Halo!
Aku up-nya kelamaan gasih? Menurutku sih, nggak😌
Please, sebelum baca vote dulu biar gak kelupaan. Vote dan komen sangat di perlukan.
Oke, selamat membaca!
☘☘☘
Sudah dua hari berjalan, dan selama itu pula Asya sama sekali belum melihat keberadaan Saka. Apakah ini karena dia yang terlalu berkata kasar hari itu? Apakah mungkin perkataannya membuat Saka benar-benar menjauhinya?
Tapi maksud Asya bukan seperti itu.
Demi apa pun, ia ingin Saka datang kepadanya, meminta maaf secara baik-baik, dan menjelaskan semuanya sedetail mungkin.
Hanya itu yang dia inginkan dari Saka. Akan tetapi lelaki itu ternyata tak melakukan hal tersebut.
Atau kah ... dia masih terbaring di rumah sakit?
Asya menjatuhkan kepalanya di atas bantal saking bingungnya. Fikirannya benar-benar tak bisa di ajak kerja sama.
"Asya harus minta solusi ke Papi!" putusnya dengan memantapkan hatinya.
Gadis itu melempar bantalnya secara asal dan berlari keluar mencari keberadaan Papinya.
Bruk!
"Ahk!"
"Astaga, Non Asya." Dengan panik, Bi Nina membantu Asya untuk bangun dari acara jatuhnya. "Astaga, Non. Kepalanya...."
Asya meraba kepalanya sendiri. Cara jatuhnya sungguh memalukan. "Kepala Asya gak apa-apa. Pantat Asya yang sakit," adunya dengan tampang cemberut.
"Maaf, Non. Bibi gak sengaja. Bibi lupa pasang tanda lantai licin sehabis di pel. Jangan aduin Bibi ke Tuan, ya, Non. Bibi belum mau di pecat."
Asya bangkit dan mengelus bokongnya yang terasa nyeri. "Asya bukan tukang ngadu, ihh!"
"Ma... Maksud Bibi bukan gitu, Non."
Asya lantas melebarkan senyumnya. "Udah gak sakit sekarang. Bibi gak usah khawatir. Nanti Papi naikin gaji Bibi deh."
"Maksud, Non Asya?"
"Papi dimana?" Bukannya menjawab, ia malah bertanya balik.
"Lagi di tempat main badminton bareng Den Kris."
Asya mangguk-mangguk. "Makasii, Bi. Dadah."
"Astaga, Non. Jangan lari, nanti jatuh lagi."
☘☘☘
Asya masuk kelapangan badminton yang berada di rumahnya. Matanya dengan jeli menatap kedua orang yang tampak santai meminum sebuah minuman sehabis bermain. Tampak dari keringat yang terdapat pada tubuh kedua orang tersebut.
Asya lantas berlari mendekati Papinya.
"PAPIII!"
"Uhuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TARASYA [END]
Teen FictionSequel of DEVAMEL Singkat saja, ini sebuah kesedihan yang tertunda. Kisah tentang seorang Dhea Tarasya Leander, gadis cantik, imut dan juga pintar. Tapi di balik itu semua, ia memiliki sifat yang childish, egois, dingin dan juga bodo amat dalam seke...