[36] Flashback Memories

5.7K 391 730
                                    

2007

Seorang gadis kecil dengan umur yang berkisaran empat tahun itu kini berdiri di luar gerbang rumahnya. Mata polosnya menorobos masuk ke dalam sebuah kamar lantai dua yang terdapat tepat di hadapan rumahnya.

Sedangkan di dalam rumah itu, lebih tepatnya di dalam kamar tersebut ada seorang anak laki-laki dengan usia yang baru menginjak lima tahun. Netranya juga menatap memicing seorang gadis kecil yang tengah memegang balonnya di sana.

Lama dalam keadaan tatap menatap seperti itu, gadis itu lebih dulu bergidik ngeri lalu berkata, "Hih, ada hantunya." Sambil menunjuk anak laki-laki tersebut.

"Itu, Pah." Seorang anak laki-laki lainnya datang dengan menunjuk tepat di hadapan wajah anak gadis tersebut. "Dia ngambil balon, Zan."

"Kamu lagi?" ujar pria tersebut.

Anak kecil itu mendongak, lantas menggeleng kuat. "Nggak, ihh. Ini punya Asya, dia bohong. Dia yang ambil balon Asya tadi," ucap gadis tersebut membela diri, kakinya otomatis melangkah mundur.

"Papa ... Itu balon Zan." Anak laki-laki itu maju selangkah dan merampas balon di tangan anak gadis tersebut. "Punya, Zan!"

"Punya Asya, ihh!"

Bruk!

"Punya, Zan!" Dengan entengnya, anak laki-laki itu mendorong tubuh Asya hingga tersungkur di aspal jalan.

"Zuan! Jangan kasar," peringat sang Papa. Pria itu membantu anak gadis itu berdiri, setelah berdiri, barulah dirinya menjauh dari anak gadis tersebut. "Kita pulang, nanti Papa beliin balon buat kamu."

Anak laki-laki tersebut berhenti sejenak saat tangannya di tarik oleh Papanya, matanya menatap Asya tajam bak elang yang ingin menghabisi mangsanya. "Awas aja, nanti Zan balas!"

"Asya aduin Papi, ihh! PAPIII!"

Setelahnya, gadis kecil itu dapat menangkap tatapan pria tersebut menatap memicing ke rumahnya kemudian menatapnya juga, hal itu mampu membuat gadis kecil itu bungkam.

"Huaaa, Papii!" Melihat orang tersebut telah pergi, gadis itu berlari masuk ke dalam rumahnya dengan tangis yang mulai pecah.

Seorang anak laki-laki yang sedari tadi menatap kejadian di hadapan rumahnya, tersenyum lucu. "Dia cengeng."

***

Namanya Asya, gadis kecil itu berlari turun melalui beberapa anak tangga dengan rambut acakan khas bangun tidurnya. Jangan lupakan sendal dengan motif boneka domba dan juga baju motif sapi berwarna pink.

"Mamii, Bang Kis mana?" Dengan suara cemprengnya, anak kecil itu bertanya.

"Loh, Bang Kris kan sudah berangkat sekolah, sayang."

"Yah, Asya gak bisa nitip jajan di sekolah Bang Kis, dong."

"Besok aja, kan besok Kakak masih masuk sekolah." Mel, Mami dari Asya mengusap wajah anaknya yang masih terdapat bekas ileran di sudut bibirnya.

"Papi mana?"

"Di rumah depan."

"Asya mau ke Papi."

Belum sempat Maminya menjawab, anak kecil itu sudah berlari keluar. "Asya, mandi dulu. Kamu baru bangun tidur, nanti dikiranya bau."

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang