah. Lagipula memang sedari tadi yang mereka lakukan adalah menunggu polisi. Jika Ayyan maju untuk bertindak bukannya malah terselesaikan justru akan memperburuk situasi dan yang pasti namanya akan terancam di SMA Sanjaya.

Alana mendekati gerbang dengan tangan bersedekap didepan dada. "Mau apa lo?"

Orang yang ditanya tidak menjawab, ia malah melirik Alana dari atas sampai bawah seranya tersenyum miring.

"Gue suka gaya lo bicara, cukup menantang." Jawab Cargo selaku pimpinan geng itu setelah dipenjaranya Rafa.

"Gak usah basa-basi, cepetan!" Kata Alana.

"Berbeda.... " Desah Cargo melirih didepan Alana yang dibatasi oleh gerbang SMA Sanjaya.

Alana mengepalkan tangannya, nafasnya naik turun tak beraturan. Ia menatap gelap orang-orang didepannya itu.

"KEBANYAKAN BACOT LO!" teriak Alana. Ia nekat menggeser gerbang untuk dibuka dan menarik Cargo kedalam.

"Alana!" Teriak pak Darmuji - Kepala Sekolah.

"Al!"

"Lan!"

"Lan. Alana! Alana!" Ayyan berusaha menghentikan aksi Alana.

Namun semua itu tak dihiraukannya. Emosinya telah bangkit, Alana memutar tangan kiri Cargo kebelakang kuat-kuat kemudian ia mematahkan tulang kirinya.

KREKK.

"AAAH!!!" teriak Cargo kesakitan.

WIUW.. WIUW... WIUW..

bertepatan dengan itu suara sirene polisi berbunyi nyaring mendekati area SMA Sanjaya, Semua anak geng motor itu berhamburan kabur tak tentu arah. Suara knalpot berbunyi tak karuan, tak mempedulikan Cargo yang masih ditangan Alana.

"Lepasin gue!" Teriak Cago.

"Jangan pernah usik sekolah gue lagi." Desis Alana. "NGERTI LO?!!"

Al La Na [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang