📽. 21

3.7K 849 158
                                    

Nasi goreng yang barusan diangetin Alda udah jadi. Setelah menaruhnya di piring, cewek itu segera mengambil duduk di tempat terjauh dari yang saat ini Jake tempati. Padahal meja makannya juga ga gede-gede amat, tapi tetep Alda harus waspada!

Cewek itupun makan dengan pelan, sebisa mungkin nggak menimbulkan suara nyaring. Selain udah malem, Alda itu juga takut ngeganggu Jake yang keliatan serius banget liatin hape.

Tapi ditengah acara makannya, cewek itu hampir dibuat terjungkal tatkala Jake meletakan hapenya dengan cukup keras ke atas meja. Jadi kaya dibanting gitu guys. Mang anak kaga ada akhlak ye.

Itupun Alda dalam hati udah ngabsen kebun binatang. Sialan untung nggak copot ini jantung.

Ya bayangin di rumah gede yang sangat sepi sunyi ini, mana udah mau tengah malem, tiba-tiba ada suara brak, apa nggak jantungan.

Menyadari Alda ngelirik ke arahnya, Jake balik liatin.

"Ape?"

Alda sontak ngangkat alis. Bingung dia.

"Apa liat-liat?"

Kaya judul lagunya Olivia Rodrigo, Alda langsung keinget kejadian es kelapa. Tapi karena nggak mau terang-terangan dikira lagi liatin Jake, maka cewek itu berkilah secepatnya. "Di kepala lo ada cicak."

Which is bikin Jake langsung berdiri panik dan ngacak-ngacak rambutnya kesetanan. "Mana anjir?!" ujarnya setelah mengacak rambutnya beberapa kali tapi nggak menemukan apapun. Malah jadi berantakan.

Buset jadi cakep.

Kalo gini kan Alda jadi nyesel sama celetukannya sendiri. Harusnya tadi dia bilang yang lain ajalah, misal di idung lo ada upil Jake. Nah, kan bisa ditebak abis itu Jake bakal malu terus pergi.

Bukan malah bikin jantung dugun-dugun begini. Serius deh, Alda nyesel.

Coba mana tombol balik ke masa lalu. Mau mencet.

"Udah terbang."

Otomatis Jake memasang wajah aneh. "Lo pikir cicak punya sayap?"

"Siluman kayanya."

Makin ngadi-ngadi aja ni bocah kalo lagi deg-degan. Untung Jake nggak memperpanjang masalah cicak, cuma menghela napas. Mengcapek.

Berikutnya Jake terlihat masuk ke dapur. Entah apa yang cowok itu lakukan tapi suara kerincing-kerincing mengerikan yang mendadak bikin bulu kuduk Alda berdiri sukses menghadirkan rasa cemas.

Jake lagi milih pisau?

Perasaan cemasnya makin bertambah ketika bener aja Jake keluar dari dapur bawa pisau yang cukup tajam. Alda tau karena pernah disuruh motongin sayur pake itu.

Dan yang lebih bikin keringat dingin sukses mengalir adalah cowok itu megang pisau sambil natap serius kearahnya.

Alamak, janjangan gue mau dibikin sop?

"L-lo ngapain...?"

"Menurut lo?" tanyanya dingin. Jake masih intens liatin Alda, kali ini dari bawah ke atas. Terus ke piring nasgornya yang ludes.

Cowok itu mendekat, sampai tiba persis di depan Alda yang membeku nggak bisa gerak. Pisaunya diletakan amat sangat pelan di atas meja persis depan Alda biar nggak berbunyi nyaring.

Dan yang bikin deg-degan level dewa, Jake menyandarkan tangannya di atas meja dan satu tangan lainnya di belakang kursi Alda dengan tatapan lurus menatap lawan bicaranya yang membisu.

"Ja—"

"Lo kenapa jauhin gue?"

"H-hah?" Alda kaget, tapi berikutnya cewek itu menunduk. Takut banget Jake liatinnya kaya mafia nginterogasi mangsanya.

"Lo udah nggak mau gue anter?"

"Bukannya lo juga?"

"Gue? Mana ada." Jake terkekeh sinis.

"Gatau."

"Iyakan? Lo jauhin gue?"

"Engga."

"Gue selalu tanya bunda kapan gue bakal nganter lo lagi? Tapi katanya lo udah nggak mau. Kenapa?"

"Karna lo udah punya pacar." jawab Alda terus berdiri, mengambil piring dan gelas bekas miliknya lantas menerobos Jake yang mendadak diam.

Karena Alda nggak mau nambahin kerjaan mbak Juma pagi-pagi, cewek itupun sekalian mencucinya sebelum ke atas pergi tidur. Tapi baru aja mau nyalain keran air, ada tangan lain yang lebih dulu menutupnya.

"Siapa yang bilang ke lo?" cowok itu berdiri di sebelah Alda dengan tatapan lebih tajam dari tadi. Dilihat rahangnya juga ikut mengeras. Dih kenapa ni bocah?

"Ada."

"Iya, siapa?"

"Orang."

Jake mencoba mengatur emosinya yang siap meledak, cowok itu menarik pergelangan tangan Alda yang lagi dibasahi pake air dan menatap cewek itu serius.

"Besok kita ngobrol lagi. Sekarang gue ada urusan."

"Kalo gamau?"

"Gue cium lo sekarang."

"Heh!!"

"Iya apa engga."

"Iye dah."

"Iya gue cium?" tanya cowok itu lagi.

Alda melotot ngeri. "Iye ngobrolnya jamal!"

"Ok." balas Jake plus smirknya. Cowok itupun meninggalkan dapur dan pergi dari sana setelah mengambil pisau di meja.

"Lo mau ngapain bawa pisau heh?!!"

Nggak lama setelah diteriaki, Jake balik lagi, kali ini dengan leather jaket hitam dan pisau yang udah terbungkus.

"Kak Rose malem ini nggak pulang. Lo abis ini langsung ke atas, kunci pintu, tidur!"

"Lo mau kemana?"

"Iya dulu!"

"Iya."

"Bagus, gue mau balapan soalnya."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

aku tuh bingung ya, ni cerita
padahal kaga seru-seru amat,
tapi yang baca sampe 50ribu?

gaa abis thinking 🤔🥴
coba sini bisikin aku apa
yang bikin kalian betah?

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang