[53] Shocking Arrival

6.5K 428 272
                                    

Bismillah.

-TARASYA-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TARASYA-

****

Saka menutup pintu kamarnya, laki-laki itu berjalan gontai masuk ke dalam. Dengan secara asal, ia melempar tas kecil, ponsel, dan juga raportnya hingga mendarat di kasur. Sedangkan dirinya berjalan menuju kamar mandi.

Setelah berada di dalam, ia melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Tangannya bergerak dan menyalakan shower yang berada di atasnya, sehingga air dingin tersebut langsung mengenai seluruh badannya. Dirinya hanya termenung di bawah guyuran air, selama beberapa menit, ia menyandarkan kepalanya pada dinding kaca di hadapannya.

Cukup lama ia terdiam bak patung. Setelah sedikit mendinginkan kepalanya, ia memulai ritual mandinya.

Tak butuh waktu lama, ia berjalan keluar kamar mandi dengan handuk yang masih melilit tubuhnya. Rambutnya yang basah masih menitikkan air sisa sehabis keramas. Aroma mas kulin sehabis lelaki itu mandi bahkan masih sangat tercium.

Saka berjalan menuju cermin yang terdapat di kamarnya. Di tatapnya pantulan dirinya sendiri.

Pandangannya sejenak berhenti pada bagian perutnya, bukan memperhatikan perutnya yang sixpack, melainkan bekas goresan waktu itu, masih tertera jelas. Ia sedikit berbalik guna melihat pantulan punggungnya di cermin. Syukurlah, bekas kemerahan itu sudah mulai menghilang.

Lagi dan lagi, ia terdiam dengan pikiran yang tak tertentu. Dan sialnya, ia malah memikirkan kejadian tadi di taman.

Entahlah, mengapa ia malah berkata demikian pada Asya. Ia hanya mengatakan apa yang ingin keluar dari mulutnya.

"SAKA!"

Saka tiba-tiba memejamkan matanya saat mendengar suara teriakan yang berada tepat di belakangnya. Lamunannya tiba-tiba di buat buyar.

Ia lantas berbalik dan menatap pria di hadapannya dengan tatapan datar. Tak sopan sekali masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu! Pikirnya.

Ya, meskipun pria itu adalah Papanya. Ia tetap tak suka ada yang mengusiknya.

"Bangga kamu dapat peringkat dua?!"

Raut wajah Saka yang tadinya tampak bingung, kini berubah datar. "Lebih dari bangga."

"Kamu-"

"Papa mending keluar. Masalah nilai bahasnya sebentar. Saka mau istirahat," potongnya cepat. Persetan sopan santun, ia mulai muak sekarang.

Bara berjalan mendekati putranya, di tatapnya laki-laki tersebut dengan tatapan yang sulit di jabarkan. "Kamu tau kan akibat jika nilai kamu menurun?"

Saka hanya mengangguk sebagai jawaban. Dirinya sangat tahu akan hal itu. Dan sekarang, ia sangat kecewa dengan nilai yang di dapatkannya.

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang