[09] Kunjungan Tak Terduga

7.8K 561 730
                                    

Dua hari berlalu, selama itu pula Asya sama sekali tak bertemu atau bahkan melihat Saka berada di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari berlalu, selama itu pula Asya sama sekali tak bertemu atau bahkan melihat Saka berada di sekolah. Entah karena apa sehingga lelaki itu tak masuk. Mengirim pesan? Boro-boro ngirim pesan, kasih kabar saja tak pernah!

Saat masuk ke dalam kamarnya, Asya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu beralih melepaskan atribut sekolahnya, setelah itu ia berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Sore menjelang malam, setelah melaksanan shalat magrib, ia kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Tangannya sibuk bermain ponsel, sesekali ia mengganggu Ian dengan menelfon lelaki itu.

Merasa di abaikan, ia beralih menelfon Risa. Sumpah demi apa, Asya merasa sangat bosan saat ini.

"Isaa, Asya bosan!" adunya saat panggilan telah di angkat.

"Vc aja kuy."

Setelah mengatakan itu, Risa langsung mengubah panggilannya menjadi video call. Di sana, tampak Risa yang tengah berbaring di atas sofa yang menampilkan ruang keluarganya. Asya mengedarkan pandangannya pada ponsel miliknya. "Isa sendiri di rumah?"

"Nggak. Nih nyokap gue ada di samping," ucap Risa dan memperlihatkan Zara yang tengah asik menonton drakor di televisi.

"Tante Zara serius banget nontonnya," kekeh Asya.

"Biasalah."

Belum sempat Asya menjawab, suara sahutan dari lantai bawah berhasil mengalihkan perhatiannya.

"ASYAA, TURUN. MAKAN DULU," teriak Mel dari lantai bawah.

"BENTAR, MI."

"GAK ADA BENTAR, SEKARANG ASYA."

"ASTAGAA, IYA MAMI," sahut Asya mendengus kesal.

"Bentar lagi aja lanjut nelfonnya. Noh, di suruh makan lo. Jangan telat lagi kayak biasa."

"Iya-iya. Nggak Mami, nggak Papi, nggak Isa, sama aja. sama-sama ceramahin Asya!"

"Ck, makanya jangan nakal jadi anak."

Asya yang mendengar itu mendengus tak terima. "Asya gak nakal, ya. Isa aja yang nakal. Udah deh, Asya mau makan, dadah."

Setelah itu, Asya langsung mematikan sambungannya dan meletakkan ponselnya di sembarang tempat. Ia berjalan turun menuju ruang makan. Setelah tiba, ia sedikit mengedarkan pandangannya.

"Abang Kis mana, Mi?" tanya Asya dan mengambil duduk di salah satu kursi.

Mel yang sibuk menyiapkan piring beralih menatap ke arah sumber suara. Memang, beberapa tahun yang lalu, baik Devan dan juga Mel sudah tak menyewa asisten rumah. Satu alasan yang sangat jelas, saat di mana usia Asya yang masih berumur enam tahun, Devan menyewa salah seorang asisten tambahan untuk mengurus rumahnya.

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang