[05] Merasa Tak Aman

10.8K 723 866
                                    

Saka kembali mendapatkan sebuah geplakan di kepalanya, cowok itu mendongak dan menatap sang pelaku. Saat mengetahuinya, ia sedikit berdecak kesal.

"Lo jangan modus!"

Ian, cowok yang telah memukul kepala Saka dengan botol minum yang telah ia beli. Cowok itu menggeser tubuh Asya sedikit ke samping dan duduk tepat di sebelahnya. Setelah itu membantunya untuk minum.

Sedangkan Saka, meskipun ia mengetahui bahwa Ian adalah sepupu Asya, ia masih bodo amat. Yang ada di pikirannya, Ian hanyalah cowok asing.

Saat Asya telah minum, ia mengangkat kepalanya dan menatap Ian dan Saka secara bergantian. Pandangannya terhenti pada kepala Saka. Ia mengangkat tangannya dan mengusap kepala Saka pelan. "Sakit?"

Saka hanya menggeleng dan langsung menyingkirkan tangan Asya dari atas kepalanya, cowok itu bangkit dari duduknya dan berlalu keluar dari dalam UKS. Asya menatap kepergian Saka dengan tatapan bingung. Gadis itu kemudian menatap horor sepupunya.

Ian yang merasa di tatap lantas berbalik menatapnya. "Kenapa?"

"Ian kenapa pukul kepala Saka? Kan Saka nanti sakit," ucap Asya dan sedikit berbalik menatap pintu UKS.

"Dia cowok, Sya. Gak bakal rasa sakit."

"Emang, iya?"

"Hm."

"Kok bisa?"

"Kerena bisa," balas Ian apa adanya. Cowok itu perlahan bangkit dan berdiri tepat di sebelah Asya yang masih tampak berpikir.

"Kenapa bisa?"

"Udah, gak usah di bahas," ucap Ian, tak ada nada bentakan sama sekali. Jika di lanjutkan, yang ada Asya malah terus bertanya dan tak menemukan titik ujung pertanyaan tersebut.

Asya hanya menurut, ia lantas menutup mulutnya rapat-rapat, tak ingin membantah sama sekali.

"Yaudah. Risa mana?" tanya Ian mengalihkan pembicaraan. Lagi pun, cowok itu sejak tadi tak melihat kehadiran temannya itu.

Asya terdiam beberapa saat, berusaha mengingat sesuatu. Ingatannya seolah harus berputar untuk mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Saat mengingatnya, ia lantas memukul kepalanya sendiri. "ASYA LUPA! ISA DI BAWA SAMA COWOK JELEK!" pekik Asya tiba-tiba.

***

Saat keluar dari dalam UKS, Saka berjalan menuju kelasnya. Tapi langkahnya terhenti saat berdiri tak jauh dari pintu UKS. Matanya menatap gadis di hadapannya yang tampak sedikit ketakutan. Saka yang melihat itu berjalan mendekat ke arah gadis tersebut dan menatapnya heran.

"Lo kenapa?"

Cindy, gadis yang Saka temui tak jauh dari pintu UKS, itu mendongak dengan sedikit menggigiti jari kukunya. "As-ya kenapa? Asya gak apa-apa, kan?"

Saka mengernyit bingung. Tatapannya berubah menelisik Cindy dari atas sampai bawah, bahkan tubuh gadis itu sedikit gelisah entah karena apa, Saka tak tahu alasannya. Ia maju beberapa langkah, menatap lebih seksama wajah Cindy yang tampak ketakutan.

"Lo tau Asya di UKS dari mana?"

"Itu, tadi di kantin, aku gak sengaja tumpahin kuah bakso terus kena Asya," jelas Cindy dan menundukkan kepalanya, takut melihat reaksi yang akan di berikan oleh Saka. Cindy sendiri sudah tahu hubungan antara Saka dan Asya, dan sekarang ia takut, ia takut Saka akan marah karena ia telah melukai Asya, pacarnya Saka.

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang