📽. 47

835 168 12
                                    

"Jadi nih si Jay udah dapet hidayah?"

Meja kotak berisi lima orang itu kini berfokus membahas oknum problematik yang sempat membuat mereka was-was.

"Nggak tau sih..." jawab Alda, sebenernya dia juga agak ragu mengetahui pengirim bunganya adalah Jay.

Pandangan Ej jatuh kearah Jake yang sedari tadi merhatiin bestie jaman smpnya tersebut. "Heh!" panggilnya dengan mengetuk meja bagian depan Jake.

"Hah?!" Jake yang digebrak tiba-tiba menjadi gelagapan. "Apaan?"

"Lo tau kabar terbarunya Jay?"

Jake menggeleng. "Nggak ngurusin,"

Ej memutar bola matanya malas.

"Tapi terakhir denger sih dia balik ke Amrik." lanjut Jake sebelum menyedot minuman berperisa jeruk di depannya.

"Trus lo sama cewe lo?"

Byur!

Minuman yang hampir tertelan itu menyembur tanpa sengaja begitu mendengar penuturan Ej yang ditujukkan padanya.

"Ce-cewe apaan dah,"

Di tempat duduknya, Alda berusaha buat nggak ketawa dengan mengedarkan pandangan ke segala arah sampai matanya mendapati Taehyun tengah melipat bibir yang hampir tersungging lebar.

"Mulutnya!" bisik Reya sambil menggeplak lengan Ej di sampingnya.

Tapi cowok itu masih dengan pendiriannya melontarkan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan kepada Jake. "Yang itu,"

"Udah kelar, dia mau pindah."

"Kemana?" sahut Alda yang ikut kepo.

Jake mengedikkan bahu. "Gatau,"

"Lo juga Al." tiba-tiba Ej memandang Alda keki.

"Dih kenapa jadi ke gue?!"

"Lemah banget dikasi coklat luluh."

Alda melotot. Ucapan Taehyun emang bercanda, tapi tetep aja nyebelin kalau di denger, mana nyerempet fakta kan jadi dongkol.

"Dih,"

Melihat itu Ej tertawa, "Gapapa lah Hyun, itung-itung salam perpisahan. Yakan Al?" goda cowok itu sengaja.

Reya yang sudah tau kemana arah pembicaraan pacarnya itu refleks mencubit sang empu agar diam karena nggak semua orang di meja tau kebenarannya.

"Siapa yang mau pisah?" Jake menaikkan alis menatap Alda dan Ej bergantian. Sementara Alda berusaha menghindari tatapan cowok itu sambil mencari-cari topik lain untuk mengalihkan.

"Eh abis ini pada mau nyobain semua wahana ga?" seru Reya berusaha menyelamatkan Alda dari kehilangan kata-katanya.

"Gila lo semua? Tenaga badak kali," kata Taehyun menggeleng-gelengkan kepala.

"Dih bilang aja cupu,"

"Siapa takut."

Lantas pembicaraan pun terhenti saat seorang pramusaji datang membawa makanan yang mereka pesan, sambil sesekali meributkan kulit ayam Taehyun yang menganggur tak tersentuh.

Acara makan dadakan itu bermula karena Ej mengeluh lapar padahal mereka hendak pergi ke taman bermain. Ya daripada pingsan di tengah jalan, cowok itu menyeret yang lain ke restoran cepat saji lebih dulu.

Taehyun benar-benar menjalani taruhan yang di buat Reya untuk membuktikan bahwa dirinya nggak cupu seperti yang dibilang, tapi ya tetep aja, di akhir aja Taehyun bahkan udah kaya kucing sisa satu nyawa karena Ej menyerah di wahana ketiga.

Cewek itu antara lagi kebanyakan energi apa mau ngerjain temennya yang pasti cuma bisa ketawa ngeledek. Sisa Alda dan Jake yang masih biasa-biasa aja walau ada beberapa wahana mereka nggak mau ikut dan jadi penonton.

Kemudian hanya tersisa beberapa wahana dan dua cowok tak bertenaga itu mengatakan bahwa udah nggak sanggup lagi buat jalan memutuskan istirahat.

"Yah yaudah deh gue jagain mereka aja, lo berdua kalo masi mau main duluan aja. Ntar ketemu disini lagi oke."

Alda sebenernya mau ikut duduk aja soalnya capek, tapi sebelum itu terjadi Jake udah menariknya menuju bianglala raksasa yang menyala cantik.

"Anjir gue capek."

"Kan cuma duduk-duduk juga ini."

Pasrah mengikuti kemauan Jake, keduanya berhasil duduk di salah satu gerbong setelah membeli tiket. Tak lama bianglala bergerak perlahan membawa Alda menikmati pemandangan taman bermain dari atas.

Tampak menakjubkan dengan lampu warna-warni yang menghiasi tempat tersebut, Alda bisa merasakan tubuhnya sedikit bergetar karena ketinggian.

Lalu tanpa disangka, tiba-tiba cewek itu merasakan sesuatu yang hangat melingkupi jemarinya. "Lo takut tinggi?"

Alda menoleh dengan gugup. "Enggak sih..."

"Tapi badan lo geter."

"Oh hehe, iya dikit." kata cewek itu agak malu. Berusaha menutupi sensasi hangat yang menjalar di sekitar pipinya. Untung diatas sini nggak begitu terang.

"Al."

"Kenapa?"

"Gue tau gue sering bikin lo kesel,"

"Hah?"

Jake menunduk, menatap genggaman tangan keduanya sambil sesekali mengelus punggung tangan cewek di depannya pelan dengan ibu jari. "Tapi nggak bisa dipungkiri juga, beberapa hal itu gue lakuin secara sengaja."

"Ye nyebelin."

Cowok itu terkekeh. "Karna gue suka sama lo."

Alda terdiam.

Pengakuan Jake membuat perasaan kaget dan malu senantiasa mengiringi reaksi tubuhnya. Cewek itu nggak punya kata-kata untuk dilontarkan hingga beberapa menit hanya terjadi keheningan.

"Gue nggak bercanda sih Al. Tapi kalo boleh agak nggak tau diri..." Jake menjeda ucapannya untuk menarik napas. "Apa gue boleh minta waktu lo seumur hidup?"

"Jake,"

Jake menggeleng-gelengkan kepala berusaha mengganti kata-katanya menjadi lebih masuk akal. "Lo mau jadi pacar gue?"

"Jake,"

"Mau apa nggak?"

"Besok gue pergi."

Tatapan Jake melemah. Pernyataannya barus nggak mendapat jawaban karena Alda mengubahnya ke hal yang lebih mengejutkan.

"Kemana?"

"Canada."

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang