Hoi.. Hoii.. Update lagi nihhh
Seneng gak?Enjoy aja bacanya...
Tandai typo oke 👌
Happi readingg!!!
.Al. La. Na.
Alana berdiri bersandar di sebuah pilar koridor Laboratorium dengan buku kimia di tangannya. Senyumnya merekah mendapati Ayyan yang baru saja berangkat sekolah dan berjalan dengan gaya coolnya mulai melangkahkan kaki mendekat padanya.
Tak kunjung bicara apapun, cowok genius itu terus saja memperhatikannya begitu intens. Membuat Alana dilanda gugup seketika.
“Kenapa tegang gitu?” Tanya cowok itu.
“Ah, emang iya?”
Ayyan tidak menghiraukannya, ia menatap sekelilingnya mencari-cari seseorang. “Lagi nungguin siapa?”
“Kamu.” Jawab Alana gugup.
“Pakenya saya-kamu an?” Tanya Ayyan seraya membenarkan letak jepit rambut pita di kepala Alana. Tentu saja hal itu membuat Alana tidak bisa menahan detak jantungnya yang berpacu begitu cepat. Ia hanya malu jika Ayyan mendengarnya dalam jarak sedekat ini. Sudah lama sekali mereka berdua tidak seperti ini.
“Saya masih punya telinga Lan, jantung kamu bunyinya keras banget kayak waktu kita masih pacaran.” Bisiknya tepat di samping telinga Alana seraya mengusap samping kepala cewek itu yang sering ia lakukan dulu. Alana selalu tidak mengijinkan siapapun mengusap bagian puncak kepalanya.
Jika dulu Alana akan misuh-misuh tak jelas saat Ayyan berlaku seperti ini, maka sekarang Alana hanya bisa diam saja menahan gugup yang melanda.
“E-emangnya sekarang kita gak pacaran?” Tanya Alana memberanikan diri.
“Emangnya kamu mau pacaran sama cowok kayak saya?” Ayyan malah balik bertanya dengan kekehannya. “Katanya gak suka sama orang yang punya kepribadian ganda.”
“Eh, gak-gak, gak gitu Yan.” Sanggah Alana cepat, memegang lengan sikut Ayyan. “Kan kemaren saya gak tau kalo kamu-, e-maksudnya saya gak tau kalo yang suka sama saya itu emang beneran kamu, dan saya kira Bryan-“
“Terus sekarang mau gimana?” Tanya Ayyan memotong ucapan Alana.
Alana menggigit mulut bagian dalamnya, ia bingung dengan pertanyaan Ayyan. Masa iya Alana mengatakannya lebih dulu, dia kan cewek. Kenapa Ayyan tidak peka atas kalimatnya tadi. Atau memang dia sudah tak mau bersamanya lagi.
“E-itu, anu-gak giamana-gimana. Kita ke kelas aja yuk.” Ajaknya yang langsung berjalan menuju kelas 12 Mipa 5 dengan mendahului Ayyan yang kini sedang tersenyum-senyum sendiri.
----
“Senyawa HCI itu reaksi ionisasi dalam airnya HCI (aq) --> ( H+ (aq) +CI plus (aq).”
“Salah lah. Bukan plus tapi min.” Alana mengoreksi jawaban Ayyan.
Setelah jam pulang sekolah berbunyi, Alana mengajak Ayyan ke Rofftop untuk belajar bersama karena besok adalah hari pertama ujian nasional dimulai. Alana sudah memutuskan saingan itu dan merujuk ke belajar bersama. Meski begitu besok keduanya akan saling beradu dalam hasil jawabannya masing-masing. Nilai dan tingkat kecepatan menggarap akan menjadi pembuktian jika Alana dan Ayyan memang satu kesatuan dalam pengolahan otaknya.
Berbagai rumus kimia telah tertuang pada lantai rofftop yang tadi sempat mereka tulis. Banyak senyawa-senyawa yang mereka debatkan dalam penyelesaian rumusnya.
“Ayyan, mana ada plus adanya itu cuma min. Gini, senyawa HCI termasuk dalam penggolongan asam karena mengalami reaksi ionisasi HCI (aq) --> ( H+ (aq) + CI min (aq). Gitu menurut teori Arrhenius yang kita pelajari.” Ujar Alana menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al La Na [END] ✔
Roman pour Adolescents⚠WARNING!⚠ 13 Teror paling bersejarah yang melanda SMA Sanjaya itu semata-mata bukan rekayasa. Tapi, sebuah rencana yang nyata adanya. Alana Rinjani, berandalan terganas milik SMA Sanjaya yang hidupnya penuh keceriaan dan kenakalan. Kini telah dilum...