Pertama buka mata, hal pertama yang Alda liat adalah Jake tidur selonjor di sofa yang tersedia.
Sebenernya males liat mukanya, yang diharapin waktu pertama buka mata sih, cowok ganteng kayak ji chang wook gitu, tapi karena Alda hidup di dunia nyata, alangkah baiknya mari kita buang jauh-jauh pikiran halu tadi.
Cewek itu bisa merasakan tenggorokannya kering dan berniat mengambil gelas air di atas nakas. Tapi karena kepalanya masih agak kagok setelah tidur berjam-jam, Alda menyerah karena nggak mau membuat drama dengan acara menjatuhkan gelas.
Menggunakan cara lain, Alda meraih pulpen yang kebetulan cukup mampu dijangkau. Setelah memfokuskan diri, cewek itu segera melempar pulpen dengan harapan tepat sasaran.
Tak!
Yes kena!
Tapi sialnya yang barusan ia lempar pulpen nggak kunjung membuka mata. Alda mendengus, berusaha mencari cara kedua, cewek itu dibuat kesal bing-bing saat nggak ada hal yang bisa dilakukan selain menunggu orang lain dateng dan dimintai tolong mengambilkan minum.
Beberapa menit Alda diam dengan sesekali mengecap lidah yang terasa pahit. Yang namanya rejeki anak soleh, nggak berselang lama pintu ruang inap terbuka. Cewek itu tanpa sadar tersenyum saat mendapati Rose dengan kresek putih berisi entah apa.
"Eh kamu udah bangun?" buru-buru Rose menghampiri Alda setelah meletakkan barangnya di meja depan tempat Jake berbaring.
"Kak? Boleh minta tolong ambilin minum?" pintanya dengan suara pelan. Untung Rose nggak budek dan langsung mengambil gelas air yang sedari tadi coba Alda raih.
"Ini, minumnya pelan-pelan aja." katanya sambil membantu Alda minum karena sebelah tangan cewek itu luka dan diinfus.
Setelah tenggorokan kembali terasa nyaman, Alda bernapas lega. Untung aja Rose dateng, kalau enggak dia bisa kena dehidrasi season 2.
"Mendingan?"
Alda mengangguk.
"Mau dipanggilin dokter nggak?" tanya cewek berambut pirang itu.
"Nggak usah kak, aku pengen merem lagi, hehe."
"Oh yaudah, kalo gitu kamu istirahat lagi aja. Nanti makan kalo udah bangun ya?"
Diperhatikan sedemikian rupa sejujurnya bikin hati Alda tercubit. Biasanya, kalau cewek itu sedang sakit, mamanya akan sangat memperhatikannya tanpa terlewat sedikitpun untuk memastikan anaknya bisa sembuh dengan cepat.
Tapi saat ini, keinginan itu cuma sekedar angan-angan.
Setelah Alda kembali terlelap, Jake kebangun.
Cowok berkaos abu-abu itu menguap lebar sebelum mengalihkan pandangan ke tempat Alda tidur. "Masih belom bangun?" gumam Jake sebelum menyadari ada orang lain juga yang ada di kamar ini baru aja keluar kamar mandi.
"Lah kaga jodoh."
"Apa?" sahut Jake waktu lihat Rose keluar kamar mandi dengan kaki basah.
"Alda barusan tidur lagi, eh lo bangun."
Mata Jake mendadak terbuka lebar. "Udah bangun dia?"
Rose mengangguk.
"Kok nggak bangunin gue??" mengubah posisinya jadi duduk, Jake merapikan rambutnya yang berantakan dengan asal.
"Lo kebo sih."
Kemudian pandangan cowok itu jatuh kearah pulpen yang nggak sengaja keinjek. "Huh." keluh Jake waktu sadar bahwa mimpinya ketimpuk tai kucing tadi merupakan penyesuaian kejadian kalau di dunia nyata dia ternyata ditimpuk pulpen.
"Ini lo yang lempar?" Jake mengacungkan pulpennya ke udara biar bisa dilihat Rose.
"Nggak. Tapi kayanya Alda, tadi dia haus."
"Masa?" tanya cowok itu curiga.
"Ya entar tanya aja sendiri." kesal Rose sambil memainkan ponselnya.
Jake melirik cewek yang tengah berbaring di brankar itu sambil mengarah kamar mandi. Cuci muka cuci kaki biar keliatan seger dan nggak bau iler.
Tapi begitu membuka pintu kamar mandi, Jake refleks menjerit saat mendapati makhluk kecil berwarna coklat menempel persis di ujung jempolnya.
"AAAAA KECOA!"
Rose yang kaget sontak menegakkan badan, cewek itu nggak langsung ngomelin Jake tapi berdiri nyamperin Alda yang ternyata juga ikutan bangun akibat teriakan cowok itu.
"Kaget ya?" tanya Rose yang sebenernya nggak perlu jawaban.
Setelah menyodorkan gelas air tanpa diminta, cewek berusia 24 tahun itu memutar badan buat ngasi pelajaran ke Jake yang lagi ngibasin kaki tempat kecoanya nemplok.
"Lo bisa gasih gak bikin rusuh sehari?!" terlanjur kesal, Rose menjewer telinga adiknya yang disahut ringisan minta ampun.
"Aduh aduh lepasin!!"
"Minta maaf gak?! Liat tuh teriakan lo bangunin Alda."
Aksi protes beserta usaha melepaskan diri yang dilakukan Jake seketika berhenti. Dengan wajah kegep, cowok itu menolehkan kepala menatap Alda yang juga lagi liatin dia sambil nahan ketawa.
Sialan.
Mau ditaro dimana harga diri Jake kalau ternyata cowok sekece dia takut kecoa?
***
heh kok pada rame ngeledekin
gue ini gmn yach 👁👄👁btw mutualan ig sm aku yu?
(((ksian tida punya friend)))
boleh personal/fan acc ato
dua duanya juga oke hwhw