Asya terus mengekor di belakang tubuh Kris. Ia mengikutinya mulai dari kamar, dapur, perpustakaan, ruang kerja Devan, taman, bahkan sampai ke kamar mandi. Ia terus merengek di belakang Kris, menarik ujung bajunya dan terus memohon.
Seperti saat ini, Kris baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan terkejut mendapati Asya yang sedang duduk di lantai tepat di depan pintu kamar mandinya sambil memohon, bahkan tangannya dia satukan.
Tanpa rasa kasihan, Kris mengabaikan Asya dan berjalan menuju meja belajar. Asya bangkit dan langsung menarik tangan Kris, menggoyangkan layaknya anak kecil.
"Bang Kis, please," pintanya lagi, matanya mengerjap menatap Kris yang lebih tinggi darinya.
Asya dapat mendengar suara hembusan napas kasar dari Kris, tapi itu sama sekali tak membuatnya putus asa. Ia berpindah tempat dan menarik kepala Kris agar menatapnya.
"Satu kali aja. Pokoknya ini yang terakhir," mohon Asya, tangannya masih bertengger di rahang Kris dan menatapnya dengan wajah memelas andalannya.
Kris menyingkirkan tangan Asya dari wajahnya dan melanjutkan mengambil bukunya.
"Bang Kis masa tega sama Asya?"
Kris berbalik sekilas, menatap Adiknya itu sebentar lalu melanjutkan kembali aktifitasnya.
"Bang Kis, kata Mami, kalau di ajak ngomong itu di jawab, jangan di diamin aja."
Aktifitas Kris kembali terhenti, ia menatap Asya dan kembali menghembuskan napasnya. Mood-nya hari ini benar-benar berantakan. "Tega."
Asya yang mendengar itu menutup mulutnya tak percaya. "Sriuslhy? Demi jenggotnya Pak Ladhu Shing, Bang Kis tegha, tegha sekhali," ucap Asya mendramatisir.
"Minggir."
Asya sedikit berjalan dan kembali menempel pada Kris, memegang ujung bajunya dan sedikit menariknya. Bibirnya sedikit ia majukan, bahkan matanya sudah mulai memanas karena di tolak terus oleh Kris.
"Bang Kis, ayo. Nanti Asya telat," ucap Asya memelas.
"Kris, Kis, Isti," panggil Asya, tangannya beralih mencolek pipi Kris dan itu masih dengan wajah memelasnya.
Merasa lelah membujuk Kris, Asya beralih berjalan maju dan berdiri berhadapan dengan Kris. Posisi mereka saat ini sudah berada di luar kamar menuju ruang keluarga. Asya terus memperhatikan Kris dari depan dengan wajah memelasnya dan berjalan mundur.
Kris yang melihat itu tak mau ambil pusing, ia terus berjalan ke depan.
"Bang Kis, satu kali aja ya. Asya mohon," ucap Asya. Ia terus saja berjalan mundur dengan tangan yang memohon pada Kris.
"Asya udah putus asa banget ini, masa Bang Kis tega sih? Bang Kis kan jadwalnya siang, jadi boleh ya. Ini yang terakhir kali deh, janji!"
Asya terus berceloteh tak jelas di hadapan Kris. Sedangkan Kris yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya tak habis fikir. Adiknya ini mirip sekali Ratu drama. Memanggilnya jika membutuhkan sesuatu, selebihnya di acuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARASYA [END]
Teen FictionSequel of DEVAMEL Singkat saja, ini sebuah kesedihan yang tertunda. Kisah tentang seorang Dhea Tarasya Leander, gadis cantik, imut dan juga pintar. Tapi di balik itu semua, ia memiliki sifat yang childish, egois, dingin dan juga bodo amat dalam seke...