ASYA | SAKA
***
Plak!
"Satu!"
Hening beberapa saat, hingga ....
Plak!
"Dua."
Asya, gadis itu menggaruk tangannya beberapa kali. "Ihh, nyamuk banyak banget," gerutunya.
Pandangan gadis itu beralih pada jam yang bertengger di tangannya. Pukul empat sore. Ia menghembuskan napasnya kasar. Sudah lebih setengah jam ia menunggu, tapi Saka belum muncul juga.
Asya menatap kursi di sebelahnya yang kosong lalu menatap danau di hadapannya. Pandangannya kembali ia edarkan pada sekitarnya yang tampak sepi.
Hanya dia sendiri, seperti orang bodoh yang duduk merenung di kursi tepat di sisi danau.
"Apa Asya pulang aja, ya?" gumamnya saat menatap langit yang perlahan mendung. Tak ada lagi Matahari sore yang menampakkan cahaya terangnya. "Akh, nggak-nggak! Nanti Saka udah ke sini, terus Asya pergi gimana? Kasian Saka," lirihnya.
Tangan yang tadinya sibuk menggaruk tangan yang lainnya akibat gigitan nyamuk kini meraih ponsel yang terletak di dalam tas yang dia gunakan. Tubuhnya tiba-tiba meremang saat angin di situ menyentuh permukaan kulitnya. Dingin, itulah yang gadis itu rasakan.
Fokusnya kembali ia alihkan pada ponsel di genggamannya. Lebih memilih untuk menghubungi Saka di banding menunggu tak jelas seperti sekarang ini.
Beberapa menit menunggu, akhirnya panggilannya di angkat.
"Saka kok lama?! Asya udah capek nunggunya!" cerocosnya tanpa basa-basi.
Saka yang berada di seberang sana kini menyugar rambutnya kebelakang, bibirnya ia tipiskan bersamaan dengan angin yang berhembus kuat dengan air yang secara derasnya turun. "Lo masih di situ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TARASYA [END]
Teen FictionSequel of DEVAMEL Singkat saja, ini sebuah kesedihan yang tertunda. Kisah tentang seorang Dhea Tarasya Leander, gadis cantik, imut dan juga pintar. Tapi di balik itu semua, ia memiliki sifat yang childish, egois, dingin dan juga bodo amat dalam seke...